CHAPTER 17

97 9 30
                                    

Maaf ya baru bisa publish 🙏😭
Baru malam bisa pegang HP seperti sekarang ini 😭

Ditempat kerja baru di larang bawa HP. Untung hari ini cepat pulang jadi bisa lanjut nulis. Bahkan instagram pun tidak tahu bagaimana kabarnya 😭😭

Oh ya aku baru mengetahui jika Ryeowook dan Ari akan menikah di bulan Mei nanti setelah melihat grup whatsapp tadi 😍 Rasanya ikut bahagia seperti berita kencan mereka tahun 2020 kalau gak salah.

Mari kita doakan semoga semuanya lancar sampai hari H ya dan Ryeowook dan Ari selalu diberikan kebahagiaan oleh Tuhan Yang Maha Esa ❤

Tidak perlu berbasa-basi lagi karena sudah cukup cerita ini yang sudah basi atau bahkan hilang dari ingatan kalian 😢

Happy Reading!

Mobil berwarna hitam itu melaju dengan santai di jalan kota Hamburg. Seorang supir yang tengah menyetir menatap dari kaca spion ketika mendengar suara dari arah belakang.

"Kita ke Frankfurt!" perintahnya dengan tegas dan supir pun segera memutar balik arah menuju bandara untuk terbang ke kota industri yang terkenal di negara Jerman ini.

***

Mallika yang tiba ke rumah setelah di antarkan Sumedh merasa bingung dengan tingkah Lelena yang bisa disebut sedikit gila.

Bagaimana tidak kalau dihadapanmu saat ini ada orang yang tersenyum lebar seperti itu. Cathy yang baru saja memasuki rumah menepuk bahu Mallika yang terkejut karena melihat sahabatnya itu memandang Lelena dengan aneh.

"Ada apa?" tanyanya dan wanita itu hanya menunjuk ke arah Lelena yang masih tetap dengan tingkah aneh bin ajaibnya.

"Kau tahu Lelena kenapa?"

Mallika harusnya tahu kalau sahabatnya ini masih lugu. Tapi terkadang hal itu justru membuatnya kesal juga.

"Aku tidak tahu, Cathy. Aku juga baru tiba sama sepertimu."

Enta mengapa Mallika pun langsung mendekat lalu dengan santai membelakangi Lelena dan setelahnya sesuatu terdengar dan itu justru berhasil menyadarkan seorang Lelena yang langsung berteriak dan Mallika yang segera melarikan diri.

Cathy malah tidak bisa berkata apa-apa setelah mengetahui apa yang diperbuat Mallika barusan. Mereka berdua memang suka saling menjahili satu sama lain. Jadi tidak perlu heran kalau ada adegan saling membalas.

Cathy memutuskan untuk memasak makan malam daripada mengurusi pertikaian aneh antara Mallika dan Lelena. Saat sedang memotong daging, terdengar langkah dan seruan dari kedua orang itu. Cathy hanya bisa menggeleng karena ini sudah biasa terjadi.

"Kau duluan yang jahil dengan memasukan kadal mainan itu ke dalam tasku," seru Mallika melakukan pembelaan.

"Aku tahu dan aku minta maaf. Tapi tidak seharusnya juga kau kentut di depanku." Mallika terbahak-bahak mendengarnya dan Cathy yang merasa geli. Lelena mendengus kesal sembari duduk di saat satu kursi.

"Aku hanya ingin menyadarkanmu saja. Lagian kau ini aneh, Lena. Bagaimana bisa kau tersenyum seperti itu? Kau tampak seperti orang bodoh kalau kau ingin tahu."

Lelena hanya melirik sekilas Mallika yang kini membantu Cathy memasak. "Tentu saja aku seperti itu karena aku sedang bahagia."

"Bahagia kenapa, Len?" Kini Cathy yang mengajukan pertanyaan.

"AKU BAHAGIA KARENA KEKASIHKU GYUANA AKAN MENYELESAIKAN KONSERNYA DAN PULANG KE JERMAN!" seru Lelena dan malah disambut lemparan sawi oleh Mallika dan Cathy berdecak saat aksi kekonyolan kedua orang itu kembali terulang.

***

"Kenaikan minat pasar investasi di India saat ini begitu signifikan."

"Lalu?"

"Ya otomatis penghasilan yang kau hasilkan dalam pasar saham juga naik bodoh!"

Decakan sinis terdengar dari bibir Sumedh yang sedikit malas menanggapi ucapan Spincy. "Jika kau lupa, bos besar itu lebih menguntungkan dalam minat pasar investasi untuk saat ini, baik itu properti, saham dan banyak lagi."

"Saat ini kita bicara tentangmu. Kalau mau membicarakan tentang untung-keuntungan seorang Marcus Grey Castello itu tidak akan pernah selesai sampai hari Dipawali nanti."

Spincy tertawa karena berhasil membuat Sumedh kesal. "Dipawali masih lama, tolong!"

"Memangnya ada aku bilang besok?"

"Sialan kau!" Sumedh mengumpat dan itu semakin membuat Spincy menertawakan sikap pria itu.

"Kalau ingin membuat keributan lebih baik segera keluar dari ruangan ini!"

Akhirnya bersuara juga sang bos setelah sejak tadi hanya sibuk dengan kertas di atas mejanya. Spincy yang sudah terbiasa hanya mengedikkan bahu tidak peduli. Begitu juga Sumedh yang sudah tahu sifat teman bisnisnya itu.

Spincy melangkah mendekat dan langsung mengambil dengan santai sebuah map yang menjadi tujuannya datang ke ruangan bos sekaligus sahabatnya ini. Sedangkan Sumedh duduk sembari memainkan ponselnya.

"Batalkan kerjasama itu! Tidak ada keuntungan apapun untuk Castelyur."

Sudah ketebak jalan pikirannya. Jadi bagi Spincy lebih baik melakukan tugasnya. "Baiklah!" Setelah itu beranjak pergi dari sana, meninggalkan Sumedh dan Marcus.

"Ada urusan apa kau datang kemari?" Marcus bertanya setelah duduk di depan Sumedh yang memilih menyimpan ponselnya di saku setelah membalas pesan kekasihnya.

"Aku hanya ingin melanjutkan pembicaraan kita tentang rencana membangun sebuah hotel mewah di Jaipur," ujar Sumedh.

Marcus akhirnya mengingat tentang itu. Setelahnya mereka berdua terlarut dalam pembicaraan serius. Sampai pada akhirnya terdengar ketukan pintu yang membuat keduanya menyadari jika sudah memasuki jam makan siang setelah melihat angka yang tertera disana.

Perintah dari Marcus untuk meminta orang yang mengetuk pintu untuk segera masuk segera dilakukan dan masuklah Jeff bersama wanita yang tiba-tiba terkejut dengan orang yang duduk bersama bosnya.

"Cathy?"

"Sumedh?"

Hal ini justru menjadikan Marcus merasa bingung karena 2 orang ini bisa saling mengenal dan itu sedikit mengelus egonya dan Jeff yang sedikitnya paham dengan ekspresi bos satu ini.

Cemburukah?

See you next chapter 👋

Lüste on LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang