5. Belajar Bersama

543 62 3
                                    

"weh bakso gue!! " olla menoyor kepala oniel karena telah mengambil bakso nya yang tinggal satu biji.

"yeuu pwelwit amwat lo! "

"air liur lo anjirr muncrat! " ia menjauh dari oniel.

"guys guys guys" seluruh atensi berpindah ke arah adel. Oh iya, mereka sedang di kantin ada ara juga disana.

"kita bentar lagi kan mau ulangan, gimana kalo kita belajar bareng? " saran adel

Olla menjentikan jarinya "boleh juga tuh"

"di rumah sapa? " sahut lulu

"jangan rumah adel, bosem gue ke rumah dia mulu" jawab mira lalu mendapat jitakan dari adel.

"kalian tuh yah, ke rumah gue cuma buat habisin jajan di kulkas doang!! " adel menunjukan tampang garang nya.

"rumah gw aja" celetuk ara yang sejak tadi berdiam diri.

"okee, nanti pulang sekul langsung aja kita ke rumah ka ara yak! "

******

"gedhe juga rumah lo kak ra" lulu melongo menatap rumah ara, begitupun yang lainnya.

"sadar! Rumah lu pada juga gedhe nyett" jawab adel geram

gelak tawa terdengar sekejap. Kemudian ara menggiring mereka masuk kedalam rumah nya.

Nuansa rumah ara ini sangat bagus, aura rumah nya sangat positif. Di depan rumah nya terdapat taman kecil dan sebuah ayunan. Lalu di belakang rumah terdapat semacam lapangan yang cukup luas, terdapat gazebo juga di dalam nya. Biasanya lapangan itu ia gunakan untuk sekedar berolahraga kecil-kecilan.

Rumahnya di cat putih, saat pertama memasuki rumahnya kalian akan di suguhi sedikit lorong menuju ruang tamu.

"gue bikinin minum,  kalian tunggu sini dulu ya" ara berjalan pergi menuju dapur.

Selagi menunggu ara, mereka menonton tv.

"ara tinggal sendiri kah? " tanya mira menatap sekeliling

"nggak lah, dia tinggal sama kaka dan adek nya. Cuma mereka lagi pergi aja" jawab adel

Tak lama kemudian ara datang membawa nampan berisi minuman dan camilan. Mereka belajar bersama dengan di selingi canda tawa.

sedangkan di lain tempat

"kamu betah banget tidur ya?  Pliss jangan tinggalin aku, Aku pengen banget buat jadi sahabat kamu" seorang gadis remaja berambut panjang hitam sedang menatap orang yang telah ia tunggu sejak lama.

Sudah satu minggu gadis yang ia tunggu kehadirannya itu terbaring tak berdaya di rumah sakit.

"shani, makan dulu ya nak? " sang ayah memanggilnya, mau tak mau ia harus pergi sebentar untuk makan.

"jangan lesu gitu dong" ucap ayahnya saat melihat sang anak tak memiliki napsu untuk makan.

"hufftt gimana gak lesu yah, orang yang aku tunggu sejak lama malah sakit kayak gitu" mata shani mulai berair, melihat hal itu ayah nya sigap menghampiri.

ia mengelus punggung sang putri "sabar ya, pasti sebentar lagi dia sadar kok"

Shani memeluk sang ayah, menenggelamkan kepalanya di dada bidang nya "kenapa jadi kayak gini sih? " air matanya meluncur deras, sungguh ia tak menyangka hal semacam ini akan terjadi.

"kamu menyesal telah melakukannya?" tanya ayah sambil mengusap lembut belakang rambut shani.

Shani mengangguk "aku jahat banget yah! Aku udah ambil kebahagiaan dia"
"tapi kenapa dulu kamu nggak mikir gitu shani? Dulu kamu malah terlalu terobsesi dengannya sehingga kamu mau untuk melakukan hal itu" ucapan ayahnya membuatnya bungkam seketika.

Shani melepas pelukannya "tapi aku cuma mau jadi orang satu-satu nya yang berarti buat dia yah"

"tapi nggak gitu juga caranya shani sayang" ayah menangkup wajah shani.
"justru kalau dia tau, kamu yang udah buat hal itu. Dia bakal benci sama kamu nak"

"terus aku harus gimana yah!? " air matanya semakin deras.

"biarkan dia bahagia dengan pilihannya nanti okey? "

Shani diam sejenak, lalu dengan sedikit ragu ia mengangguk

"janji? " ayah mengangkat jari kelingking nya

"yess" shani menautkannya

Back to ara house

"cape gue" lulu menyandarkan punggungnya

"yaudah kita selesein sampe sini dulu aja ya" adel menutup bukunya dan mulai berkemas

Kemudian mereka mulai berhamburan untuk pulang

"yuk kerumah gue" ucap adel setelah mengunci rumah ara

Bukk

Adel membanting dirinya ke kasur

ia menatap langit kamar nya "kira-kira orang di masa depan nyadar gak ya kalo kita gak ada? " tanya adel menatap ara

"mungkin? gue gak tau juga sih, kan berarti kalo kita kembali ke masa lalu, masa depan berubah" tebak ara

"bener sih"

hening melanda

"kalo kita bundir lagi ke rel itu, kira-kira kita balik ke masa depan gak? " adel bertanya kembali

"mungkin iya mungkin juga tidak"

Adel menautkan alisnya "kok gitu? "

"yaa mungkin aja kita bisa balik, tapi bisa juga kalo kita bakal bener-bener mati"

"tapi gue kangen deh ra sama gracia" celetuk adel

"gracia saha? " tanya ara

"dulu, sehabis JMT tiada, dia sering main ke rumah gue buat nemenin. Dan gue baru nyadar kalo dia itu tulus banget jadi anak" adel menjelajahi ingatannya kembali ke masa itu

"dulu gue selalu cuek ke dia, karena saat itu gue bener-bener stres banget. Kok bisa ya gue baru nyadar!?" adel menutup mukanya dengan kedua tangan

"kalo di pikir-pikir, gue juga agak nyesel del" ara ikut merebahkan dirinya di samping adel

"gue juga dulu semenjak kaka sama adek gue tiada, ada satu orang yang setia nemenin gue. Namanya fiony, gadis culun yang selalu ada buat gue sejak kejadian itu. And gue juga sama kayak lo, gue baru nyadar kalo dia itu tulus banget sama gue"

maaf kalo part kali ini terlalu sedikit, karena saya lagi ulangan. Jadi otaknya lagi kemana-mana haha. See you guys

janlup vote yaa, ga maksa kok🙈🙉














You Know JMT? [END] Where stories live. Discover now