11. Sellina

61 32 9
                                    

⚠️ Hati-hati Typo bertebaran ⚠️

***

_Happy reading_

____________________________________

***

Dilain tempat tepatnya di sebuah mansion yang sangat besar dan indah itu terdapat beberapa orang yang sepertinya sedang rapat.

Tiba-tiba saja seorang laki-laki datang dan bergabung dengan beberapa orang tersebut.

"Dia sudah mengetahui keberadaan ku, dan akhir-akhir ini sepertinya kekuatan yang tersegel itu semakin menunjukkan perubahan kepada gadis itu" jelas seseorang yang baru datang tadi.

"Ternyata waktu kita semakin dekat untuk bertemu dengannya" ucap penatua yang memimpin rapat tersebut.

"Apakah benar ayah?" Tiba-tiba saja terdengar suara perempuan dari arah belakang penatua tersebut.

"Ya kau akan segera bertemu dengan anakmu itu" ujar penatua tersebut tanpa melihat anaknya.

"Kakek, apakah Ailie akan menerima kita?" Terdengar suara remaja laki-laki yang sedari tadi menyimak pembicaraan tersebut.

Suasana menjadi sangat hening, ketika pertanyaan itu terucap mereka malah memfokuskan perhatiannya pada pikiran masing-masing.

***

Dilain sisi tepatnya di sebuah rumah dengan halaman yang cukup sederhana, terlihat seorang gadis yang sedang duduk di sebuah bangku yang berada di halaman rumahnya.

"Tuhan, bolehkah aku merasakan kebahagiaan?" Gumam Sellina menatap langit malam yang begitu banyaknya bintang disana.

"Dimana orangtuaku sebenarnya, mengapa mereka menelantarkan anaknya begitu saja?" Gumamnya lagi dan tidak terasa setetes air matanya mengalir di pipinya.

"Apakah aku memang ditakdirkan untuk tidak bahagia di dunia ini?".

"Mengapa aku dilahirkan jika memang seperti itu?!" Luruh sudah pertahanan Sellina untuk tidak menangis.

Sedangkan seseorang yang tadi siang sempat mendekati Sellina, kini orang itu kembali dan menatap Sellina dengan pandangan sendunya.

Maafkan kami, ini memang berat untukmu tapi ini juga untuk kebahagiaan mu Aurora. Batin seseorang tersebut dengan tatapan yang sulit diperhatikan.

Kembali pada posisi Sellina yang masih menangis itu. Penampilan gadis itu sudah sangat berantakan matanya yang bengkak dan rambutnya sudah acak-acakan karena Sellina sendiri.

Setelah beberapa saat kemudian gadis itu akhirnya berhenti menangis tetapi masih dengan sesegukannya. Gadis itu memutuskan untuk memasuki kamar kostnya untuk mencuci wajahnya yang sembab lalu dia akan pergi beristirahat.

•́ ‿ ,•̀

Sampai dikamar Sellina merebahkan dirinya, setelah tadi mencuci wajahnya. Dia menatap langit-langit kamarnya, sembari melamun memikirkan masa yang akan datang nanti.

"Secapek ini ya hidup di dunia" gumam Sellina memejamkan matanya.

Kruyukkk (bunyi perut).

"Lapar" Sellina membuka matanya dan duduk sambil memegangi perutnya yang lapar.

"Ternyata aku melupakan makan malam ku" Sellina beranjak dari kamarnya menuju dapur untuk memasak makanan yang akan dia santap malam ini.

Sampai di dapur Sellina membuka lemari tempat penyimpanan makanan yang biasa dia simpan. Setelahnya dia melirik dan mencari makanan tetapi hanya ada satu mie instan dan satu telur yang tersisa di lemari tersebut.

"Besok sepertinya aku harus membeli bahan makanan" gumamnya memegang mie instan dan terlur tersebut lalu menutup kembali lemari itu.

Kemudian gadis itu memasak mie instan dan terlur yang tersisa tersebut. Beberapa menit kemudian masakan Sellina matang gadis itu membawa mie yang sudah matang tersebut ke ruang tamu.

Dia ruang tamu Sellina duduk lesehan dan mienya berada di meja yang sudah dipersiapkan tadi untuk makan sambil menonton TV.

Sellina berencana makan sambil menonton sebuah film, ternyata nangis itu mengeluarkan cukup tenaga ya buktinya sellina layar setelah menangis tadi.

***

Di tempat lain terdapat seorang lelaki yang sedang memarahi anak buahnya. Lelaki tersebut terlihat sangat marah kepada anak buahnya tersebut.

Plakk

"Kau sangat tidak becus" lelaki tersebut menampar wajah sang anak buah.

"Sudah ku perintahkan untuk mencari gadisku, tapi kau belum juga mendapatkan hasil yang aku minta" suara lelaki itu terdengar sangat menyeramkan.

"Pergi kalian semua" titahnya pada semua anak buahnya.

Bugh

Terdengar suara pukulan setelah semua orang meninggalkan ruangan tersebut. Lelaki itu berjalan menuju sofa yang terdapat di ruangannya itu. Dia memijat kepalanya lelah sambil memejamkan matanya.

"Sialan, mereka menyembunyikan gadisku dimana aragghh" teriaknya frustasi.

***

____________________________________

Jangan lupa vote and komennya ya ✨

Terimakasih, bye-bye 👋🏻

SELLINA {On Going}Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz