15 Juni 2023

5 0 0
                                    

Suatu sore di kediaman tuan Cleveland Brown. Kala itu terang sore, Cleveland Brown, Jr putra dari tuan Cleveland Brown sedang memanjat tangga di samping rumah guna menyirami tanaman gantung ibunya. Saking asiknya, dia lupa bahwa sedang ada di tangga pijak. Cleveland bergeser ke kanan untuk menyiram tanaman berikutnya, sebelum keinginanya terwujud jatuhlah Cleveland.

DUAK

Cleveland mengaduh kesakitan, tidak lama kemudian datanglah tuan Cleveland Brown, "Hei nak, kau kenapa, cepat bangun."

Cleveland diam, dia masih kesakitan. Tak kunjung ditanggapi, tuan Brown bertanya lagi. "Kau kenapa? Apakah baik-baik saja?"

"Iya." jawab Cleveland singkat.

Dia sedang berusaha bangkit, mengumpulkan tenaga untuk menopang tubuh bongsornya. Setelah berhasil duduk, dia dihadiahi tatapan marah tuan Brown. Cleveland menatapnya balik, lalu melihat sekitar mencari tau apa yang membuat tuan Brown memberikan tatapan garang.

Oh tidak, hampir semua tanaman gantung milik ibu jatuh, potnya pecah berkeping - keping. Tanaman itu sudah ibu koleksi bertahun - tahun, seingat Cleveland ibunya sudah merawat tanaman tersebut dari ia masih  di Taman Kanak-kanak.

"Astaga, betapa cerobohnya kau!"

"Maaf,"

"Kau tau kan betapa ibu mu sangat menyukai tanaman nya. Seharusnya kau berhati-hati."

"Iya."

"Kau tidak ingin membela diri?"

"Mau."

Tuan Brown kesal, dia memegang pundak putranya. "Jadilah tegas, ayo bela dirimu, berikan alasan kenapa ini semua bisa terjadi!"

"Maaf, ini karena aku ceroboh ayah. Aku terlalu asik menyiram mereka, sampai aku tidak sadar sedang berada di atas tangga sehingga aku terjatuh dan tangganya jatuh ke samping menjatuhkan tanaman gantung ibu."

Tuan Brown menghembuskan nafas berat, dia mengusap wajah sekilas lalu kembali berujar, "Jangan ulangin lagi! Apakah kau terluka."

"Tidak."

"Bohong, kau harus peka dengan apa yang dirimu rasakan. Jadilah yakin, dan peduli akan dirimu."

"Baik."

Tuan Brown mengerling, "Tampaknya aku harus lebih tegas mendidik anak laki-laki ku."

Cleveland menunduk, lalu menatap ayahnya kembali, "Maaf ayah, aku belum bisa seperti harapan ayah. Setidaknya aku sudah menjadi anak manis dan lucu."

"Benar kau lucu, tapi ayah akan lebih bahagia kalau kau sehat dan mulai berolahraga."

Tuan Brown meninggalkan anaknya, Cleveland memikirkan kalimat terakhir tuan Brown. Itu benar, sehat penting, sampai kapan dia akan begini, dia harus berubah menjadi  Cleveland versi terbaiknya.

...

Tema :

Karakter yang saya pilih :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Karakter yang saya pilih :

Karakter yang saya pilih :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
|30DWCNPC2023| Wind After The AshWhere stories live. Discover now