10| Gosip

2.1K 77 2
                                    





























Jeffrey tidak tahu, bersama dengan dirinya melangkah, di situlah mata orang-orang yang dia lewati sesekali melirik mencuri pandang ke arahnya. Dengan postur tubuh tinggi dan wajah rupawan, keberadaannya seakan menjadi daya tarik tersendiri.

Jeffrey adalah tipe orang yang perfeksionis saat bekerja, tidak kenal teman apalagi lawan, jika di matanya orang itu salah mau tidak mau Jeffrey harus bertindak tegas.

Di luar dari itu, rumor tentangnya yang memiliki kelainan seksual juga menjadi salah satu yang paling buruk mencoreng nama baiknya. Namun, di sisi lain Jeffrey sendiri tidak ada niatan untuk membuang persepsi buruk orang-orang terhadapnya.

Dengan lengan kemeja yang di gulung sampai siku, sudut bibirnya tertarik ke atas saat seorang gadis baru saja membuka pintu depan. Siang itu, Jeffrey sengaja turun, menunggunya datang.

"Mas Jeffrey," Biru melambai lalu berjalan mendekatinya. "Aku kira salah gedung, ini punya Mas Jeffrey?"

Jeffrey menggusrak rambut gadis itu, beberapa jam yang lalu dia menyuruh Biru mengantar berkas yang ada di meja kerjanya ke sini. Sekedar ingin melihatnya saja, karena pada dasarnya Jeffrey bisa menyuruh Doni si asisten dengan mudah.

"Udah makan?" Tanyanya sembari mengambil alih map berwarna merah di tangan Biru. Gadis itu mengangguk, ini sudah jam satu siang. "Kalo gitu, temani saya makan, nanti saya traktir es krim."

Tak ingin mendengar kata penolakan dari Biru, Jeffrey lebih dulu menarik lengannya pelan. Sesekali menoleh ke Biru yang asik menatap orang-orang disekitar, seperti pemandangan baru di matanya. Gadis itu tampak anggun dengan dress berwarna hitam berpadu moccha di bawah lutut.

"Mas Jeffrey emang suka telat makan siang kayak gini?" sang empu yang di tanya mengangguk santai. "Kalo tahu Mas belum makan aku tadi sekalian aja bawa makanan dari rumah, Bi Lala masak banyak."

"Kenapa gak bawa?"

"Ih, di bilangin aku gak tahu."

Jeffrey mengangguk, "Lain kali bawa makanan saja yang banyak, pasti saya makan."

Biru mengernyit, saat akan bertanya makanan yang mereka pesan sudah datang. Dalam diam Biru mengamati Jeffrey yang fokus ke makanannya, tersenyum gemas, Biru rasanya ingin memeluk Jeffrey. Kemeja putih yang laki-laki itu gunakan terlalu mencetak jelas bisep di lengannya, saat jalan tadi saja banyak yang melihat ke arah sana.

"Ck!"

"Kenapa, kamu bosen?"

Biru menggeleng. "Cuma tiba-tiba kesal, Mas Jeffrey lanjut makan aja."

Namun bukannya melanjutkan, Jeffrey justru menghentikan acara makannya. "Abis ini kamu mau ke mana? Langsung pulang?"

"Langsung pulang," Jawab Biru dengan mulut penuh. "Tapi di rumah bosen. Cara abis sekolah main lagi sama Mas Leon, Mas Jeffrey tahu alamat apartemen Mas Leon nggak? Rasanya aku mau main ke sana."

"Gak tahu,"

"Eh, Beneran gak tahu?"

Jeffrey mengendus, menyoroti Biru dengan tatapan tajam. Bukan apa, dia hanya takut gadis itu macam-macam di apartemen Leon. Tingkah laku Biru itu gak bisa di tebak, kadang Jeffrey kewalahan.

"Lebih baik kamu temani saya kerja saja," putusnya.

"Gak mau,"

Jeffrey menarik kursi yang Biru duduki, menatap gadis itu dengan tatapan malas. "Kenapa gak mau? Nanti kamu saya bawakan makanan yang banyak."

𝘿𝙄 𝘾𝙐𝙇𝙄𝙆 𝙈𝘼𝙎 𝘾.𝙀.𝙊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang