03| Sekaleng bir

3.7K 96 3
                                    


























Setelah kejadian tak terduga waktu itu, Jeffrey gak jadi makan siang di rumah, katanya dia ada meeting mendadak. Tapi, sebagai gantinya cowok itu mengirim pakaian dan perlengkapan cewek buat Biru.

Lala membantu membereskan baju Biru, dari sore tadi sampai sekarang pukul tujuh malam, wanita itu sibuk sendiri. Biru duduk bersila, melipat baju Jeffrey yang sebagian di keluarkan dari lemari. Sedangkan di sebrang, Caramel sudah tidur mengenaskan di samping Biru.

“Bi Lala beneran gak papa? Nanti kalo Om Jeffrey pulang, lihat baju aku di sini gimana? Dia gak marah?”

Biru gusar, dia takut Jeffrey marah karena seenaknya menyentuh barang-barang pribadi. Di tengah rasa gusarnya, Lala menggeleng tenang.

“Justru ini perintah Pak Jeffrey sendiri, non Biru tenang saja. Pak Jeffrey orangnya baik.” Wanita itu menoleh, sekilas melihat raut wajah Biru yang tidak nyaman. “Bibi tinggal dulu, ya? Mau masak makan malam, nanti bibi kesini lagi.”

Biru mengangguk, mengatakan terima kasih sebelum wanita itu benar-benar pergi. Beberapa menit dia masih menguliti aktivitas yang sama, melipat baju Jeffrey. Sampai suara pintu di buka mengalihkan aktivitas nya, Biru mendongak.

Jeffrey menyembul dari balik pintu, mengambil tempat di depan Biru. Dia mengamati baju tidur yang Biru kenakan. Jeffrey mengernyit, perasaan di juga beli baju tidur tadi, tapi motifnya beda.

“Kamu dapat baju itu dari mana?”

“Oh! Tadi Mas Leon ke sini, terus kasih baju banyak banget, katanya punya mendingan istrinya yang masih kelihatan bagus.”

Senyum Biru merekah, dia teringat dengan Ayah kandung Caramel yang seorang pilot, dulu cita-cita Biru ingin jadi pramugari biar bisa naik pesawat. Melihat Leon yang datang kesini menggunakan seragam pilot, Biru jadi antusias.

Jeffrey mengangguk, untuk beberapa saat dia diam lalu mendesah sedikit terganggu dengan panggilan yang Biru berikan pada Leon.

“Kamu tahu umur Leon berapa?”

Biru menggeleng.

“Dua puluh tujuh, cuma beda satu tahun sama saya. Kenapa panggil dia Mas sedangkan saya Om?” Tanpa di sadari, Jeffrey seperti pacar yang merajuk.

“Om Jeffrey juga mau di panggil Mas? Mas Jeffrey?” Bingung Biru, Jeffrey tak merespon, dia memalingkan wajah menatap Caramel.

“Cocok, panggil Mas saja.” Katanya malu-malu.

Biru tersenyum lembut, mengamati punggung Jeffrey yang membelakangi namun dalam hati gadis itu meringis pilu. Orang baik seperti Jeffrey punya kelainan, Biru tak menyangka jika pria tampan di depannya suka sesama jenis. Pantas saja waktu Biru bilang di tidak memakai pakaian dalam, Jeffrey malah kabur, pria itu pasti jijik melihatnya.

Biru menghela, dia akui dia bukan bocah polos lagi, setelah apa yang terjadi membuat Biru sedikit mengerti tentang dunia seksual.

“Mas Jeffrey pasti bisa sembuh!” Biru teriak tanpa alasan, sang empu yang di sebut menoleh dengan ekspresi bingung.

“Sembuh dari apa?”





























***






























Biru meneguk bir kaleng yang ada di kamar Jeffrey, dia tidak bisa tidur. Pukul sebelas malam, gadis itu pergi ke balkon, menatap langit malam yang sedikit mendung. Mata Biru sudah lelah, tapi dia takut saat terpejam nanti, mimpi buruknya datang, seperti tadi pagi.

𝘿𝙄 𝘾𝙐𝙇𝙄𝙆 𝙈𝘼𝙎 𝘾.𝙀.𝙊Where stories live. Discover now