CHAPTER 16

80 8 12
                                    

Happy Reading!

"Cathy!"

Panggilan itu membuat Cathy menoleh dan tersenyum canggung saat mengetahui siapa yang sudah memanggil namanya.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak Spincy?" Orang itu Spincy, memasang senyum khasnya yang di sukai para wanita.

"Jangan formal begitu, Cathy. Santai saja."

Bagaimanapun dan apapun juga permintaan itu tetap tidak akan membuat Cathy bersikap tidak sopan, mengingat posisi Spincy di perusahaan ini.

Memikirkan tujuannya untuk menjumpai wanita itu, Spincy memberikan sebuah bingkisan dan di sambut kerutan di dahi indah milik Cathy.

"Apa ini, Pak?"

Pria itu tampak gugup untuk mengatakan alasannya. Kecantikan Cathy jelas membuat Spincy sedikit terpesona, terutama di bagian mata milik wanita itu.

"Itu cendramata yang lupa di berikan Jeff untukmu."

Cathy semakin bingung dengan perkataan itu. "Cendramata apa maksudnya, Pak? Saya tidak mengerti."

"Itu adalah cendramata yang di bagikan saat pesta kemarin. Tapi kami lupa memberikannya padamu."

"Apa orang yang bersama saya juga mendapatkan hadiah seperti ini?"

Spincy mengangguk setelah mengingat jika wanita ini datang bersama DJ yang menjadi langganan Castelyur. "Tentu, semua orang yang datang ke pesta kemarin juga mendapatkannya, termasuk DJ Vin."

Senyuman Cathy yang indah menular kepada Spincy yang ikut tersenyum juga. "Terima kasih atas hadiahnya, Pak Spincy! Sebetulnya saya merasa ragu untuk menerima hadiah ini, mengingat saya masih beberapa minggu di terima di perusahaan ini.

Pria itu mengerti akan kalimat Cathy yang menyaratkan jika sebenarnya wanita itu merasa sungkan menerima hadiahnya. Namun ini sudah menjadi tradisi Castelyur, dimana ketika merayakan pesta pasti akan memberikan hadiah sebagai cendramata untuk para tamu.

"Kalau begitu saya permisi, Pak!"

"Tunggu!" Wanita itu menghentikan langkahnya dan kembali menghadap Spincy. "Apa aku boleh bertanya, Cathy?"

Meskipun ragu, tetapi anggukan Cathy menjawab pertanyaan itu. "Silakan selagi saya masih bisa menjawabnya, Pak Spincy."

Cathy bisa menyimpulkan jika pria yang memiliki posisi sebagai sekretaris itu tengah gugup. Memangnya apa yang ingin di tanyakan sampai seperti ini, pikirnya.

"Boleh aku tahu apa hubunganmu dengan DJ Vin?"

***

Tautan tangan itu membuat sang wanita tersenyum malu. Bagaimana tidak malu kalau saat ini mereka sedang berjalan-jalan di taman yang tengah ramai oleh pengunjung. Senyum usil tersuguh di wajah tampan sang pria.

"Bahagia ya bisa jalan denganku?" Pria itu merasa geli dengan tingkah kekasihnya yang kini menunjukkan ekspresi malu-malu.

"Tidak biasanya seorang Mallica bersikap seperti ini. Apa karena si cantik ini begitu merindukanku?" Tawanya menggelegar karena sang kekasih memberikan pukulan di bahunya.

"Jangan menggodaku, Sumi!" Mallica merasakan tangannya di tahan saat ingin pergi dari sana dan jelas pelakunya adalah pria itu. Ekspresi Mallica yang cemberut seperti ini yang paling di sukai Sumedh Vikram, karena hal itu yang membuatnya bisa terus membuat sang pujaan hati merasa kesal akibat godaannya.

"Lepaskan aku!"

"Tidak akan, Malli!" balas Sumedh menirukan nada suara Mallica. Wanita itu kembali malu karena panggilan sayang itu terdengar dari bibir seksi sang pria. Sumedh yang begitu gemas langsung memeluk Mallica dan dia terkekeh karena wanita itu memukul dadanya.

"Aku sangat-sangat merindukanmu Malli!"

See you next chapter 👋

Lüste on LoveWhere stories live. Discover now