02| Bocah SMA

3.8K 118 0
                                    











Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.














***














Dalam diam Jeffrey mengamati garis wajah gadis di depannya, duduk di sofa panjang dengan kaki di lipat. Dia memejam, suara Cara yang berteriak kata Daddy memekakkan gendang telinga. Jeffrey ikut beranjak menghampiri, meninggalkan Biru yang masih menutup mata.

Di lihatnya Caramel Yang sedang bergelayut di kaki seorang pria yang memiliki garis wajah yang mirip dengannya, Leonardo Daniel suami dari mendiang adiknya.

“Daddy, Daddy! Papa Jepp punya pacal, ada di kamar Papa Jepp.” Adu Caramel berbisik.

Sayangnya dari jarak beberapa meter Jeffrey masih bisa mendengarnya, dia melayangkan jitakan pada kepala Cara membuat bocah empat tahun itu mencibir. Jeffrey tidak mengindahkan tatapan menyeringai Leon, dia mengambil duduk di kursi ruang tamu.

“Sapa Bang, cantik gak?”

Jeffrey memutar bola matanya malas, tatapan Leon nyebelin. “Dari pada tanya-tanya hal gak jelas, mending Lo bawa Cara ke apartemen Lo, puyeng gue lama-lama.”

“Sapa suruh dia lebih lengket ke lo, lagian dia di sini juga buat jaga-jaga kalo Lo macem-macem.”

Jeffrey mengendus, dia tahu apa yang Leon maksud, tidak jauh-jauh tentang skandal percintaannya yang di sebut membelok. “Gue masih normal gila!”

Leon tergelak.

Lala datang membawa dua gelas kopi, Caramel yang kurang mengerti dengan arah pembicaraan orang dewasa lebih memilih mengikuti langkah Lala, Jeffrey membiarkannya.

“Lo sendiri gimana, gak ke cantol pramugari?” Katanya yang di balas menghindikan bahu acuh.

“Masih susah, nikmati hidup singgel dulu gue.” balas Leon, meminum kopinya. “Lagi pula baru empat tahun, kenangan gue sama Jessy masih kerasa Bang.”

Jeffrey mengangguk, Leonardo memang sosok pria yang memiliki sejuta pesona. Dengan pekerjaannya sebagai pilot, harusnya Leon dapat dengan mudah menjalin hubungan dengan wanita lain. Tapi kembali lagi, lelaki itu lebih memilih hidup sendiri selepas kepergian Jesica, adiknya.

Leon enggan melupakan perjuangan istrinya, beberapa tahun dia sempat mengalami masa-masa terpuruk sampai harus menitipkan Caramel ke Jeffrey. Leon tidak bisa menerima jika wanita yang di cintai mengorbankan diri untuk anak mereka, Caramel.

Tapi seiring berjalannya waktu, Leon berusaha menerima kehadiran Cara. Anaknya tumbuh menjadi gadis kecil yang lucu, Leon tidak akan pernah melupakan Jesica di balik wajah cantik Caramel.

“Btw gue penasaran—”

“Papa, papa!” Caramel berlarian menghampiri Jeffrey, dia memeluk lehernya erat. “Mama nya bangun, matanya terbuka, Pah. Tapi Mama nangis.”

𝘿𝙄 𝘾𝙐𝙇𝙄𝙆 𝙈𝘼𝙎 𝘾.𝙀.𝙊Where stories live. Discover now