Eps. 35

1.1K 66 7
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"Emosi tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan semakin memperparah."

—🖤—

ZAYYAN terduduk lesu di atas dinginnya lantai rumah sakit. Kakinya sengaja ditekuk, bahkan kepalanya pun dibenturkan berulang kali di antara lekukan kaki.

Harini yang baru saja datang karena mendapat kabar tidak mengenakan dari Syaki, segera bergegas menemui mereka di rumah sakit.

"Sudah tahu istri kamu itu lagi ngidam, dia morning sicknes. Hamil. Kamu malah ninggalin dia. Zayyan! Zayyan!" keluh Harini berhasil membuat kepala Zayyan mendongak.

"Zayyan nggak tahu, Bu. Nayya cuma bilang asam lambungnya naik," sangkal Zayyan.

Harini menghela napas jengah. "Sekarang kondisi Zalfa juga kritis. Kamu ini ceroboh banget ninggalin istri-istri kamu, hanya untuk perkara remeh yang seharusnya nggak perlu kamu cari tahu!"

Zayyan bangkit dengan penuh emosi yang sedari tadi berusaha mati-matian dia tahan. "Remeh kata Ibu? Zayyan lagi usut pelaku yang udah nabrak Zalfa. Ibu bilang remeh?!"

"Kamu terlalu fokus sama masa lalu, sampai kamu lupa ada masa depan yang jauh lebih penting. Untuk apa?!"

"Orang itu harus bertanggung jawab, karena dia, Zalfa koma dan lumpuh!" desis Zayyan sangat tajam.

Harini Terpaku, baru kali ini mata sang putra yang selalu meneduhkan, berkilat merah penuh amarah. Intonasi yang Zayyan gunakan memang rendah, tapi sangat amat menusuk.

Tangannya mengepal kuat, lantas menatap Syaki penuh permusuhan. Mobil yang selama ini dia cari ternyata milik Syaki. Terbukti, tadi mereka menumpangi mobil itu sampai ke rumah sakit.

"Lo kenapa natap gue penuh kebencian gitu, Yan? Ya, sorry gue nggak ada maksud buat ngadu ke Nyokap lo. Gue cuma khawatir, takut terjadi sesuatu sama Nayya dan juga Zalfa."

Zayyan mendekat ke arah Syaki, menghimpit tubuh lelaki itu di tembok. Bersiap untuk menghadiahi bogeman mentah. "Mas Syaki, kan yang nabrak Zalfa! Kenapa Mas nggak nolongin istri saya, kenapa Mas malah menyembunyikan Zalfa di rumah sakit. Kenapa, Mas?!"

Syaki melongo, tidak mengerti dengan perkataan penuh intimidasi yang Zayyan layangkan. "Bini lo gue temuin di kamar mandi, dia jatuh. Nabrak apaan sih, Yan?!"

Zayyan memukul dinding rumah sakit sekuat tenaga. Dia tak sampai hati untuk melambungkan tinjuan di wajah Syaki yang sudah dia anggap seperti saudaranya sendiri.

"Istighfar, Yan. Istighfar," pinta Harini lalu membawa sang putra untuk duduk.

Zayyan berteriak frustrasi. Pikirannya benar-benar kacau balau. Saat pulang dia mendapati dua istrinya sudah tidak sadarkan diri, dan hendak dibawa ke rumah sakit oleh Syaki. Lantas, ditambah lagi saat dia menyadari bahwa mobil yang mereka tumpangi, ialah mobil yang selama ini dicari. Dalang dari semua permasalahan dimulai.

Sekarang, ditambah pula dengan kondisi Zalfa yang kritis akibat kepalanya kembali mendapat benturan hebat. Nayya yang ternyata tengah hamil muda, satu fakta itu bisa sedikit mengobati kepiluan hati. Meskipun kini Nayya masih belum sadarkan diri akibat dehidrasi karena terlalu banyak muntah, tapi perut tidak mendapat asupan nutrisi

"Gue ada salah sama lo? Gue nggak ngerti maksud lo," ungkap Syaki yang kini sudah duduk di samping Zayyan.

Zayyan melirik sinis penuh peringatan. "Mas Syaki jangan pura-pura nggak tahu. Mas Syaki, kan yang sudah menabrak Zalfa!"

Selepas Gulita | END √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang