Papa Marah

35 5 0
                                    

****

Kalau ada satu nama yang paling malas untuk Dito sebut, itu adalah nama Gara. Kalau ada satu orang yang paling ia benci di muka bumi, maka orang itu adalah Gara.

Laki-laki itu ternyata lebih menyebalkan dari perkiraan nya. Lebih menjengkelkan karena laki-laki itu hanya bisa menggunakan kekuasaan dari orang tua nya untuk mengancam orang-orang lemah.

Termasuk dirinya. Dito lemah kalau soal Papa, dan bajingan satu ini berani-beraninya mengancam ia lewat Papa.

Lapangan belakang sekolah yang sudah jarang terpakai cukup ramai pada siang itu. Pelaku dari semua kehebohan nya jelas Gara. Orang gila itu sengaja mengancam nya melalui Papa dan juga Raga yang saat ini sudah 5 menit lebih dulu tiba di lapangan belakang. Seperti nya sahabat nya satu itu benar-benar ingin merealisasikan keinginan nya untuk menonjok wajah songong Gara.

"Lo mau apa sih sebenernya?"

Tidak ada Dito yang tenang. Tidak ada Dito yang diam dengan tatapan mengintimidasi. Semua ancaman yang ia dengar membuat aliran darah nya mendidih, laki-laki ini ternyata tidak bisa di lawan dengan cara pintar.

"To, lo di cariin Gara di lapangan belakang sekolah. Gue nggak tau pasti pokoknya dia bawa-bawa Raga sama Papa lo."

"Waduh lama juga ya lo jalan nya. Santai santai, minum dulu mau nggak?" Tawar nya dengan botol air minum yang laki-laki itu lemparkan tepat ke arah nya, jatuh kebawah.

Raga semakin menguatkan kepalan pada jemari nya, ia sudah benar-benar muak dengan segala macam tingkah laku yang anak itu lakukan. Satu kali saja di pancing Raga bisa langsung meledak.

"Nggak usah basa-basi. Lo mau apa?"

Turun dari bangku yang sudah cukup tua tersebut, Gara mendekat. Dari sini Dito bisa mencium aroma nikotin yang menguar, najis. Tidak tau malu.

"Permintaan gue sederhana loh dari minggu lalu. Kenapa lo jual mahal banget sih? Padahal enak kok jadi babu gue, kapan lagi coba?"

"Jaga omongan lo anjing!" Itu Raga dengan kepalan tangan yang semakin kuat, sekali pukul mungkin sudut bibir Gara bisa robek.

Seringaian tipis yang menjengkelkan kembali muncul pada bibir tebal Gara. Menciptakan amarah yang semakin bergejolak, mendorong diri agar Dito tidak menahan nya.

"Kalo gue nggak mau, lo mau apa?"

"Gue mau nya, lo mau."

Tatapan nya semakin menajam membalas tatapan remeh yang Gara berikan padanya. Laki-laki itu merasa tidak terusik sedikitpun.

"Lo siapa nyuruh-nyuruh temen gue jadi babu lo anjing?!"

Kini tatapan remeh nya bergeser pada Raga. Gara mendengus lalu menepuk bahu Raga yang langsung di tepis kasar oleh teman nya tersebut.

"Lo mending nggak usah ikut campur, kalo lo masih mau Papa lo yang chef itu kerja dengan baik dan nyaman."

Emosi Raga semakin memuncak tinju nya nyaris mendarat pada rahang tegas Gara sebelum suara tenang dan dalam Dito mengalun.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hi, Bye Papa! Where stories live. Discover now