4. Sellina

91 47 8
                                    

Begitu menyakitkan tinggal
di dunia yang kejam ini

_Sellina Putri Ailie_

***

⚠️ Hati-hati Typo bertebaran ⚠️

***

_Happy reading_

***

Jam pembelajaran hari ini sudah selesai, waktunya anak-anak untuk pulang kerumahnya masing-masing.

Sedangkan Sellin kecil kini dia masih berada didalam kelasnya, suasana kelas lumayan sepi hanya tinggal 3 orang anak yang berada dikelas termasuk Sellin.

Tak lama kemudian kedua anak itu melirik sekilas Sellin, mereka menatap Sellin tajam setelahnya keluar dari kelas meninggalkan Sellin kecil sendiri.

Sellin yang ditatap seperti itupun seketika menundukkan kepalanya memilin-milin jarinya dibawah meja.

Bunda, Sellin rindu apakah bunda juga rindu Sellin?. Batin Sellin mengingat bunda panti yang dulu.

Keadaan kelas dan sekolah saat ini sudah sepi, di koridor sekolah pun suasananya terasa sangat mencekam. Tapi tidak membuat Sellin kecil takut, karena kesepian sudah menjadi temannya sejak lama.

Sampai didepan gerbang sekolah, dia melirik pos satpam dan ternyata satpam itu memperhatikannya.

"Dek kamu baru pulang?" Tanya satpam itu.

Sellin kecil menundukkan kepalanya dan mengangguk saja tidak menjawab pertanyaan pak satpam itu.

Setelah itu Sellin pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada satpam itu. Sampai satpam itu menatapnya bingung, apakah dia menakutkan sampai anak itu pergi begitu saja.

Sedangkan Sellin berlari cukup kencang sampai tidak menyadari bahwa ada batu didepannya.

Bruk...

Sellin kecil terjatuh, dia meringis dan menatap kedua lututnya yang terluka dan berdarah.

"Sakit" gumamnya.

Dia melirik sekitarnya ternyata jalan cukup sepi, dia menjadi takut. Biasanya jalan yang dilalui ini masih lumayan ramai kenapa hari ini bisa sepi.

Sellin bangkit dari duduknya, karena terjatuh tadi. Dia mengibas-ngibaskan debu yang menempel di roknya.

Dia kembali berjalan dengan sedikit pelan, luka di kedua lututnya terasa sangat sakit ketika berjalan.

Sampai di persimpangan jalan ternyata ada tiga orang dengan pakaian layaknya preman. Dengan takut-takut Sellin terus berjalan, sampai di depan ketiga preman itu.

Kenapa mereka menatapnya cukup lekat. Sampai bulu kuduknya terasa berdiri semua.

"Bos lihat ada anak kecil, tapi kenapa anak sekecil bisa mewarnai rambutnya?" Ucap salah satu preman itu.

"Wah benar bos jika dijual bisa untung banyak nih bos" ujar satunya lagi.

Sedangkan yang sedari tadi disebut bos tidak menanggapi kedua temannya, dia memperhatikan anak gadis itu dengan lekat.

"Kejar dia dan tangkap, terus kita jual" Balasnya dengan senyum yang sangat menyeramkan.

Kedua temannya ikut tersenyum, mereka mengejar. Sampai disamping Sellin, kedua preman tadi mensejajarkan tubuhnya disamping Sellin.

"Hai manis mau ikut om ngga?" Tanya salah satu dari mereka.

"Nanti kita jalan-jalan sambil jajan, tapi kalau kamu mau ikut kita" Tambah satunya.

Sellin kecil merasa sangat ketakutan, badan bergetar dan kedua matanya mulai berkaca-kaca.

Tuhan tolong Sellin. Batin Sellin kecil histeris.

Walau masih kecil, tapi pikirannya sudah dewasa. Bisa dikatakan Sellin itu dewasa sebelum waktunya.

Dia menyadari ketiga orang tadi adalah orang jahat. Jika kedua kakinya tidak sakit dia akan terus berjalan atau mungkin berlari menyelamatkan diri dari orang-orang jahat ini.

***

____________________________________

Jangan lupa vote and komennya ✨

Terimakasih, bye-bye 👋🏻

SELLINA {On Going}Where stories live. Discover now