24. Di mulai.

54.5K 3.9K 222
                                    

Beberapa hari pun telah berlalu. Seorang pria duduk di kursi kebesarannya. Mengetuk-ngetukkan jari telunjuk di paha, pria itupun menatap bawahan yang berada di hadapannya. "Zac, apa kau sudah menjalankan perintahku?"

Zac yang di tanya pun mengangguk. "Saya sudah menjalankan sesuai dengan yang Anda perintahkan, Presdir. Para klien telah memutuskan kerjasama secara sepihak dari perusahaan Aditama dan mereka melakukan itu secara bersamaan." jelas Zac yang membuat Egllar tersenyum miring, pria itu sangat puas dengan kinerja bawahannya yang satu ini.

"Pantau terus perkembangan perusahan itu dan jangan biarkan perusahan Aditama menemukan klien baru. Setidaknya, untuk beberapa ini." Mendengar perintah dari Egllar, Zac pun mengangguk patuh.

Dengan gelas berisi minuman berwarna merah-kehitaman, Egllar pun melangkah mendekat kearah Jendela. Egllar menggoyangkan gelas itu, lalu pria itu meneguknya hingga tandas. Menatap tajam gedung-gedung tinggi di hadapannya, Egllar pun berucap. "Akan aku pastikan mereka tidak akan pernah bisa tenang!" ucapnya dengan seringaian.

Ini adalah permulaan dari semua hal yang akan Egllar lakukan. Pria itu tidak akan pernah membiarkan mereka yang telah menyakiti Zeanna hidup dengan tenang!

Egllar membalikkan tubuh, ditaruhnya gelas tadi di meja. Lalu pria itupun melangkah pergi dengan Zac yang setia memgekori di belakangnya. "Jadwal hari ini?"

Sambil berjalan, Zac pun membuka tablet. "Jadwal hari ini adalah kunjungan ke perusahaan cabang. Saya berharap anda tidak akan membatalkan kunjungan ini karena ada sebuah masalah yang terjadi di perusahaan cabang." Egllar menjawab ucapan Zac dengan Deheman.

•••

Seorang pria paruh baya mengusap wajahnya kasar. Para klien yang tiba-tiba memutus kerjasama secara sepihak membuat paruh baya itu prustasi. Padahal, baru terhitung dengan jari sejak dirinya keluar dari rumah sakit.

"Tuan, Perusahaan Dhanka baru saja mengajukan pembatalan kerjasama. Bahkan mereka memberi banyak kompensasi agar kita menyutujui pembatalan itu." ucap seorang bawahan seraya menaruh kertas di meja.

"Sial! Ada apa ini? Mengapa semuanya secara tiba-tiba membatalkan kerjasama?!"

"Maaf karena saya menyela, Tuan. Apakah sebelumnya anda telah menyinggung seseorang?" tanya pria itu yang membuat paruh baya yang tidak lain adalah Isaac itu terdiam.

Benaknya tengah berputar mencari sumber masalah. Hingga beberapa saat kemudian, paruh baya itupun berdiri dari kursi seraya mengusap wajah kasar. "Benar, sepertinya aku telah menyinggung orang besar." gumam paruh baya itu.

•••

Zeanna tengah duduk dengan di temani oleh seorang pria yang juga duduk di kursi yang terletak di hadapannya. Wanita itu menggunakan celana kain yang di padukan dengan croptop hitam, tidak lupa topi pun menghiasi kepalanya.

"Ada yang bisa saya lakukan? Saya yakin anda tidak hanya meminta untuk bertemu saja." tanya pria itu langsung.

Tidak berbasa-basi, Zeanna menganggukkan kepala. "Benar," Zeanna mengambil sebuah foto kemudian memberikannya kepada pria itu. "aku ingin kau menyelidiki mereka."

"Tepatnya?" tanya pria itu, Zeanna pun menjelaskan semuanya. Wanita itu ingin mengetahui semuanya, termasuk golongan darah ataupun asal-usul mereka. Dan terakhir, kematian ibunya.

"Jadi, butuh waktu berapa lama untuk kau menyelidiki semuanya?"

"Ini sedikit sulit, mungkin saya membutuhkan waktu paling cepat sekitar satu bulan untuk bisa menyelidiki semuanya. Tetapi, apakah anda benar-benar ingin saya mengelidiki tentang kematian Nyonya Alexa?" tanya pria itu yang di angguki langsung oleh Zeanna.

EGLLAR MY PERFECT HUSBAND [END]Where stories live. Discover now