16. Sellina

40 20 24
                                    

⚠️ Hati-hati Typo bertebaran ⚠️

***

_Happy reading_

***

Saat ini Sellina sedang sibuk-sibuknya mencari pekerjaan, ternyata kemarin dia benar tidak sedang bermimpi. Di acara kelulusan kemarin dia tertusuk oleh pisau tajam, yang tadinya akan diarahkan kearah Samudra.

Namun, karena dia melihat hal tersebut naluri sebagai sesama manusia harus saling menolong dan akhirnya dia menolong samudra walaupun dia yang harus terkena pisau tersebut.

"Sesusah itu mencari sebuah pekerjaan" Sellina menghela nafas lelah setelah duduk disalah satu bangku yang berada di sebuah taman.

"Ijazahku hanya lulusan sekolah menengah atas, mana mungkin aku menemukan pekerjaan secepat itu" kemudian gadis itu menengadahkan kepalanya ke atas.

"Entah siapapun yang akan datang suatu saat nanti, tolong berikan aku sebuah kebahagian. Dan aku akan membalas serta menghormati orang tersebut" gumamnya pada diri sendiri.

Sellina memejamkan matanya sejenak, menikmati semilir angin yang berhembus di taman tersebut. Dia memegang perutnya yang terasa begitu lapar.

Dia merogoh saku roknya, dan nihil tak ada dompet di sakunya. Gadis itu lupa membawa dompetnya, dia meninggalkan dompetnya di nakas samping tempat tidurnya.

"Lapar, namun uangku tidak terbawa" gumam Sellina cukup nelangsa.

Sudah seharian mencari pekerjaan dan akhirnya malah gagal. Eh sekarang dia sangat lapar, namun dompetnya tidak terbawa.

Dia membayar angkutan umum tadi dengan uang yang dia simpan disaku kemejanya. Namun, bodohnya dia mengapa saat itu dia tidak mencoba merogoh saku roknya.

"Sial sekali hari ini" gumam Sellina meratapi nasibnya yang malang itu.

°°°

"Bagaimana, kau sudah tahu keberadaan gadisku?" Tanya seorang pria duduk singgasananya.

"Ya aku sudah menemukan gadis mu, dia sangat cantik ternyata" ujar pria lainnya dengan nada beranda.

Pria yang duduk itu menatap wajah temannya sekaligus tangan kanannya itu dengan dingin. "Sepertinya pekerjaan mu masih kurang ternyata".

Setelah mendengar ucapan tersebut, pria yang ada didepannya itu seketika membelalakkan matanya. Haid salah bicara aku. Batin pria itu menatap sang junjungan dengan mata melasnya.

"Keluarlah" usir pria yang berada di singgasana itu.

Tanpa berkata apapun kembali, tangan kanannya itu segera pergi. Jika tidak entah nyawanya besok akan utuh atau tidak. Memang junjungannya ini sangatlah kejam, padahal dia hanya bercanda tadi tetapi malah dimasukkan kedalam hati.

***

"Lelah sekali" gumam Sellina kembali berjalan untuk kembali ke kosannya.

Dia akan kembali lagi untuk mencari pekerjaan besok, hari ini dia sudah lelah dan juga lapar. Gadis itu akan langsung tidur jika sudah sampai di rumah, tapi dia akan membersihkan diri terlebih dahulu.

"Konyol sekali hidupku ini, dari kecil tidak ada kebahagiaan yang datang menghampiri" gumam Sellina disepanjang jalan.

Sedangkan dari kejauhan terlihat seorang pria yang mengawasi Sellina, tanpa disadari oleh gadis itu. Pria itu menatap Sellina dengan pandangan yang tidak bisa terbaca.

"Sebelum mereka menjemputmu, aku akan lebih dulu membawamu pergi sayang" gumam pria itu tanpa mengalihkan pandangannya pada Sellina.

Setelah itu pria tersebut pergi menghilang begitu saja, seolah-olah memang tidak ada seorang pun yang sedari tadi di tempat tersebut. Sedangkan Sellina masih saja melamun, untungnya walaupun melamun Sellina memiliki insting yang kuat akan bahaya yang datang.

Walaupun dia tidak menyadari bahwa sedari tadi dia di ikuti oleh seorang pria tidak dikenal. Memang seolah-olah aura pira tersebut disembunyikan. Dari awal pria itu memang mengetahui jika kekuatan Sellina sebentar lagi akan meluap.

Segel yang ditekan akhirnya akan terbebas dan Sellina akan mendapatkan sebuah kejutan yang dia tidak mengerti di masa mendatang nanti.

***

______________________________

Jangan lupa vote and komentarnya ya:)

Terimakasih, bye-bye 👋🏻

SELLINA {On Going}Where stories live. Discover now