19. Sellina

11 6 2
                                    

Happy reading

***

Di malam harinya, Sellina saat ini berada di balkon kamar yang ditempati. Merenungi semuanya dan sampai kini dia masih tidak mengerti hal-hal yang terjadi.

"Siapa lelaki itu?" Gumam Sellina menatap rembulan yang begitu indah di langit malam.

"Entah mengapa ada perasaan yang sulit dijelaskan di hati ini" gumamnya kembali.

Sedangkan asik dengan pikirannya, tiba-tiba Sellina merasakan ada seseorang yang sedang melihat dirinya atau lebih tepatnya seperti memantau dirinya.

Dia berbalik dan  mengalihkan pandangannya ke seluruh ruang kamarnya, kemudian dia kembali mengalihkannya ke depan pagar rumah yang dia tempati saat ini.

Seperti ada bayangan hitam yang memantau dirinya, didepan gerbang sana. Namun, wajahnya tidak terlihat sama sekali.

Dia memilih kembali kedalam kamarnya, dan tidak lupa menutup kembali pintu balkon tidak lupa menguncinya serta menutup gorden dengan rapat.

Tetapi bukannya tenang, Sellina malah semakin merasa takut. Setelah itu dia keluar dari kamar dan entah dorongan dari mana dia malah menuju kearah ruang kerja milik lelaki itu.

Brak

Pintu ruangan tersebut di dobrak begitu saja oleh Sellina dan berlari kearah Aaron yang terkejut saat pintu ruang kerjanya dibuka begitu kencang.

Sellina menubruk tubuh tegak Aaron dan memeluknya cukup erat. Aaron menegang, dia sangat merindukan pelukan dari sang gadis.

"Tolong, ada seseorang yang mencurigakan diluar sana" gumam Sellina tanpa melepaskan pelukannya.

Aaron yang mendengar ucapan sang gadis pun memerintahkan kepada para penjaga untuk memastikan sesuatu, dia berbicara dan memerintahkan penjaga lewat sesuatu yang memang mustahil jika dikatakan.

"Sudahlah semua akan baik-baik saja" Aaron mencoba menenangkan Sellina, dia mengusap punggung sang gadis agar terasa nyaman.

Sedangkan Sellina yang merasakan usapan di punggungnya pun merasakan keanehan pada jantungnya, jantungnya terasa berdebar kencang. Dia takut memiliki riwayat sakit jantung, besok dia akan memerintahkan Aaron untuk mendatangkan dokter.

"Mending kau kembali ke kamarmu, biar saya antar" ucap Aaron kepada Sellina.

"Tidak biarkan aku disini, bagaimana jika orang tadi masih ada di sana" ucap Sellina mendongakkan kepalanya dan menatap wajah tampan Aaron.

Aaron yang melihat tatapan dari Sellina, entah mengapa tatapan itu menghipnotis dirinya agar menyelami keindahan dari mata yang sangat cantik itu.

Saat wajah Aaron terus mendekati dirinya, akhirnya Sellina tersadar dan segera melepaskan pelukannya pada tubuh Aaron.

"Ah maaf, maafkan aku tuan" Sellina menundukkan kepalanya sembari berujar dengan kikuk dan wajahnya sudah memerah bak kepiting rebus.

Sedangkan Aaron, lelaki itu mengusap wajahnya dengan kasar mengusir pikiran-pikiran yang membuatnya hilang akal seperti halnya tadi.

"Hmm, tak apa. Kau kembalilah ke kamarmu sayang, aku akan memerintahkan para penjaga untuk menjaga kamarmu agar tetap aman" ucap Aaron membalikkan badannya menghindari tatapan lucu dari sang wanita.

Ah Sellina, tetap wanitanya, gadis yang dia cintai sedari dulu. Dan kini gadis itu tetap akan menjadi wanita yang akan dia cintai dan sayangi satu-satunya.

Di posisi Sellina, setelah mendengar ucapan panjang-lebar dari Aaron, gadis itu menatap punggung Aaron sekilas lalu memutuskan untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Aku akan kembali ke kamarku tuan" cicit Sellina kembali menundukkan kepalanya.

"Jangan panggil aku tuan sayang, aku Aaron cukup panggil namaku saja" ujar Aaron kembali membalikkan tubuhnya ke arah Sellina.

Sellina hanya menganggukkan kepalanya, lalu keluar dari ruangan tersebut. Berada di ruangan tersebut membuatnya tidak karuan.

***

____________________________________

Jangan lupa vote and komennya ya)

Terima kasih, bye-bye 👋🏻

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 09 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SELLINA {On Going}Where stories live. Discover now