01 Juni 2023

32 2 0
                                    

Happy Reading 💗

Anggun melangkah kan kakinya menuju perpustakaan sekolah. Koridor yang dilewatinya sepi dikarenakan waktu istirahat masih 15 menit lagi. Kelas Anggun jamkos, guru tidak menitipkan tugas alhasil ia bosan. Walaupun teman-temannya sedang asik menonton drakor, Anggun tidak tertarik.

Banyak tangga yang harus dilalui Anggun untuk sampai di perpustakaan. Rasa lelahnya pun terbayarkan ketika sampai di perpustakaan yang masih sepi serta menghirup aroma tumpukan buku.

Rak-rak buku adalah pemandangan indah. Buku-buku dikelompokkan sesuai dengan jenisnya, sehingga mudah untuk dicari.

Gadis itu membawa dirinya menuju rak buku berisikan kumpulan novel. Jemarinya menyentuh tiap novel yang berjejer, merasakan tekstur berkerut khas buku tua seolah berbicara dan memberikan sensasi tersendiri. Anggun sangat menyukai vibes  itu. Sesekali dia meresapi tiap aroma buku untuk mendapatkan ketenangan.

Ketika ia telah larut memilih novel, ekor matanya menangkap seseorang, Anggun ragu, dia memilih untuk melanjutkan kegiatannya.

"Anggun, kamu cari buku apa?"

"Hah... Rega?" tanya Anggun setelah terkejut.

Pasalnya Rega menepuk bahunya.

Rega, seantero sekolah mengenal Rega. Banyak cewek di sekolahnya mendambakan Rega, tak terkecuali Anggun. Namun ia berbeda, Anggun tidak mau mendambakan Rega yang belum ia ketahui sifat dan kepribadiannya.

"Cari novel Ga," jawab Anggun sambil mengambil novel yang menarik perhatiannya. Gadis itu membaca cepat sinopsis di sampul belakang novel. Jika rasa tertariknya tidak berlanjut, maka dia akan mencari novel lainnya.

"Nggun,"

Panggilan Rega membuat Anggun berhenti, lalu menghadap Rega, mata mereka beradu beberapa detik. Pada saat itu, Rega mengamati wajah Anggun cepat. Seperti men-scane keindahan wajah gadis di depannya. Mata bulat Anggun terbingkai kaca mata, hidung peseknya dan-

"Iya Ga?"

Kegiatan itu berakhir, Rega tersadar, "Apa buku Laut Bercerita bagus banget Nggun?"

"Bagus banget! kamu harus baca Ga!" lanjut Anggun cepat dan antusias.

"Oke, oiya apa juga sedih banget?" tanya Rega lagi.

"Iya, apalagi waktu ibunya-"

"Sst jangan spoiler." potong Rega

Anggun membeku, ia memandang Rega, jari telunjuk Rega ada di bibirnya. Anggun salah tingkah, buru-buru dia jongkok, menghindari berhadapan langsung dengan Rega dan menjaga jarak.

Anggun membatin hal apa yang membawa Rega menghampirinya? Padahal dia dan Rega tidak bisa dikatakan akrab, di kelas maupun di chat mereka jarang mengobrol. Tadi Anggun sempat melirik ke belakang Rega, ada teman satu gerombolan anak laki-laki itu, kenapa Rega meninggalkan teman dekatnya dan memilih menghampiri Anggun yang sedang sibuk mencari novel. Mungkin Rega ingin berteman dengannya, maka Anggun harus bersikap baik.

Masih dalam mode salah tingkah, kecepatan Anggun memilih novel bertambah. Beberapa menit kemudian Rega ikut berjongkok, lalu menyodorkan sebuah novel bersampul biru, warna kesukaan Anggun.

"Novel ini bagus Nggun,  aku sudah pernah baca."

Anggun meraih novel itu, lalu membaca judulnya, "Oh, ini karya penulis favorit mu ya? Ini novel fantasi Ga?"

Rega mengiyakan, lalu kembali memberikan rekomendasi kepada Anggun, "Yang itu juga bagus." katanya sambil menunjuk novel tebal di depan Anggun.

"Wah iya kayaknya bagus, itu sudah di buat film juga."

|30DWCNPC2023| Wind After The AshWhere stories live. Discover now