20| Dukungan Leon

1.1K 54 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



~❄️❄️~

Di tengah hening nya malam, suara deringan ponsel kembali terdengar, entah sudah yang ke berapa kali.

Air hangat yang dia tampung ke bathtub sudah kembali dingin, pun dengan jari-jarinya yang berubah keriput saking lamanya dia berendam.

Alunan musik yang terdengar dari ponselnya kembali berubah menjadi nada panggilan, dari orang yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Jeffrey, Biru sempat meliriknya lantas dia abaikan begitu saja.

Pikirannya sedang kusut, dia gelisah. Biru takut Jaeden tiba-tiba datang dan menyuruhnya pulang.

Apa dia akan siap meninggalkan Jeffrey? Setelah apa yang mereka lakukan?

Biru tidak rela, dia mengakui dia suka Jeffrey. Bagaimana laki-laki itu hidup. Lingkungan, keluarga, orang-orang yang dekat dengannya bahkan rumah ini juga Biru suka, berkat Jeffrey.

Semua yang melekat pada laki-laki itu membuat Biru nyaman. "Aku gak mau keluar dari sini."

Biru memejam, kepalanya berdenyut merasakan sakit di sana. Terhitung sejak kembali dari bandara, setelah mengantar Nessa. Biru berendam untuk menjernihkan pikirannya.

Masih menggunakan pakaian lengkap, dia merasa tubuhnya lemas. Sepertinya demam karena hampir seharian dia di dalam air.

Di tengah kelopak matanya yang mulai memberat. Samar-samar dia mendengar suara pintu kamar mandi di dobrak, bayangan seorang pria menemukannya dalam kondisi seperti ini sangat nyata.

Biru tersenyum tipis.

Sebelum kesadarannya di renggut, dia sempat merasakan orang itu menggendongnya keluar dari sana. Menepuk-nepuk pipinya beberapa kali, dan memeluknya dengan hangat.

"M-maaf... Biru nakal."

Tes!

***

Di jam tiga pagi, Jeffrey berlarian di koridor rumah sakit tempat Biru di rawat. Bersama Tania dan Doni di belakangnya.

Raut wajah laki-laki itu panik, Tania yang pada saat itu sedang mengobati lukanya harus terhenti kala George mengabarkan Biru tak sadarkan diri di dalam bathtub.

Tidak memperdulikan kesehatannya sendiri, Jeffrey kekeh ikut ke Jakarta, satu mobil bersama Tania dengan Doni sebagai supir.

Di depan IGD, Jeffrey dapat melihat dengan jelas keberadaan Cara dan Leon yang ikut hadir di sana.

Bocah itu terlihat senang dengan kehadirannya. Dia ingin mendekat. Namun, sang ayah yang tahu situasi lebih dulu menahan, mengamankan sang anak dari urusan orang dewasa yang bikin geleng-geleng kepala.

George berdiri tepat di hadapannya, menarik kerah baju lantas memukul begitu saja.

BUGH!

𝘿𝙄 𝘾𝙐𝙇𝙄𝙆 𝙈𝘼𝙎 𝘾.𝙀.𝙊Where stories live. Discover now