Starlight Tear

2.2K 334 88
                                    

please look at me, like the faraway stars
can't you be the one that's in my heart
***

Agam bangun dari tidurnya dengan kepala berdenyut pelan, sudah jam berapa ini? Ia melirik ke jam dinding, pukul delapan pagi, ini hari sabtu jadi Ia bisa bersantai sedikit diatas tempat tidurnya sambil memijit kepalanya pelan. Sekelibat memori Ataya yang memijat keningnya malam itu menghantui kepalanya. Ini sudah hari kesekian semenjak perginya Ataya dari apartementnya, dan semenjak saat itu tidak seharipun Agam pulang kerumah dalam keadaan sadar. Selepas bekerja, entah pulang ke rumah Sony untuk minum atau pergi ke club malam hanya untuk mendistraksi pikirannya dengan alkohol. Agam sadar ini seperti bukan dirinya yang biasa, Ia tidak pernah sama sekali menyentuh minuman itu karena Dara yang melarangnya keras. Tapi sekarang, kenapa Dia jadi seperti ini?

Bel apartementnya berbunyi, membuatnya tersadar dari lamunan panjangnya. Agam berjalan dengan lesu keluar kamar, melihat siapa yang bertamu sepagi ini. Apakah Ataya? Tidak mungkin, gadis itu sama sekali tidak memberi kabar padanya sejak kepindahannya beberapa hari yang lalu.

Saat membuka pintu, wajah adik bungsunya, Rachel, dengan senyum lebar menyapa. Agam mengerutkan keningnya bingung, untuk apa adiknya itu bertamu sepagi ini?

"Ngapain kamu pagi-pagi kesini?"

Agam bertanya setelah membiarkan Rachel mengikuti masuk dibelakangnya, Rachel mengedikkan bahunya acuh, "Mau main lah, sejujurnya aku mau ketemu sama Mas dan Mbakku sih, kangen berat soalnya."

"Loh, Mbak Taya mana, Mas? Belum bangun?"

Rachel mengitari pandangan ke seluruh isi apartement Agam yang sepi, Dia tidak melihat jejak-jejak kakak iparnya disana seperti tidak biasanya.

Agam mendiamkannya, Ia memilih kedapur untuk mengambil minum dari kulkas dan menenggak setengah isi dari botol.

"Mas," Rachel memanggil seraya menghampiri kakaknya itu. "Aduh Mas bau alkohol, mabuk ya semalem??" Rachel menutup hidungnya saat jaraknya berdekatan dengan Agam.

Agam tidak menjawab, tangannya meletakkan botol minum ke meja makan dengan pelan, Ia lupa kemungkinan adik atau keluarganya datang ke apartementnya ini dan mendapati Ataya tidak ada disini. Akan menjadi pertanyaan besar kenapa Ataya tidak tinggal bersamanya.

"Ataya pindah ke apartementnya." Agam berucap seraya menarik bangku didekat meja makan dan duduk disana.

Ucapan Agam barusan membuat Rachel tertegun, maksudnya gimana? Ini kan apartementnya juga? Ataya pindah kemana?

"Maksudnya? Ga tinggal bareng sama Mas lagi? Apa gimana?" Rachel menarik bangku disebelah Agam dan duduk disebelahnya, meminta penjelasan lebih lanjut mengenai ucapan Agam barusan.

"Iya, udah pindah ke apartementnya."

"Kenapa?"

Agam terdiam, tidak menjawab pertanyaan Rachel karena dia juga bingung mau jawab apa. Apa dia jujur saja mengenai perkataannya waktu itu terhadap Ataya?

Rachel menghela nafas, sedikit banyak gadis itu mengetahui permasalahan yang mungkin menjadi alasan mengapa Ataya memutuskan untuk pindah.

"Bunda tau?"

"Engga, kamu jangan bilang-bilang Bunda dulu." Agam menoleh dengan cepat, memandang adiknya itu dengan tatapan waspada.

"Kenapa si, Mas? Mas masih belum bisa terima Mba Taya?" Rachel menoleh, menatap kakak sulungnya itu dengan tatapan tidak percaya, Ia tahu sekali bagaimana Agam mencintai Dara, Ia juga tahu bagaimana kehilangannya Agam pada sosok Dara, tapi kan hidup kakaknya itu masih berjalan, Ia juga sekarang sudah menikah, sudah seharusnya kakaknya itu move on dan memulai hidup yang baru. Toh Ataya bukan orang lain, masih adik nya Dara dan juga Dia wanita yang baik-baik dari segi manapun. Lalu, melihat bagaimana sosok Ataya yang memberi seluruh perhatian terhadap kakaknya itu, Rachel yakin kok Ataya merupakan sosok istri yang baik untuk Agam. Rachel memang baru-baru ini memerhatikan kakak dan kakak iparnya itu sejak diacara lamaran kemarin, terlihat sekali bagaimana Ataya yang slalu memberikan perhatian lebih kepada Agam selayaknya istri kepada suami. Tapi kenapa kakaknya itu tidak bisa melihat Mba Taya sekalipun?

ᴅʀᴀᴡ ᴀ ʟᴏᴠᴇ | JaeroséWhere stories live. Discover now