CHAPTER 14

274 25 26
                                    

"PERGI! TIDAK MAU! JANGAN PUKUL! AKU, AKU JANJI TIDAK AKAN NAKAL AKU JANJI JANGAN PUKUL AKU!!"

••••

Entah hati Jaehyuk benar benar sakit saat Asahi berkata demikian. Benarkah? Asahi takut dengannya? Jaehyuk. Jaehyuk lupa dengan ucapan Yoshi kemarin. Jaehyuk merutuki segala kebodohannya. Apa yang terjadi dengan putranya? Apa Asahi terjatuh sampai kepalanya terbentur? Apa ada hal lain yang membuat anak kesayangannya menjadi seperti ini?

Jaehyuk merogoh sakunya, ia mengeluarkan ponselnya dan menekan satu nomor yang mengabarinya kalau Asahi masuk ke rumah sakit.

"Halo paman?"

"Bisa bertemu sebentar? Ada yang ingin paman bicarakan denganmu"

"Boleh paman. Kebetulan aku ada di taman rumah sakit tempat Asahi di rawat. Aku sedang membeli es krim"

"Baiklah, paman kesana."

Tut. Tut.

Jaehyuk mematikan sambungannya. Jaehyuk meminta Junghwan untuk menjaga Asahi sebentar. Jaehyuk ingin menanyakan sesuatu pada anak yang telah membawa Asahi ke rumah sakit.

Jaehyuk menelusuri taman. Pandangannya tertuju pada bocah laki laki yang tengah duduk sambil memakan es krim. Jaehyuk berlari menghampirinya.

"Paman boleh duduk?"

Anak itu mengangguk.

"Iya paman, duduk saja"

Jaehyuk mendudukkan dirinya di samping bocah itu.

"Ada yang ingin paman tanyakan padamu"

Bocah tersebut menoleh. Matanya berkedip dua kali.

"Sebelumnya nama paman, paman Jaehyuk. Siapa namamu?" Tanya Jaehyuk lembut.

"Aku, Na Jaemin"

Jaehyuk mengangguk.

"Asahi jatuh di sekolah?" Tanya Jaehyuk.

Jaemin terdiam. Anak itu berfikir sejenak. Ia menyudahi acara memakan es krim nya dan menundanya sebentar untuk fokus mengobrol dengan Jaehyuk.

"Aku kira paman tau" ucap Jaemin membuat Jaehyuk mengernyit.

"Tau apa?"

Jaemin menghela nafas panjang.

"Saat pertama kali masuk sekolah, Asahi bercerita bahwa dirinya sering di rundung oleh anak kelas sebelah Asahi. Kalau tidak salah anak kelas F deh. Dan itu sudah lama juga, paman. Aku juga baru tau pas aku memergoki mereka yang tengah memukul, dan menendang perut Asahi. Dan terakhir kedua kalinya aku bertemu Asahi di toilet. Mulut Asahi sudah berdarah, nafas dia juga tidak beraturan. Terus juga, ada lebam dimana mana, makannya aku telpon orang tua aku buat bantu bawa Asahi ke sini. Kebetulan aku juga minta nomor paman ke wali kelas dan aku menelpon paman langsung. Tadinya wali kelas yang mau menghubungi paman, tapi aku melarang." Jelas Jaemin.

Jaehyuk tertegun mendengarnya. Jadi? Putranya di rundung? Kenapa Jaehyuk bodoh tidak mengetahui hal itu? Pantas saja Asahi menutupinya dengan Hoodie dan bahkan anak itu selalu memakai baju lengan panjang juga celana panjang. Bahkan di kepalanya Asahi terus memakai headband di kepalanya.

Tanpa Jaehyuk tau. Anaknya selama ini menderita. Siapapun itu yang berbuat, tidak akan Jaehyuk maafkan. Jaehyuk. Tidak memandang umur.

"Lalu? Apa kamu tau penyebab Asahi terbentur?"

Jaemin menggeleng.

"Tidak paman, memangnya kenapa?" Tanya Jaemin lucu sembari mengedipkan matanya sebanyak tiga kali.

Rumah Sebenarnya [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora