21. Kolam Pemandian

2.7K 205 28
                                    

Sepanjang malam, Pradita tidak dapat tidur. Ketenangannya sudah lenyap semenjak bertemu dengan Bandung kemarin malam. Pikirannya sibuk berkelana ke mana-mana, mencari tahu, kira-kira hukuman apa yang menantinya.

Duduk bersandarkan kepala tempat tidur, Pradita menggigit bibirnya yang mungkin saja lecet karena entah sudah ke berapa kalinya ia melakukan itu. Jika ia akan mendapatkan hukuman, bukankah seharusnya sejak kemarin malam Bandung sudah mengutus seseorang untuk menyeretnya ke penjara?

Pradita semakin tak tenang, kira-kira rencana apa yang tengah disusun oleh pria itu. Haruskah ia menghadapnya dan mengemis untuk dimaafkan?

Pradita menggeleng. Ia tak mungkin sekonyol itu untuk bersujud di hadapan Bandung. Memangnya pria itu siapa? Hanya manusia biasa yang diberi kekuasaan. Namun, itu dia masalahnya. Kekuasaan yang dimiliki Bandung membuat setiap kata yang diucapkan oleh pria itu bagaikan titah yang harus segera dilaksanakan, jika tidak dilakukan maka akan mendapat dosa.

Pagi-pagi buta, Pradita memutuskan untuk keluar dari kamar. Di dalam kepalanya yang seperti ada ratusan benang yang semrawut itu, Pradita butuh tempat untuk bisa mengembalikan ketenangannya, di zamannya biasa disebut Healing.

Saat ini sebagian para dayang pasti tengah mandi di sungai, begitu juga dengan Indurasmi. Maka dari itu, sambil membawa beberapa helai pakaian ganti, Pradita menyusuri lorong istana menuju pemandian istana. Ia kemarin sempat bertanya kepada Indurasmi di mana letak kolam pemandian tersebut.

Pradita sudah melakukan berbagai perhitungan. Subuh-subuh begini, kolam istana itu pasti sepi karena para bangsawan tak akan ada yang mau bersentuhan dengan dinginnya air ketika matahari saja belum menampakkan diri. Jadi, ia akan aman menggunakannya dan harus segera pergi sebelum sinar matahari menyorot.

Sesampainya di area paling ujung istana di mana kolam pemandian itu berada, Pradita mengamati sejenak tempat tersebut. Suara gemericik air yang mengalir dari bawah pohon beringin di depannya sudah membuat Pradita bisa membayangkan seberapa dingin airnya nanti.

Pradita mengedarkan pandangan. Area kolam pemandian itu hanya dikelilingi sebuah semak-semak rapat setinggi dua meter yang dipangkas rapi. Meskipun begitu, tak akan ada yang berani mengintip para bangsawan yang sedang mandi, kan?

Setelah meletakkan pakaian gantinya ke bebatuan besar yang ada di dekatnya, Pradita memasukkan salah satu kakinya sebatas tungkai ke permukaan air kolam. Tubuhnya langsung menegang. Benar-benar dingin, pasti mampu menghilangkan rasa stresnya.

Perlahan Pradita masuk ke dalam pinggiran kolam yang berundak tersebut. Semakin ke tengah, kolamnya semakin dalam, airnya setinggi dadanya.

Dengan bibir gemetaran, Pradita memejamkan kedua matanya, merasakan sensasi dinginnya air yang seperti menusuk kulitnya.

"Tenang..." Pradita terus menyugesti. "Dia tak akan menghukummu..." Bisikannya beradu dengan suara aliran air yang kini mengenai bagian tubuh depannya. "Tinggal meminta maaf, cukup mudah. Kamu bisa melakukannya."

Menarik napas dalam, Pradita membuka matanya. Pundaknya terasa lebih enteng sekarang.

"Aku harus segera kembali ke kamar." Pradita bergumam ketika melihat ujung jemarinya sudah mengkerut. Ia kemudian berbalik hendak ke tepian kolam. Namun, kedua matanya langsung terbelalak ketika melihat ada seseorang yang tengah berdiri di atas sana seraya memandanginya.

"Sejak kapan kau di situ? Kau bisa dihukum karena telah melanggar privasi seseorang." Kedua mata Pradita sudah melotot kesal.

"Sebelum aku dihukum, bukankah ada seseorang yang harus dihukum terlebih dahulu.

"Aku belum selesai, kau bisa menunggu di luar dulu!" Pradita berseru kesal sekaligus panik melihat Bandung yang malah ikut masuk ke dalam kolam. Langkahnya yang pelan saat menapaki satu per satu tangga kolam semakin membuat Pradita gelisah. Pria itu sudah tidak waras!

***

Selanjutnya, ada di Karya Karsa

Ada yang kangen Mbak Pradita dan Mas Bandung?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang kangen Mbak Pradita dan Mas Bandung?

Kalian bisa baca keromantisan dan plus plus lainnya dari mereka berdua di Karya Karsa ya.

Saran dari aku, beli koinnya lewat web aja, soalnya lebih murah

Oh iya, dengan berat hati aku nggak bisa ngelanjutin Cinta Seribu Candi di Wattpad, sebagai bentuk sikap untuk melindungi karyaku dari orang yang tidak bertanggung jawab. Sekarang ini banyak banget orang yang plagiat cerita Wattpad dan ditaruh ke aplikasi lain. Aku nggak rela kalo kisah cinta Mas Bandung sama Mbak Pradita diplagiat dalam bentuk apapun.

Sekian, sampai bertemu Mbak Pradita dan Mas Bandung di Karya Karsa!

Link Karya Karsa ada di bio Wattpadku ya!

Sabtu, 5 Agustus 2023

Cinta Seribu CandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang