02.apa benar?

3.2K 265 28
                                    


Happy reading, voment jangan lupaa 😉💗

——mas——

Jovan duduk di kursi kebesarannya, pena yang terketuk-ketuk di meja menimbulkan bunyi menyebalkan. Namun tak dihiraukan oleh sang empu, masih kepikiran tentang hal aneh yang terjadi semalam.

Rasanya bahkan tugas kantornya tak membuat otaknya berpikir sekeras ini.

Ia tak mungkin salah dengar, namun enggan juga percaya dengan apa yang ia tangkap saat melewati kamar si bungsu. Desahan? Yang benar saja.

Jovan benar-benar mendengarnya dengan sangat jelas, ia berniat memeriksa sang adik apakah sudah mengarungi mimpi atau belum. Itu biasa ia lakukan, namun semalam ia malah dikejutkan dengan apa yang ia dengar.

Jovan paham jika renja mungkin wajar melakukan semacam hal memuaskan diri. Mengingat umur si bungsu pramana kini beranjak 17 tahun. Tapi tidak, kepala jovan masih enggan percaya dengan hal tersebut. Ia merasa kenal betul watak renja, ia bukan sosok yang suka menghabiskan waktu seperti remaja rusak yang kecanduan menonton hal yang tidak-tidak. Jovan, beserta kedua orangtuanya telah menjaga renja dengan baik. Apalagi dengan apa yang di-idap si bungsu, terjamin ia memang lebih suka bermanja dan menonton kartun kesukaan nya, moomin.

Renja adalah anak kecil di tubuh remaja 17 tahun. Ia tak sama seperti remaja lainnya.

Tapi sekali lagi, otak jovan berani menyuarakan dengan keras kalau yang ia dengar tidak salah.

Namun bagaimana? Jovan mulai memikirkan kemungkinan jika itu memang benar. Apa hal yang membuat renja bisa terjerumus ke dalam hal negatif itu. Jovan khawatir, sungguh.

Namun dibalik kekhawatiran itu semua, jovan merasakannya lagi. Dimana suara erotis renjana kini malah berputar terus menerus di kepalanya, membuat desiran aneh yang kesekian kali ia rasakan muncul kembali.

Buru-buru jovan menggelengkan kepalanya kuat, mengenyahkan semua pikiran absurdnya.

Ia harus cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya untuk menunaikan janjinya dengan si bungsu.

.

.

.

.

.

Langkahnya pelan, terlihat tak semangat.
Mau renja menyemangati dirinya sendiri bahwa semua baik-baik saja, namun tubuh dan perasaannya berkata tidak.

Mulai dari dean dan falen, renja merasa tak nyaman berteman dengan mereka. Namun, ia tak menemukan alasan tepatnya kenapa.

Kemudian setelah kejadian ia menonton sesuatu yang dikirim dean, tidurnya menjadi tak nyenyak, bahkan renja tidur larut semalam untuk menuntaskan sesuatu, dengan cara yang diajari kedua temannya. Hingga ia mengantuk di pagi hari.

Tak cuma itu, entah kenapa pikirannya tak tenang. Ia terus menghela nafas, renja tak suka perasaan ini.

"Rere!" kepalanya menoleh, tersenyum manis saat tau siapa yang memanggilnya.

Itu nainai, teman renja saat masih kelas 10 yang kini berbeda kelas.

"Hai, nainai" renja membalas sapaan itu dengan cengiran khas nya.

Mas ||Noren [ON GOING]Where stories live. Discover now