CHAPTER 01

227 20 10
                                    

Happy Reading🔥

Aku tidak tahu apakah ini memang keberuntungan yang nyata. Tapi sakit yang aku rasakan saat dicubit sungguh membuat bibir meringis dan pasti ini masih berada dunia nyata. Lalu aku menatap pelaku yang malah tersenyum tanpa dosa setelah membuat warna merah di pipiku.

"Astaga, Cathy! Aku tidak menyangka jika kau akan diterima di Castleyur."

Ucapan sahabatku ini terlalu tinggi. Aku sungguh jujur untuk ini. "Kau berlebihan," jawabku malas.

"Aku setuju dengannya, Cathy. Asal kau tahu saja, kau itu benar-benar beruntung karena diterima dengan begitu mudah di Castleyur."

Aku hanya memutar bola mataku malas. Jujur ucapan mereka itu sungguh berlebihan sekali. Memangnya apa hebatnya Castleyur? Aku hanya tahu kalau itu adalah perusahaan yang bergerak di bidang saham, sesuai dengan keahlianku yang lulusan Administrasi.

"Cathy, apa kau tidak tahu jika Castleyur adalah perusahaan besar?"

Aku berdecak semakin malas. "Lalu?"

"Castleyur itu hanya cabang perusahaan khusus saham, Alexa Cathy Olivie. Nama asli dari perusahaan itu adalah Castle yang dimana juga bergerak di bidang properti dan restoran," jelasnya seperti sedang mengejek kebodohanku.

"Jangan lupakan juga tempatku bekerja."

Kali ini aku terkejut dengan perkataan mereka. "Maksudnya agensimu juga masih berada dibawah naungan Castle?"

"Tentu saja, Cathy."

Aku memegang kepalaku yang tiba-tiba pusing. Aku hanya iseng saat mengirim lamaran kerja melalui website perusahaan itu, karena setahuku Castleyur memang perusahaan saham nomor satu di Jerman.

Sejujurnya aku hanya coba-coba saja setelah mendengar jika masuk ke dalam perusahaan itu sungguh sangat susah. Banyak peraturan untuk menyeleksi-katanya. Tapi aku yang baru 4 hari lalu mengirimnya malah sudah mendapatkan e-mail balasan yang memicu semua percakapan berlebihan kedua sahabatku ini.

"Cathy, kau itu bisa di ibaratkan 1:1000 orang yang dengan cepat mendapatkan e-mail balasan untuk melakukan interview kerja. Kau tahu, orang bahkan harus menunggu 6 bulan bahkan sampai 9 bulan untuk mendapat balasan."

"Benar. Andai saja ada penghargaannya, kau itu sudah mendapatkannya sejak tadi, Cathy."

Aku memejamkan mata karena pusing dengan perkataan mereka. Aku pun memutuskan ke dapur untuk membuatkan minuman daripada mendengar ocehan mereka para sahabatku, Lelena Venny Ann dan Vivi Mallica.

"Cathy, kenapa kau pergi? Kami belum selesai menjelaskannya."

"Sudahlah. Lagipula tidak ada untungnya juga kita membicarakan Castle." Aku menjawab sembari mengaduk coklat panas yang menjadi kesukaan mereka.

"Ya ampun, Alexa Cathy Olivie! Kenapa sikap tidak pedulimu itu harus kambuh detik ini juga, hah?"

Aku menghembuskan nafas jengah karena ucapan tersebut dan melangkah kembali seraya membawa nampan yang terdapat tiga gelas coklat panas ke ruangan tempat kami mengobrol tadi. "Kalian ini ya! Memang apa untungnya bagi kita jika membicarakan Castle? Tidak ada gunanya tahu."

"Bagimu mungkin tidak berguna, Cathy. Tapi kau juga harus tahu siapa yang memiliki perusahaan itu."

"Jika kalian ingin tahu jawabanku, maka aku akan menjawab dengan senang hati kalau pemilik Castle itu hanyalah sesosok pria tua," jawabku dengan wajah santai dan itu berhasil membuat mereka mendengus kesal.

Lelena menatapku dengan gemas. Mungkin gemas disini adalah ingin menghajarku. Berbeda lagi dengan Mallica yang memandangku tajam.

"Kalian kenapa?" tanyaku mencoba memancing mereka berdua.

"Kau ini, Cathy! Kenapa kau itu seperti tidak peduli dengan apapun? Bagaimana kalau misalnya kau itu ternyata terjebak takdir dengan seseorang. Bilang contohnya pemilik Castle. Apa kau ti-"

"Itu tidak akan pernah terjadi, Lelena. Di zaman sekarang ini tidak ada lagi yang namanya Cinderella, Putri Salju atau karakter putri Disney lainnya. Jadi mari bicara fakta dan jangan kebanyakan opini bodoh."

Aku tidak peduli saat decakan itu!

See you next chapter 👋

Lüste on LoveWhere stories live. Discover now