03. kacau

2.4K 208 33
                                    

Sepulangnya dari acara makan-makan dengan renja, jovan memilih membersihkan diri, guna menjernihkan pikiran nya juga karena beberapa hal yang terjadi hari ini.

Pikirannya kembali dibawa perkara pergaulan sang kasih, bingung langkah apa yang harus ia ambil untuk mencegah si mungil semakin terjerumus kedalam hal tidak baik itu.

Ia sempat berpikir, renja juga akan dewasa, namun apa memang tidak bisa sosok kesayangan nya itu tetap bersih tanpa tercemar?

"Mas!" wajah mungil yang menyembul dari pintu kamarnya membuat jovan sedikit terkejut.

Handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan rambut nya yang tadinya basah ia letakkan di gantungan.

"Kenapa dek?" jovan membiarkan renja masuk ke dalam kamarnya, si manis itu dengan nyaman merebahkan tubuhnya di rangjang sang kakak.

Kepala nya ia tolehkan mengikuti kemana jovan bergerak.

"Mas mau kerja lagi? Udah malam ih!" bibirnya mencurut kesal karena jovan kini terlihat memboyong laptop nya ke atas kasur.

Jovan terkekeh pelan, "engga kok, dikit doang"

Renja diam memperhatikan sosok jovan yang kini menampilkan raut seriusnya, tanpa sadar ia menyelutuk yang sedikit membuat jovan kaget "mas kok makin ganteng ya?" sehabis itu, si manis cekikikan karena omongan nya sendiri, ia beringsut semakin mendekat ke arah jovan, mendorong laptop di pangkuan sang mas dan merebahkan kepalanya di paha jovan.

"Mas jovan ganteng hihi" jovan tersenyum, mengelus pelan surai di pangkuannya, mengabaikan detak tak normal dari jantungnya.

Padahal jika diingat, dulu renja yang memeluk nya saat tidur saja tidak membuatnya segila ini, walau tetap rasa itu menyertai.

"Kenapa emang kalau mas makin ganteng hm?" jovan balas menggoda. menutup laptop, jovan memilih meladeni si kecil yang terlihat berseri-seri malam ini, cantik.

"Adek suka" usai berujar demikian, renja benar-benar mulai mengarungi alam mimpi ditemani usapan lembut di surainya.

Jeno dengan perlahan memindahkan kepala sang bungsu ke atas bantal empuk.

Cukup lama ia memandangi wajah yang menurutnya kian cantik itu.

"Kamu marah ga ya kalo tau mas punya perasaan lebih dek?" bisikan pelan itu terujar mulus, jovan perlahan menidurkan diri disamping renja, mengelus pelan pipi tembam sang pengarung mimpi hingga ia sendiri pun terlelap.

.

.

.

.

.

  

Hari ini, damian dan widia akan pergi ke singapure. Beberala hari yang lalu mereka memang baru pulang dari perjalan bisnis. Namun mereka harus kembali pergi, dan ini untuk waktu yang cukup lama.

Damian akan meng-handle perusahaan di singapure yang dulunya di handle oleh jovan.
Widia pun sebenarnya harus mengahndle butiknya, namun apa boleh buat jika damian pergi dengan waktu yang cukup lama ia pun harus ikut serta jika tak ingin damian ngambek.

"Mas, jagain adek ya? Dia ga bakal rewel karna udah ada kamu. Jangan lupa juga bawa adek check up okey?" widia berujar, walau jovan lebih dari bisa dipercaya untuk menjaga renja, ia tetap merasa berat kembali meninggalkan renja, apalagi untuk waktu yang cukup lama.

"Iya ma, jovan bakalan jagain adek kok" senyum manis terulas, ikut menciptakan senyum hangat di antara 3 manusia yang ada di meja makan itu.

"Gausah bangunin adek, ini hari libur. Papa sama mama juga udah pamit semalam sama dia. Malah biasa aja tuh, pasti karna ada kamu" damian mencibir, sedikit merasa tersaingi mendapatkan perhatian si bungsu semenjak jovan pulang.

Mas ||Noren [ON GOING]Where stories live. Discover now