CAPTHER 3

481 37 44
                                    

Jaehyuk kembali ke kantor sekarang. Dia sangat banyak kerjaan. Masalah Asahi dan Hyunsuk. Mereka di jaga oleh Junghwan. Tenang saja, Jaehyuk memasang CCTV, jadi jika Junghwan melakukan hal aneh maka akan Jaehyuk pastikan anak itu tidur di jalanan.

Tok tok.

"Masuk."

Pintu terbuka. Menampilkan paras wanita cantik berusia 20 tahun itu.

"Pak, ada anak kecil yang datang ke sini" ujar Irene.

Jaehyuk mengernyit.

"Silahkan masuk adik manis" ujar Irene mempersilahkan.

"AYAH!!"

Jaehyuk tersenyum. Lelahnya hilang seketika saat tau siapa yang datang. Padahal, dia baru meninggalkan rumah 30 menit yang lalu lho. Tapi anak anaknya malah menyusul kesini. Jaehyuk membawa Hyunsuk duduk di pangkuannya, sedangkan Asahi duduk di samping Jaehyuk yang kebetulan ada kursi kecil.

"Anak bapak? Saya kira bapak masih singel" ucap Irene.

Jaehyuk mengangkat satu alisnya.

"Saya mengadopsi mereka di panti. Mereka lucu kan? Maka dari itu saya ingin mengadopsi mereka" jelas Jaehyuk.

Irene mengangguk.

"Sangat lucu pak" Irene menatap kedua bocah di hadapannya tersebut.

"Bunda duduk!" Seru Hyunsuk.

Irene melotot. Begitu pula Jaehyuk yang terkejut tapi dia menyembunyikan ekspresi itu dengan wajah datarnya.

"A-ah maaf Adek, tapi saya bukan bunda kalian. Saya pamit dulu mau bekerja ya" ucap Irene.

Baru saja Irene membuka pintu ruangan Jaehyuk berniat ingin pergi, tapi sebuah suara membuatnya terdiam.

"Hiks, bunda enggak sayang uncukk. Uncuk, hiks uncukk mau bundaaa~"

Hyunsuk menangis. Irene sontak menoleh. Mendapati Jaehyuk yang menatapnya datar membuat nyalinya sedikit menciut.

"E-eum? A-aduhh, gimana ya?" Monolog nya.

"Ajak anak saya bermain. Kebetulan saya ada pertemuan dengan Client dari luar" ujar Jaehyuk mencairkan suasana.

Jaehyuk mendudukkan Hyunsuk di sofa dan membawa Asahi ikut dengannya agar duduk bersama Hyunsuk.

"Jaga mereka. Saya rapat dulu."

Irene mengangguk dan membiarkan Jaehyuk keluar. Setelah Jaehyuk keluar, Asahi dan Hyunsuk malah langsung memeluknya.

"Bunda cantik sekali. Asa suka. Bunda pacaran sama Asa saja" ucap Asahi.

Irene terkekeh.

"Sayang, saya bukan bunda kalian. Eum, makasih pujiannya. Tapi Asa masih kecil, tidak boleh pacaran. Okay?" Ujar Irene lembut.

"Bunda. Bunda itu bundanya kita! TITIK!" Kekeh Asahi.

Irene sedikit gugup.

"Aduh, bagaimana ya?" Monolognya.

Irene mendudukkan dirinya di sofa. Sebenarnya, Irene tidak mau di sangka caper atau sebangsa menggoda bos nya itu. Irene hanya sekretaris biasa, jadi tidak mau lebih dari itu. Tapi anak ini terus memanggilnya bunda, bagaimana tidak cemas?

"Asa sama uncuk sudah sekolah sayang?" Tanya Irene lembut.

"Uncukk belum sekolahh, kak Asa juga belum, kata ayah nanti ayah daftall kan ke sekolah telkenall" jelas Hyunsuk.

Irene memangut-mangut.

"Kalau begitu, mau belajar bersama kak--bunda dulu?" Tanya Irene gugup setelah melihat mata berair Hyunsuk dan Asahi.

Rumah Sebenarnya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang