CHAPTER 8

279 28 22
                                    

Uhuk! Uhuk!

"Ayah hiks ayah kenapa?"

Junkyu menangis saat melihat Jihoon meringkuk di lantai kamarnya sambil terbatuk batuk. Anak itu menangis kencang. Namun seketika pandangannya teralih pada ponsel Jihoon yang tergeletak di kasur.

Junkyu mengambil nya dan mencari nomor yang ia kenal. Sontak Junkyu tersenyum saat melihat nama 'kak jae' di kontaknya Jihoon. Entah kekuatan dari mana, Junkyu bisa memainkan ponsel.

•••

Jaehyuk fokus kepada komputernya. Ini pukul 9 malam. Anak anak sudah tidur jam segini, jadi Jaehyuk dengan santai memilih bekerja.

Namun aktivitasnya terhenti saat ponselnya berbunyi. Jaehyuk melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Nama Jihoon. Tumben Jihoon menghubunginya malam malam?

"Halo ji? Ada apa?"

"Hiks om jae, ayah hiks. Ayahh"

"Lho? Junkyu sayang? Kamu kenapa hm?" Tanya Jaehyuk panik. Ia refleks duduk tegak saat mendengar isakan Junkyu.

"Ayah hik-- uhuk! Uhuk!"

Jaehyuk terpaku saat mendengar suara batuk yang memotong pembicaraan Junkyu.

Tuk!

Terdengar suara benda jatuh. Itu ponsel Jihoon. Junkyu menjatuhkannya saat Jihoon semakin malah terus terbatuk.

"Ayah hiks, ayah kenapaa~"

"Uhuk! Errghh! Uhuk!"

Jaehyuk tidak banyak bertanya. Ia mematikan sambungan telponnya. Jaehyuk mengambil jasnya dan memakainya. Jaehyuk menuruni tangga dengan cepat membuat bibi di rumah berjinjit kaget.

"Tuan mau kemana? Sudah malam" ucap bibi.

"Saya ada urusan bi. Jaga anak anak"

•••

Mobil Jaehyuk sekarang sudah terparkir di depan gerbang rumah Jihoon. Gerbang Jihoon masih di tutup. Jaehyuk sontak mengambil sesuatu di dalam mobilnya. Ia mengeluarkan kunci gembok yang kebetulan sama dengan kunci gerbang Jihoon.

Jaehyuk kembali masuk mobil dan memarkirkannya di dalam. Sebelum masuk, Jaehyuk kembali mengunci pagar tersebut.

Jaehyuk membuka paksa pintu rumah Jihoon. Ia melihat kanan kiri. Dimana Jihoon?

"Hiks."

Jaehyuk diam sejenak. Memperhatikan suara itu. Jaehyuk sontak berlari ke lantai 2 dan menemukan Junkyu yang menangis sambil memeluk boneka beruang.

"Ji!"

Jaehyuk memangku kepala Jihoon.

Uhuk! Uhuk!

"Junkyu sayang. Ayah kenapa hm? Kenapa bisa seperti ini?" Tanya Jaehyuk lembut.

"Hiks, kyuu tidak tau hiks. Ayah, ayah batuk batuk terus" ucapnya sambil terisak.

"Jihoon. Adek, hey. Ji sadar ji. Jihoonie" panggil Jaehyuk lembut.

Seketika batuk Jihoon terhenti. Anak itu membuka matanya perlahan. Jihoon mengangkat tangannya guna mencari sesuatu untuk di genggam. Tapi Jaehyuk paham, ia langsung menggenggam tangan itu.

"Kamu kenapa hm?"

"Kak.."

"Iya Ji?"

"Sakit."

"Apanya dek?"

"Dada aku"

Jaehyuk melirik sekeliling. Matanya tertuju pada sebuah tabung kecil dengan berisikan beberapa pil obat yang tersisa dan sisanya terhambur kemana mana.

Rumah Sebenarnya [END]Where stories live. Discover now