CHAPTER 04

134 17 10
                                    

Happy Reading🔥

Suara aneh menjadi backsound ruangan tersebut. Kecupan demi kecupan bahkan lumatan akan semakin liar jika tidak segera dihentikan dengan pelemparan pulpen dan itu disambut decakan pelaku setelah menyuruh wanita seksi yang bersamanya untuk keluar.

"Apa kau akan terus menganggu kesenanganku, Pak Spincy?" ucapnya kesal.

Spincy pun tertawa pelan. "Kau itu lebih memilih aku yang mengganggumu untuk keselamatan atau memilih bos besar yang melihatmu lalu membunuhmu, Zyan?"

Zyan Andreas, si manager yang memegang kendali paling penting di Castelyur menelan ludah setelah kata bos besar terdengar lebih mengerikan baginya. "Aku lebih baik memilihmu, Pak. Jadi terima kasih karena telah menyelamatkanku."

Spincy langsung menempatkan tubuhnya dengan nyaman pada sofa yang tersedia disana. Zyan ikut duduk setelah meminta sekretarisnya untuk membawa minuman ke ruangannya. Dapat Spincy lihat jika Zyan seakan ingin bertanya padanya.

"Jika yang ingin kau ketahui adalah alasannya, maka dengan bangga aku katakan aku juga tidak tahu, Zyan."

"Tidak mungkin Anda tidak tahu alasan bos besar kembali lagi ke Jerman, Pak. Saat itu saya juga sudah memberikan semua laporan yang berkaitan dengan Castelyur pada tuan Castello." Zyan langsung menyuruh OB yang membawa minuman tadi untuk segera keluar.

"Bisa jadi ada laporan yang kau lewatkan sehingga dia memutuskan untuk kembali kesini. Mungkin dia melihat ada kejanggalan atas perhitungan keuangan yang kau kirimkan akhir-akhir ini."

Apa benar ya? Zyan kembali berpikir. Itu tidak mungkin karena setahunya, sebelum laporan saham diserahkan kepada bos besar seharusnya sudah melalui dirinya terlebih dahulu. Apa mungkin ada bawahannya yang bersikap seenaknya di perusahaan ini? Zyan jadi sedikit takut jika dia memang melakukan kesalahan.

"Tenanglah, Zyan. Seandainya kedatangan bos besar lagi hanya karena itu seharusnya kau tidak perlu takut karena selama ini tugasmu tidak pernah salah."

Pria itu mengangguk. "Aku hanya sedikit takut saja, Pak."

Spincy dan Zyan langsung berdiri setelah melihat sang Bos besar dan Jeff si asisten masuk. Sang Bos yakni Marcus Grey Castello langsung duduk di kursi kebesarannya.

Setelah memberanikan diri, Zyan langsung menatap Bos besar yang sedang menatap pemandangan yang tersuguh dibalik kaca.

"Pak, ak-"

"Mulai hari ini aku yang akan memegang kendali atas Castelyur!" Zyan benar-benar terkejut. Berarti benar jika dia memang sudah melakukan kesalahan tanpa dia ketahui. Sungguh ini hari yang sial untuknya jika benar dugaannya tersebut.

"Ma-maafkan saya, Pak! Apa saya akan dipecat?" Suasana yang tadinya tegang bagi pria berkebangsaan Turki-Jerman itu sedikitnya menguar karena tawa dari sang Bos.

"Tentu saja tidak, Zyan. Kau itu sangat jeli serta memiliki kepribadian yang sangat hebat dan bertanggungjawab saat bekerja. Jadi mulai detik ini kau akan aku pindahkan di Castelion."

Castelion? Cabang properti yang paling sukses di Hawaii yang saat ini banyak diminati? Zyan awalnya bahagia bisa mendapatkan promosi itu. Tapi dia langsung terpikirkan kepada orangtuanya yang mulai memasuki usia senja. Zyan hanya pria dari yang keluarga sederhana. Hanya dirinya yang menghidupi kebutuhan keluarga. Jadi apakah dia tega meninggalkan kedua orangtuanya yang sangat dia sayangi itu?

Seperti bisa membaca pikiran, pria itu terkejut saat mengetahui Marcus tahu apa yang sedang dipikirkannya. "Kau bisa membawa orangtuamu ikut serta, Zyan. Aku mempercayakan Castelion untuk kau pimpin."

"Lalu bagaimana dengan Eric, Tuan Castello? Bukankah Eric yang memimpin di Castelion?" ujar Jeff yang memang seingatnya Eric yang memimpin Castelion.

Spincy yang melihat ekspresi marah sang Bos sekaligus sahabatnya itu langsung menyahut. "Eric Ferguson sudah melakukan kesalahan yang membuatnya harus kehilangan seluruh hartanya. Bahkan saat ini masuk pencarian orang oleh kepolisian Hawaii karena telah memperkosa seorang turis dari Malaysia."

Zyan seketika merinding mendengarnya. Karena hal yang seperti ini yang membuatnya terus berhati-hati saat melakukan pekerjaannya. Apalagi posisinya sebagai manager di Castelyur yang memang sangat diminati oleh banyak investor yang tertarik dengan pemandangan yang tersuguh di kota industri Jerman ini. Tapi bagi Zyan tetap orangtuanya yang menjadi pemicunya untuk terus bersemangat bekerja.

"Apa boleh saya membicarakannya terlebih dahulu dengan kedua orangtua saya, Pak?"

Wajah memang terlihat dingin bagi siapapun yang memandangnya. Tapi anggukan kepala serta senyuman kecil yang baru terlihat hari ini adalah awal bahagia bagi Zyan jika seandainya orangtuanya setuju untuk pindah ke Hawaii.

"Terima kasih, Pak. Saya akan memberitahu Anda dengan cepat," ujar Zyan bahagia dan langsung permisi untuk segera bergegas pulang.

Spincy dan Jeff memperhatikan sang Bos yang kembali memandang kota Frankfurt yang memang indah. Apalagi Castelyur adalah gedung tertinggi ketiga di wilayah ini.

Teringat akan sesuatu, Jeff pun menyerahkan sebuah laporan yang berisikan nama-nama yang melamar pekerjaan di Castelyur melalui website yang memang sebenarnya dibuka dan itu hanya berlangsung selama 10 menit. Jadi disini memang diperlukan kecepatan serta ketangkasan dan memang hanya beberapa orang yang melamar yang langsung diterima.

Marcus melihat nama-nama yang tertera di kertas dan tampak puas. Jeff juga ikut senang karena tidak akan mendapatkan tugas tambahan yang membuatnya sakit kepala.

"Apa sudah ada yang datang untuk melakukan interview?" Marcus bertanya dengan raut wajah menyebalkan. Itu menurut Spincy yang masih curiga dengan tindakan Marcus untuk kembali ke negara yang terkenal kejam pada zaman pemerintahan Hitler ini.

"Belum, Tuan Castello! Tapi akan saya pastikan jika saya sendiri yang akan menangani langsung para pelamar." Senyuman miring yang membuat Jeff serta Spincy yakin satu hal tentang tujuan sang penguasa Castle kembali ke Jerman.

See you next chapter 👋

Lüste on LoveWhere stories live. Discover now