8. Memudar

471 60 5
                                    

Adel dan ara telah tiba di rumah.
Mereka sudah makan, kini sedang berkumpul di kamar

"lo gue daftarin sekolah nanti ya, habis gue ulangan besok" ujar adel sambil menatap buku belajarnya

Manda mengangguk "kak" panggilnya

Ara dan adel menoleh dengan alis yang diangkat sebelah

"aku sebenernya punya adek, dia tinggal sama mama angkatnya" ia nampak sedih saat berkata seperti itu

"kok bisa ada mama angkat? " celetuk ara

"jadi waktu itu, aku nyuruh adek aku buat ke panti asuhan. Aku nyuruh dia begitu karna aku kasihan sama dia kak. Kalau dia punya keluarga baru kan, dia bisa hidup tercukupi. Sekarang dia tinggal bareng keluarga barunya di XXXXX" jawab manda

Adel mengangguk "lo mau, gue jemput adek lo? " tanyanya

Manda menimang sebentar "apa gak ngerepotin kaka? "

Adel berdecih "gue kaya" ucapnya enteng, bukan bermaksud untuk sombong kok!

Manda tersenyum senang "mau kak! "

***

Hari telah berganti
Adel dan para sahabatnya tengah menjalani ujian matematika

"del ini gimana weh" flora mengacak rambutnya kesal, pasalnya ia telah belajar hingga tengah malam. Namun tak ada satupun yang masuk ke dalam otaknya

Adel terkekeh lalu mengambil lembar jawaban flora. Ia menuliskan jawaban yang benar disana

Ia tidak merasa terbebani akan hal itu, karena menurutnya itu adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Yang tak semua orang mengerti.

Setelah menyerahkan lembar jawaban milik flora. Olla dengan komuk lucunya memanggil adel

"bagi nomer sepuluh dong, tinggal itu doang gue belum" ucapnya dengan suara di buat sepelan mungkin

Adel merobek selembar kertas, saat sudah selesai menuliskan jawabannya. Ia melemparkan kertas itu ke arah olla

"thanks"

Kejadian seperti itu terus berlanjut hingga ulangan selesai.

TETTTT TETTTT

"baiklah kalian bisa beristirahat terlebih dahulu" guru itu merapikan lembar jawaban lalu pergi meninggalkan kelas.

"kira-kira berapa yak nilai gua" celetuk oniel berdiri di samping olla.

Adel merangkul keduanya "halah gak usah di pikirin. Mending kita jajan!"

Mereka tertawa bersama, lalu pergi menuju ke kantin. Saat tiba, lulu dan mira langsung pergi untuk pesan makanan. Sedangkan yang lainnya menunggu.

"sebentar lagi kita kelas dua belas" ujar flora. Entah kenapa ada rasa sedih hinggap di hatinya. Ia merasa ada sesuatu yang mengganjal di relung hatinya. Tapi ia tak tau apa itu.

Adel yang melihat flora murung pun menepuk pundaknya pelan "lo gpp flo? "  adel mengusap lembut pundaknya, memberi ketenangan tersendiri.

"gue ga tau del. Tapi gue ngerasa gelisah dan sedih akhir-akhir ini" jawab flora, bahkan genangan air mata mulai terlihat di kedua mata beningnya.

"apa alasannya? " tanya adel penasaran. Pasalnya sahabatnya satu ini selalu terbuka padanya, setiap ada masalah ia akan selalu cerita.

"gue ga tau del, gue ga tau"  ia menyenderkan kepalanya ke bahu bidang adel. Perasaannya campur aduk. Antara sedih gelisah dan merasa tak ingin kehilangan. Namun ia tak tau apa sebabnya.

Adel menatap ara. Seolah berkata 'sepertinya ada hubungannya dengan masa depan'

"bakso tiba!! " lulu menaruh nampan berisi beberapa mangkok bakso di hadapan mereka. Sedangkan mira membawa es teh.

Mereka menyantapnya dengan nikmat, walaupun salah satu dari mereka ada yang tak napsu makan.

***

"ra, gue rasa kejadian flora tadi ada hubungannya sama masa depan" adel mendudukan dirinya di samping ara. Di temani secangkir kopi susu dan beberapa camilan lainnya.

Ara mengangguk setuju "iya juga" 

Tiba-tiba tubuh adel memudar. Bak di film-film, tubuhnya benar-benar memudar secara perlahan.

"RA! GUE KENAPA RA! " adel menatap tubuhnya yang beringsut memudar.
Hingga ia lenyap dari pandangan mata.

Ara membeku ia sangat syok dengan apa yang terjadi di depan mata nya.

"ADEL!! LO KEMANA DEL!! " ara menoleh kesana kemari. Namun nihil, ia tak menemukan adel dimana pun.

Ia menangis. Merasa bingung dengan keadaan saat ini.
Lalu ia teringat dengan rel itu. Apakah adel ada disana?

Ara meraih kunci motornya yang berada di meja. Lalu berlari keluar dan mengendarai motornya menuju ke rel kereta tersebut.

———____———

"hah!!"  adel muncul. Ia muncul di tengah-tengah rel kereta, sedangkan dari arah kanan terdapat kereta yang sedang melaju cepat.

Menyadari hal itu, adel segera berlari menjauh. Dan tak lama kemudian kereta melintas dengan kencangnya.

Adel berjalan terseok seok menuju ke warung bu sumi.

"eh adek yang waktu itu kan? "  bu sumi datang dari arah dalam. Lalu duduk di samping adel.

Adel mengangguk

"ada apa atuh kesini lagi? " tanyanya, sedangkan adel yang masih syok hanya bisa terdiam.

"adel!! " ara berlari lalu mendekap tubuhnya erat.

"kita pulang" adel berdiri lalu menggandeng tangan ara mengajaknya pergi dari sana.

Kini adel lah yang menyetir motor. Namun mereka tak menuju ke rumah, ara bahkan bingung kemana tujuan mereka.

"ini dimana del? "  ara turun lalu melepas helm nya. Ia mengamati area sekitar, hmm tempat ini cukup indah.

"gue biasanya suka kesini" adel duduk di pinggir danau, mengamati matahari yang sebentar lagi akan tenggelam.

"setelah kejadian tadi. Gue nyimpulin bahwa kita gak bener-bener berada di masa lalu ra"  butiran air bening mulai jatuh dari mata adel. Itu artinya, ia tak bisa merubah takdir para sahabatnya.

Ara terdiam. Berarti, ia juga tak bisa merubah takdir keluarganya?

Jangan lupa vote.

Gratis loh!!

You Know JMT? [END] Where stories live. Discover now