12. Chiko and Adendra

471 45 4
                                    

Adel dan ara bergegas menuju ke kantor. Setelah tiba mereka menuju lift untuk pergi ke lantai dua.

Adel dan ara masuk kedalam ruangan meeting secara bersamaan, dan ternyata pemilik perusahaan DENDRA sudah tiba terlebih dahulu.

"maaf pak kita terlambat" adel duduk di depan lelaki pemilik perusahaan DENDRA itu. Sedangkan ara duduk di depan sahabat pemiliknya.

"kalian tidak terlambat kok, kita tadi datang lebih awal. Oh ya, perkenalkan nama saya Reza Adendra Prakesit, dan ini sahabat saya Yoza Chiko Purnama" ujarnya memperkenalkan diri dengan senyum mengembang.

"perkenalkan juga, nama saya Reva Fidela dan ini sahabat saya Zahra Nur Kaula" jawab adel.

Mereka mulai membincangkan masalah tentang kerja sama antar perusahaan mereka.

Setelah selesai, adel dan ara di ajak makan siang ke cafe dekat kantor.

"kalian tinggal dimana kalau boleh tau? " tanya chiko yang sedang mengaduk kopi susunya.

"di jl. ***** dekat sini kok" jawab ara. Sedangkan adel dan adendra hanya menyimak saja.

Chiko mengangguk, ia seruput sedikit kopinya. Ia tatap wajah cantik ara yang sedang menatap jalanan. Seulas senyuman terlihat di bibir tipisnya.

Begitupun dengan adendra, ia sedari tadi menatap wajah adel. Di selingi senyuman-senyuman kecil. Hmm,, tidak mungkin bukan ia jatuh cinta pandang pertama?

"kenapa ngelihatin terus? aku tau kok kalau aku cantik" ucap adel PD diiringi kekehan pelan.

"haha, iya kamu cantik. Bolehkah aku mengisi hatimu? "

***

Matahari sebentar lagi tenggelam, sedangkan adel dan ara belum pulang juga. Mereka sedari tadi menghabiskan waktu untuk bermain di mall, saking serunya mereka jadi lupa waktu.

Adel yang pertama menyadari bahwa jam telah menunjukan pukul lima sore, ia menepuk pundak ara dan mengajaknya pulang. Saat ingin berjalan menuju ke ekskalator. Adel tak sengaja menangkap siluet yang sangat di kenalnya.

"tunggu" sontak ia berhenti berjalan dan menengok ke arah perempuan itu. bukankah itu flora!!?

adel berjalan kearahnya, dan saat sudah dekat ia tepuk bahunya.

Perempuan itu menoleh dengan alis berkerut "siapa ya? "

Mata adel berair. Dia sangat-sangat mirip sekali dengan flora, namun dia adalah orang lain.

Dengan sigap ara menarik lengan adel kembali menuju ke ekskalator. Sedangkan adel masih melamun.

BRAK

ara menutup pintu mobil lalu mulai menjalankannya. Oh ya, usianya sekarang sudah dua puluh empat. Sedangkan adel dua puluh tiga, baru saja beberapa hari yang lalu ia berulang tahun.

"udah del gak usah di pikirin" ucap ara setelah mengetahui bahwa adel masih melamun. Adel tersenyum dan menjawabnya dengan anggukan.

Setelah lima belas menit perjalanan, mereka akhirnya tiba di rumah berukuran besar dengan ayunan depannya. Mereka berdua tak lagi tinggal di rumah masing-masing. Mereka memutuskan untuk pindah bersama, sedangkan rumah yang dulu di biarkan kosong, namun masih sering di bersihkan.

Kenapa mereka pindah? karena jika mereka berdua terus tinggal disana. Maka kenangan akan orang terdahulu akan terus terus terbayang di benaknya. Mereka memilih pindah agar bisa memulai hidup baru dengan lancar.

Selesai mandi mereka turun kebawah untuk menyantap ayam geprek yang mereka beli tadi.

"gimana? lo terima adendra? "

"lo juga gimana? terima chiko? "

Ara berpikir sejenak "gue ga tau sih del, masak tiba-tiba nembak gitu aja? sedangkan kita kan baru pertama kali ketemu"

Adel mengangguk setuju, selesai mengunyah menjawab "bener, ga mungkin kan mereka cinta pandang pertama?? hahaha" ia terkekeh, lalu mulai menyuapkan nasi lagi kedalam mulutnya.

"bisa aja kali del, dulu lo juga cinta pandang pertama kan sama aldo? " ejek ara. Ia tertawa puas saat melihat wajah cemberut adel.

glek.

"ngeselin lu ra"

"tapi mereka cakep loh del, udah mapan lagi" ara membuang sampah itu kedalam tong sampah.

"yeu, tapi kan kita belum tau sifatnya kak"

Ara terkekeh "tumben manggil kak lu"

"gpp, sekali-sekali"

Mereka beranjak menuju ke kamar untuk menonton film horor. Malam ini adalah malam jumat, sangat tepat bukan untuk menonton horor?

AAAAA

Adel menutup mukanya dengan bantal saat setan itu muncul begitu saja.

"cemen lu" cibir ara. Ah apakah ia lupa bahwa dulu ia juga cemen? bahkan ia menginap selama seminggu di rumah adel karena takut.

Adel kembali membuka matanya saat iklan muncul.

Ckling!

085*******

Assalamualaikum
Benar kan ini nomernya adel?

Iya
Siapa ya?

Saya adendra
Jangan lupa di sv ya^_^

Oh iya pak

Jangan panggil pak, panggil nama aja

okey ndra

Adel mematikan ponselnya karena tak mendapat balasan lagi.

Ara pun juga mendapat pesan dari chiko.

0857******

Assalamualaikum

Waalaikumsalam?

sv Chiko yaa, yang tadi tuu

oh, iya ko

humm, gimana yang tadi.. Di terima nggak?

aku pikirin dulu ya? soalnya kita baru pertama ketemu

hahaha, iya gpp kok

Ara mematikan ponselnya setelah membalas dengan 'ya'

"gimana nih del? gue dah di tanya ama chiko"


"oke deh, besok ajak ketemuan aja"

Assalamualaikum!

dikit banget ya part kali ini? :)

Oh y, janlup vote ya! kalau bisa bantu share ke temen atau keluarga kalian^^

You Know JMT? [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang