02 Juni 2023

9 1 0
                                    

Happy Reading 💗

"Anggun, nanti malam free gak?"

Gadis itu berhenti sejenak mengemasi buku pelajarannya, "Iya Fa, kenapa?"

"Ke alun-alun yuk!" Ajak Fani, dia teman sebangku Anggun.

Anggun menimang sejenak, ia tidak yakin orang tuanya akan memberikan izin. Anggun juga takut ditanyai macam-macam.

"Aku yang minta izin orang tua kamu kalau hal itu yang kamu khawatirkan, oke?"

"Terus aku naik apa ke sananya?"

"Elah, kan deket ke alun-alun tinggal jalan kaki aja."

"Males, dingin juga."

Fani mendecak, "Ish, ya pakai jaket Nggun. Ayo ah gas, ya?"

Anggun tidak dapat beralasan lagi, akhirnya dia setuju untuk pergi ke alun-alun kota nanti malam.

"Duluan ya Fan!" kata Anggun, kemudian berlalu keluar dari kelas.

"Oke, jangan lupa nanti malam ya! Dandan yang cantik juga." tambah Fani.

Anggun berbalik, tersenyum, "Iya siap, pulang duluan ya!"

Gadis itu tidak langsung pulang, dia akan menuju perpustakaan sekolah untuk mengembalikan novel yang dia pinjam lima hari lalu.

Ya, novel rekomendasi dari Rega sudah selesai Anggun baca. Dia lupa untuk memberi tahu laki-laki itu.

Perihal membaca 5 novel karya penulis favorit Rega, tampaknya Anggun akan melakukan itu. Ia ingin tahu, kenapa Rega bersikap tidak biasanya kepada Anggun.

Biasanya mereka jarang sekali berbicara, kecuali perihal PR dan izin tidak mengikuti pelajaran.

Setelah sampai di perpustakaan, Anggun segera ke meja pustakawan untuk mengembalikan bukunya.

"Wah kamu berani baca karya penulis ini?" cletuk sang pustakawan.

"Memangnya ada apa dengan buku penulis itu bu?" tanya Anggun penasaran.

"Kamu belum tau rupanya. Biasanya setelah membaca buku penulis ini akan menghadapi hal aneh dan misterius." jawab pustakawan itu setengah berbisik.

Hal aneh? Anggun tidak merasakannya, jika benar menyebabkan hal itu, mengapa buku karya penulis itu masih diperjual belikan.

Anggun tidak sepenuhnya percaya. Oke gadis itu mencoba berprasangka baik, mungkin hal aneh yang dimaksud adalah pembaca menghayal menjadi tokoh utama di kehidupan nyata. Tapi, bukankah itu wajar dan umum terjadi. Lagi pula mereka sadar sedang berkhayal.

"Maaf Bu, hal misterius apa yang ibu maksud?"

"Rumit bila dijelaskan, tertarik kah kamu mengalaminya?"

"Tidak." jawab Anggun disertai gelengan.

Pustakawan itu tertawa sarkas, "Sayangnya kamu akan segera mengalaminya."

...

Cardigan berwarna cream menutupi tubuh Anggun yang menggunakan kaos berwarna abu-abu. Rambut gadis itu di gelung sehingga menampakkan leher jenjangnya.

Tidak lupa, dia jugu berdandan, sesuai permintaan Fani. Meski hanya mengenakan liptint dan bedak tipis, Anggun sudah seperti namanya.

Fani membuktikan ucapannya. Tadi ia datang langsung ke rumah Anggun untuk meminta izin, dengan luwes dia menjelaskan akan pergi ke mana, dengan siapa dan sampai jam berapa. Pada dasarnya Fani pintar berbicara, oleh karena itu orang tua Anggun langsung setuju dan percaya kepada Fani.

|30DWCNPC2023| Wind After The AshWhere stories live. Discover now