CHAPTER 15

85 10 14
                                    

Maaf ya kalo baru sekarang di publish lanjutan cerita ini 🙏 Semoga tidak bosan menunggu setiap chapternya 😭 Tidak perlu berlama-lama.......

Happy Reading!

"Selamat pagi!" sapa Mallica setelah dirinya duduk di meja makan, disusul Lelena dari arah belakang dengan sapaan yang membuat Mallica menatapnya tajam.

"Selamat pagi cintaku!" Lelena tidak peduli dengan pandangan Mallica padanya saat ini. Baginya, menikmati menu sarapan buatan Cathy lebih menggiurkan dibandingkan meladeni seorang Mallica yang sepertinya sedang dalam mode mood buruk.

Cathy menatap keduanya heran. Tidak biasanya saling mendiami seperti ini. Apa ada yang dirinya lewatkan tentang kedua sahabatnya ini? Jika saja Cathy tidak ke pesta perusahaan itu, sudah dipastikan dia dapat mengetahui penyebab Mallica dan Lelena sedikit lain pagi ini.

"Kau tidak bekerja, Lena?" Cathy bertanya untuk menetralkan suasana.

"Jadwal pemotretanku siang, Cathy. Jadi masih bisa bersantai." Cathy mengerti dan kini pandangannya mengarah ke Mallica yang hanya menatap makanannya. Tampak raut terkejut terpampang di wajah wanita itu ketika merasakan sentuhan pada pundaknya.

"Ada apa, Cathy?" tanya Mallica dan hanya disambut gelengan wanita cantik itu, meskipun ada pertanyaan yang kini bersarang di kepalanya.

"Lica!" panggil Lelena dan Mallica hanya menatap sekilas saja. "Aku mendapatkan pesan daru Gyuana kalau Sumi sudah berada di Jerman." Pandangan tajam Mallica membuat Lelena terkejut dan Cathy yang mencoba mencerna kalimat tadi.

"Jika kau sudah tahu, kenapa tidak memberitahuku?" Sungguh ini pertama kalinya Mallica marah dan itu membuat kekasih dari penyanyi terkenal dan model seksi bernama lengkap Lelena Venny Ann itu takut dengan pandangan tajam wanita yang berasal dari India tersebut.

"Pesan itu datang tadi pagi dan aku berniat ingin memberitahumu. Tapi mengingat kau marah karena ucapanku semalam, aku pun tidak berani mengatakannya." Penjelasan Lelena membuat Mallica menghirup udara sebanyak-banyaknya agar emosinya sedikit berkurang.

"Sumi?" Mallica dan Lelena menatap Cathy yang mengucapkan nama itu dengan bingung. "Aku juga melihat Sumi berada di pesta itu semalam."

Ingin bertanya lebih lanjut, namun suara bel rumah berbunyi dan mereka bertiga saling menatap.

***

Cathy memandang layar di depannya dengan serius. Ujung pulpen pun sampai digigit. Suara berdeham dari arah depan membuat Cathy memandang dan dia jadi salah tingkah karena ternyata suara itu berasal dari Bos besar dan Jeff yang berada dibelakangnya.

Baru ingin bersuara, Linda yang menjadi ketua di divisi mereka langsung bergegas menghampiri dan menatap hormat pada Bos besar. Seperti perempuan lainnya, Linda sangat terpesona dengan aura yang dikeluarkan oleh Bos mereka ini.

"Apakah salah satu karyawan saya melakukan kesalahan, Pak?"

Pandangan Marcus yang sangat datar membuat Linda menelan ludah dengan susah payah. Namun ekspresi berbeda ditunjukkan Cathy yang menatap tidak suka dengan tatapan itu. Jadi karena menjadi pemilik perusahaan bisa bersikap begitu? Cathy ingin sekali mengacak-acak wajah Bos mereka ini.

Marcus berjalan pergi begitu saja, meninggalkan berbagai macam ekspresi Cathy dan Linda. Jeff yang sudah terbiasa memilih tersenyum ke arah Cathy dan segera menyusul sosok Bos yang sedang aneh itu.

Linda menatap Cathy dengan tajam. "Apa yang kau lakukan sampai bos Marcus datang ke divisi kita?"

Cathy yang bingung hanya menggeleng. "Aku pun tidak tahu. Aku hanya sedang mengerjakan tugas yang kau berikan, Bu."

"Jangan banyak alasan!"

"Cathy memang tidak melakukan apapun, Bu Linda. Bos Marcus tiba-tiba datang begitu saja," ujar Liu cepat karena merasa tidak suka dengan sikap pemaksa ketua mereka ini.

Linda mendengus dan berlalu pergi dari sana. Liu langsung mengambil kursi yang menganggur di samping Cathy dan duduk disana.

"Kalau kau ingin menanyakan hal yang sama, maka aku akan jawab aku juga tidak tahu, Liu."

"Bukan itu yang ingin aku tanyakan. Tapi ada satu hal yang tiba-tiba aku herankan."

"Apa?"

"Saat makan siang Minggu lalu, aku melihat tatapan bos Marcus terhadapmu sedikit aneh dan ketika melihat tatapannya tadi, aku bisa pastikan kalau bos Marcus sedang mengincar dirimu, Cathy."

Cathy berdecak mendengar ucapan Liu. "Jangan pernah bermimpi menjadi cinderella, Liu. Mungkin aku membuat kesalahan di pekerjaanku, makanya bos datang kemari."

"Bukan-bukan! Bukan itu maksudku." Liu menolak jawaban Cathy. "Aku hanya berpikir apa kau dan bos pernah bertemu sebelumnya."

Tiba-tiba pikiran Cathy kembali mengingat peristiwa ke musim dingin tahun lalu.

See you next chapter 👋

Lüste on LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang