16. Pria Karismatik

1.5K 237 14
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak❤️

"Pangeran mengizinkan Ndoro Putri keluar dari kamar untuk menikmati pesta panen kali ini!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Pangeran mengizinkan Ndoro Putri keluar dari kamar untuk menikmati pesta panen kali ini!"

"Benarkah?" Kedua mata Pradita berbinar.

"Tapi bukan berarti Ndoro Putri bisa kabur," sahutan dari Batari membuat Pradita seketika mencebikkan bibir.

"Aku tidak akan kabur."

Indurasmi menatap Pradita penuh selidik. "Berjanjilah, Ndoro. Pesta panen sangat jarang sekali diselenggarakan, jadi jangan membuat semua orang yang harusnya bersenang-senang menjadi khawatir karena kepergian Ndoro."

"Iya." Pradita menjawab singkat. Ia kemudian melangkah malas menuju kolam pemandian.

Beberapa menit berlalu, ternyata Batari dan Indurasmi belum pergi juga ketika ia selesai berendam. Kedua dayang itu malah langsung menariknya supaya duduk di kursi dan mulai sibuk meriasnya.

Karena belum ada kosmetik, mereka berdua hanya mengurus rambut Pradita setelah selesai memilih pakaian.

Malam ini, Pradita memakai jarik berwarna perak dengan kain sutra yang menyilang dari pinggang hingga menutupi salah satu pundaknya, sedangkan pundak yang lain terbuka —persis seperti pakaian wanita pada drama kolosal Thailand.

Di lehernya, melingkar sebuah kalung mutiara yang berkilauan, sedang kedua pergelangan tangannya terpasang gelang emas yang juga dihiasi mutiara. Tak lupa dengan anting-anting yang berbentuk seperti candi.

Rambut hitam Pradita kini digelung rapi dengan sisi kanan terpasang tusuk sanggul berbentuk bunga melati. Pradita terpukau. Bagaimana bisa ia memakai pakaian semewah ini? Pakaian Putri Solo bahkan tak semeriah ini.

"Ndoro putri sangat cantik."

"Aku tahu itu." Pradita tersenyum singkat seraya menatap pantulan dirinya di cermin. Berulangkali ia memutar tubuh, tak percaya dengan penampilannya yang seperti akan pentas sendratari.

***

Bersama dengan Indurasmi, Pradita keluar menuju halaman istana dengan perasaan senang luar biasa. Kali ini, ia tak perlu mengendap-endap lagi, juga tak perlu menyamar seperti buronan. Ia bisa melakukan apapun tanpa merasakan takut. Lagipula, seorang putri seharusnya memiliki kebebasan seperti ini.

Pradita melangkah pelan, mengagumi berbagai pernak-pernik acara yang menghiasi setiap sudut istana beserta halamannya. Kali ini, obor yang dinyalakan jumlahnya puluhan kali lipat lebih banyak dari pada biasanya sehingga halaman istana yang biasanya remang-remang kini terang benderang.

Api obor yang bergoyang karena tertepa angin membuat cahayanya berpendar. Pradita menjadi bisa melihat wajah orang-orang dengan jelas. 

"Apakah pesta panen selalu semeriah ini?" Pradita bertanya tanpa menoleh ke arah Indurasmi yang mengekorinya. Ia lebih tertarik untuk mengamati berbagai sajian di atas meja. Kelihatannya enak.

Cinta Seribu CandiWhere stories live. Discover now