CHAPTER 07

134 14 14
                                    

Happy Reading 🔥

Aku bersama pelamar wanita bernama Mery Van Chloe berjalan mengikuti HRD yang tadi telah melakukan interview yang sedikit sulit menurutku.

"Masuklah ke dalam ruangan ini. Bos besar sendiri yang akan menentukan apakah kalian pantas berada di Castelyur atau tidak."

Sejak tadi aku sudah kesal dengan HRD sok kecantikan ini. Apalagi sekarang dia seperti tentang menyindir atau malah mendoakan kami untuk tidak diterima di perusahaan ternama di kota kelahiranku ini.

"Terima kasih!" HRD itu langsung pergi tanpa membalas ucapanku.

"Padahal body HRD itu tidak berbentuk. Tapi bagian dadanya terus dimajukan. Bukannya terlihat seksi, malah seperti seekor monyet berjalan."

Mery berucap dengan pedasnya. Memang sejak awal saat melakukan interview pada kami, HRD yang bernama Finna itu sudah sengaja mengerjai kami. Membuat Mery terus berucap kata makian dan itu dalam bahasa Prancis. Mery ini besar di negara yang terkenal akan keromantisannya itu. Negara yang aku jadikan list liburan suatu saat nanti.

"Sabar, Mery! Mungkin itu trend untuknya," kataku seraya menenangkannya. "Ayo kita masuk!" Aku mengetuk pintu dan disambut seruan dari dalam. Kami berdua pun masuk setelah ada yang membuka pintu dan itu ternyata Antonius.

"Terima kasih, Tuan Antonius!" Aku dan Mery mengikuti ucapan Antonius untuk duduk di kursi yang ada disana. Aku merasa gugup ketika melihat sosok yang sedang duduk membelakangi kami.

Perasaan macam apa ini? Apa aku pernah bertemu dengan Bos perusahaan ini? Seingat dan setahuku belum pernah dan mungkin tidak akan pernah.

Aku mengerti tentang keadaanku yang hanya berasal dari keluarga sederhana dengan ayah yang bekerja sebagai penjual roti. Seperti yang aku katakan di awal. Jangan bermimpi menjadi Cinderella. Itu akan sangat menyakitkan jika tidak terjadi.

Aku merasakan genggaman Mery di tanganku ketika kalimat perintah dari sosok ini menyuruh keluar. Apa kami yang dimaksud ini? Aku dan Mery belum memulai interview tapi sudah disuruh keluar?

Saat ingin berdiri, aku mendengar pintu yang dibuka dan ternyata ada seseorang lagi di ruangan ini selain Bos perusahaan dan Antonius tentunya. Aku mengangguk saat mengerti kode yang diberikan pria paruh baya itu.

"Apa tujuan utama melamar di Castelyur?"

Bisa tidak melempar gelas yang ada diatas meja ini kepada orang di depanku ini? Seharusnya ketika dia bertanya, maka lihatlah kami. Aku berusaha menenangkan Mery yang sudah gemetar takut. Memang aku akui suara Bos perusahaan terdengar tegas dan bisa membuat siapapun mendengarnya menjadi takut.

"Apa tidak ada yang ingin menjawab?"

Aku menghela nafas saat Mery memintaku menjawab terlebih dahulu. Baiklah mari lakukan Cathy. "Tujuan saya melamar pekerjaan di Castelyur adalah ingin mengasah kemampuan saya di bidang administrasi keuangan karena sesuai dengan jurusan saya ."

Jangan kalian komentari jawabanku karena memang cuma itu kalimat yang terlintas. Lagian sejak awal aku hanya iseng melamar di Castelyur. Bukan karena niat juga. Kalian sudah tahu bukan?

Kini aku mendengar jawaban Mery. Tampaknya dia memang punya niat bekerja di perusahan ternama ini. Aku sudah yakin jika dialah yang akan diterima dan aku ditolak. Aku sudah pasrah jika itu memang benar-benar terjadi.

"Apa ada alasan lain?" Kembali dia bertanya seraya memutar kursi itu untuk menghadap ke arah kami.

Demi Tuhan! Bukannya dia pria itu? Tapi itu tidak mungkin Cathy. Pria itu juga mengaku bukan berasal dari Jerman. Aku mencoba untuk menetralkan diri setelah rasa terkejut yang menyerang dan mulai berpikiran positif tentang pria ini.

Kami secara serempak menggeleng. Sosok Bos itu tampak melihat kertas yang aku yakini adalah data milikku dan Mery. Lalu kembali dia melihat kami dengan tatapan yang menurutku menyiratkan arti yang lain.

Sedikitnya aku terkejut karena tanpa panggilan apapun, Antonius sudah masuk kembali ke rungan ini. Bagaimana cara pria yang akan menjadi Bos kami jika diterima di perusahaan ini memanggilnya?

"Tempatkan Nona Mery di divisi HRD. Lalu Nona Cathy tempatkan di divisi keuangan karena itu keinginannya."

Apa maksudnya? Jadi hanya karena jawabanku tadi maka aku pun akan di tempatkan disana juga? Astaga! Ada apa dengan Bos satu ini? Aku juga melihat raut wajah bingung Antonius atas jawaban itu.

"Tapi, Tuan Castello, bukannya kita kekurangan di bagian pemasaran?"

Aku dan Mery yang memang tidak mengerti hanya bisa menyimak percakapan mereka. Aku menunduk karena pria ini terus melihatku. Aku tidak ingin berpikiran aneh. Tapi kenapa dia memandangiku? Apa iya pakaian yang aku kenakan tidak sesuai dengan style di perusahaan ini?

"Baik, Tuan Castello!" Antonius menatap kami. "Mari ikut saya!"

Kemudian aku dan Mery mulai berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan ini. Dalam hati aku bersyukur, karena keisenganku waktu itu malah membawaku pada keberuntungan yang nyata. Aku berhasil diterima dan itu akan membuat ayah tidak perlu bekerja keras lagi. Terima kasih Tuhan, gumamku.

Entah mengapa aku kembali menatap Bos perusahaan ini dan secara bersamaan dia juga melihatku. Satu hal yang membuatku kembali mengingat malam itu adalah karena mata hitam miliknya.

Senyuman miring pria itu membuatku segera memalingkan wajah. Sedikit menyeramkan juga bagiku. Aku seperti sedang mendengar gumaman akan namaku.

'Cathy!'

See you next chapter 👋

Lüste on LoveWhere stories live. Discover now