CHAPTER 00

456 30 10
                                    

Lüste on Love

Adalah sebuah kisah bergenre romansa yang mampu membuat siapapun yang membacanya akan merasa nyaman, bahkan terbuai akan rasa nikmat dan juga getar ❤️

Happy Reading🔥

Paradise Castelyur Apartemen, 11 Desember 2022 ❤️

Elusan tangan tersebut membuatnya bergerak gelisah. Tetap memejamkan mata, bibir bawah digigit pelan, namun efeknya malah terlihat semakin seksi.

Sang pemilik tangan mulai menyelusuri wajahnya dengan gerakan yang entah bagaimana malah semakin membuat dirinya yang masih terpejam tersenyum menggelora panas.

"Merasa hangat?"

Membuka mata dengan perlahan, dia meraih satu tangan yang menganggur dan menempatkan tangan itu ke pipinya.

"Hangat. Apalagi rasa hangat itu karena sentuhanmu."

"Benarkah? Ini hanya pujian semata atau memang kenyataannya seperti itu?"

Dia membuat gerakan yang manja. Gerakan yang persis seperti anak anjing yang minta dielus. "Menurutmu?"

"Entahlah. Tapi jika memang merasa hangat, itu berarti kenyataan yang nikmat."

Semakin bertingkah manja, maka semakin menjadilah telusuran hangat di sekitar tubuhnya. Sentuhan yang membuatnya bergumam dengan sangat nikmatnya.

"Serius sekali si cantik menikmati sentuhanku. Apa belum pernah mendapatkan hal semacam ini?"

Si cantik itu menggeleng, lalu secepat kilat menggangguk. "Pernah. Tapi hanya di rambut. Elusan sayang."

"Oleh siapa?"

"Banyak. Ada ayah, sahabat dan juga teman."

"Apa bedanya elusan dengan sahabat maupun teman?"

Si cantik tampak berpikir. "Ada bedanya. Jika elusan sayang dari teman itu tidak ikhlas, maka elusan sayang dari sahabat itu ikhlas dan juga nyaman."

Sosok yang bersamanya pun tersenyum. "Berarti elusan sayang dari sahabat pria?"

"Tidak juga. Malah semua sahabatku adalah wanita."

Jawaban jujur itu membuat sosok yang bersamanya semakin menggila. "Berarti aku yang pertama?"

Si cantik mengangguk malu-malu.

"Pantas saja merona seperti ini."

"Apakah aku terlihat jelek saat merona?"

Sosok itu menggeleng seraya memberi kecupan manis di bibir si cantik. "Tidak. Aku malah semakin terpikat karena kau semakin manis saja ketika mengalami hal ini. Rasanya membara dan menggelora sewaktu kita saling mencari kehangatan seperti tadi. Kau sungguh nikmat untuk dihangatkan olehku."

"Apakah aku memang senikmat itu?"

"Sejujurnya ya dan bahkan rasanya aku menginginkannya kembali."

Sosok tersebut menampilkan senyumnya yang membuat si cantik memukul dadanya karena malu.

"Tidak. Aku sudah tahu rasanya. Jadi terima kasih atas sentuhanmu."

Sosok itu mengelus bibir seksi si cantik penuh sensual dengan ibu jarinya. "Jangan mengucapkan terima kasih kalau kita masih saling membutuhkan satu sama lain."

"Kenapa bicara seperti itu?"

Mulai detik itu juga si cantik menatap terkejut pada sosok yang memberikan sesuatu yang selalu membuatnya penasaran akan hal dewasa.

"Karena mulai sekarang si cantik ini sudah menjadi milikku. Jadi sebelum memulai, perkenalkan aku Magrey!"

See you next chapter 👋

Lüste on LoveWhere stories live. Discover now