07 Juni 2023

6 0 0
                                    

Satu minggu sudah berlalu dari hari Anggun meminjam novel, dua novel itu pun sudah selesai Anggun baca, sesuai target. Ketika mengembalikannya pustakawan merekomendasikan buku penulis itu untuk dibaca. Ia merekomendasikan buku genre fantasi dan teknologi, rupanya ia memperhatikan selera baca Anggun selama ini. Dengan senang hati gadis itu menerima rekomendasi tersebut.

Dua buku lagi

Kata Anggun dalam hati, setelah itu ia akan tahu maksud Rega.

Bicara soal Rega, dia dan lelaki itu mendapatkan hukuman membuat presentasi materi matematika kemudian mereka harus menerangkannya kepada teman sekelas saat pelajaran bu Afia—Nama guru matematika Anggun—minggu depan.

Pelajar bu Afia besok, untungnya materi presentasi telah siap. Anggun dan Rega pun sudah berlatih di rumah mereka secara bergantian setiap pulang sekolah. Hari ini mereka akan berlatih dengan mas Saga sebagai audiens nya.

Oh jangan lupakan bahwa Anggun juga perlu bercerita tentang kesan membaca dua novel penulis favorit Rega. Ia harus melakukan itu setiap selesai membaca, entah kenapa alasannya. Anggun sudah terlanjur ingin tahun maksudnya sikap aneh Rega.

Lorong dan koridor sekitar kelas Anggun masih ramai, menandakan jam istirahat belum berakhir. Sebelum masuk kelas, Anggun berjalan menuju tangga lantai dua, ia mencari Rega.

Benar saja, lelaki itu sedang mengobrol dengan Aldi dan beberapa anak laki-laki lainnya.

"Hallo Anggun!" Aldi menyapa ramah. Ia berdiri lalu menghampiri Anggun, Laki-laki itu sungguh peka. Ia tau Anggun malu.

"Hai Al, bisa panggilin Rega ga?"

"Oke," Aldi segera menaiki beberapa anak tangga menuju Rega, ia membisikkan sesuatu ke telinga Rega. Segera Rega bangkit dan menghampiri Anggun.

Rega langsung menarik tangan Anggun, "Bicara di perpustakaan." katanya, lalu menarik Anggun mengikutinya.

Teman-teman Rega menyoraki aksi Rega itu. Anggun malu, tapi apa ingin dikata Rega sudah beraksi.

"Ga, aku mau cerita soal dua buku karya penulis favorit mu yang sudah kubaca." mulai Anggun ketika mereka melewati lapangan utama.

Rega sudah tidak menggenggam tangan Anggun, mereka kini bersisian, berjalan dengan tempo yang sama.

"Berarti kurang 2 buku lagi ya?"

"Betul, inget janji kamu lho!"

"Hm."

Setelah menuruni beberapa anak tangga, mereka akhirnya tiba di perpustakaan. Anggun dan Rega menuju rak buku dekat meja tempat bermain catur. Mereka duduk berhadapan.

"Kamu cerita yang tenang. Nanti bu Leli jamkos," Rega meyakinkan, ia bisa membaca ekspresi takut Anggun akan dihukum seperti kejadian tempo hari.

Anggun menganggukkan kepalanya. Ia menarik nafas dan mulai berbicara. Mata Anggun sesekali bergerak ke kanan dan ke kiri. Saat mengingat detail yang lupa matanya akan mengarah ke atas sejenak, saat sudah ingat ia akan menatap lurus ke mata Rega dan bercerita penuh antusias.

"Setelah baca 3 buku penulis itu, sekarang aku tau kenapa kamu suka baca karyanya." tandas Anggun setelah selesai bercerita.

Rega tersenyum, lalu menghela nafas. "Untuk dua buku selanjutnya kamu mau baca itu?" Rega menunjuk dua buku yang Anggun pangku.

"Iya Ga, itu rekomendasi ibu pustakawan. Rupanya dia perhatiin selera bacaan ku."

"Itu seru, asli." Rega memperhatikan wajah Anggun.

"Kenapa Ga?"

Rega tersadar, "Ga papa, sehabis baca buku itu kamu akan tertarik sama dunia teknologi. Bahkan sampai ingin bergelut di bidang teknologi." tambah Rega.

"Kalau ternyata ga seperti yang kamu bilang?"

"Ya gapapa, ayo ke kelas, aku mau menikmati jamkos sama Aldi."

...

Pot tanaman menghiasi halaman rumah Anggun, sembari menunggu Anggun mengambil laptop ia melihat - lihat taman kecil itu.

"Rega, ada kabar buruk." Anggun menghampirinya dengan wajah cemas.

"Kenapa?"

"File presentasinya hilang."

Mereka segera kembali ke ruang tamu. Rega mencoba mencari file tersebut di Recycle Bin namun nihil, filenya benar-benar hilang. "Kamu simpen di tempat lain ga? Di Google Drive atau di mana gitu?"

Anggun menggeleng. "Rega, maaf."

Laki-laki itu menghela nafas, dia lalu menghadap Anggun. Rega sempat kesal, tapi buat apa marah? tidak menyelesaikan masalah. "Ga papa nggun." Rega melihat jam, "Masih ada waktu untuk buat filenya lagi, lagipula kita sudah paham."

"Anggun, jadi ga ni?" Mas Saga keluar dari kamarnya, dia duduk di sebelah Anggun.

"Kayaknya engga mas, filenya hilang."

"Lho, kok bisa hilang?"

Anggun mengangkat bahunya.

"Coba mas lihat," Ia segera merebut alih laptop dari Rega. Mas Saga masuk ke sebuah laman berlatar belakang hitam, kemudian ia mengetikkan huruf beserta tanda baca.

"Nama file kamu apa dek?" tanya mas Saga tanpa menoleh ke Anggun.

"Hukuman MTK."

Segera mas Saga mengetikkan nama file itu, tidak lama kemudian laman itu menutup berganti sebuah tulisan, lalu mas Saga mengarahkan kursor pada pilihan "OK"

Mas Saga membuat folder PPT, Anggun takjub. File itu kini sudah ada kembali.

"Kok bisa mas?"

"Ya bisa."

"Wih keren, anak IT nih."

Mas Saga terkekeh, "Walaupun suka ngeluh ke kamu akhirnya berguna juga, kan?"

"Mau dong bisa kaya gitu mas."

"Yakin?"

"Tidak begitu, hahahaha. Kan udah ada mas Saga, tinggal minta diajarin udah aja."

Mas Saga mengacak-acak rambut Anggun gemas, "Ayo mulai presentasinya."

...

Bersambung

Tema : Buat cerita berdasarkan profesi kalian saat ini. Boleh didasarkan pada profesi atau jurusannya saja, tempat kerja/kuliahnya saja, atau keduanya.

Jurusan : Teknik Komputer dan Jaringan

07 Juni 2023

|30DWCNPC2023| Wind After The Ashजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें