Hold Me Back

2K 277 74
                                    

Hold me back
from running towards you
****
noted : play the song while reading this part

"Ohh, Okay."

Ataya berucap pelan seraya menunduk, menatap kosong kedua kakinya yang dibalut sandal rumah. Ini kan yang Dia mau, seharusnya Ataya merasa lega kan? Tapi kenapa Dia merasa gelisah.

"Mas menyetujui permintaan kamu untuk bercerai. Tapi dengan satu syarat."

Agam terlihat mengeluarkan selembar kertas yang Ia kenali, sudah dibubuhi tanda tangan dirinya dan juga laki-laki itu, Ataya meliriknya sesaat, sebelum kembali melihat Agam yang menarik lagi kertasnya.

"Mas akan ajukan ini ke pengadilan, tapi setelah anak yang kamu kandung lahir."

Ataya membulatkan matanya lebar-lebar, maksudnya gimana?

"Mas tau kamu hamil, Ta. Dan itu anakku,"

Tangan Ataya sontak memegang perutnya dengan pelan, seolah menyembunyikan hal itu pada Agam yang kini menatapnya dengan serius, sangat amat serius.

"Kenapa Mas yakin kalo aku hamil dan ini anak kamu?" Ataya menatap Agam dengan berani, mencoba untuk meruntuhkan segala keyakinan Agam.

"Karna kita melakukannya, Ta."

Ataya bergeming.

"Mas lihat hasil testpack kamu, semua perubahan dalam diri kamu akhir-akhir ini. Apalagi kemarin kamu sampai masuk rumah sakit. Itu udah buat Mas yakin kalau apa yang Mas lihat benar."

"Enggak. Mas salah." Ataya melirik Agam dengan matanya yang sudah berkaca-kaca, Ia masih enggan memberitahu Agam mengenai kondisinya.

"Kenapa? Kenapa kamu menyembunyikannya? Apa Mas ga cukup pantas untuk jadi Ayah? Apa kamu masih ragu sama Mas, Ta? Mas tau kamu nemuin kotak yang ada di kamar Mas, kan? Mas bisa jelasin—"

"Stop! Aku udah gamau denger apapun penjelasan dari Mas. Aku memang hamil, tapi ini anakku. Aku gaakan minta Mas tanggung jawab karna aku bisa ngebesarin Dia sendiri. Dan Keputusan aku untuk mau cerai juga bukan karna kotak itu. Jadi, aku mau tetap cerai, Mas."

"Iya, tapi setelah anak itu lahir. Dan selama itu juga, Mas tetap ingin kita tetap menjadi suami istri sebagaimana mestinya. Itu syarat dari Mas."

Ataya menyipitkan matanya, menatap Agam dengan pandangan curiga sekaligus kesal setengah mati. Bisa-bisa nya Agam mengajukan persyaratan itu? Kalau begitu ceritanya gimana rencana Ataya yang ingin pergi jauh-jauh dari Agam dan melupakannya? Ataya takut, takut Ia akan kembali luluh dengan sikap dan perilaku Agam nantinya.

"Dia tetap darah daging Mas, dan kamu gabisa pisahkan Kami begitu aja, Ta. Gimanapun juga Mas ayahnya, Mas juga bertanggung jawab atasnya. Mas tau kamu benci sama Mas dan itu gaada hubungannya sama anak itu. Silahkan benci Mas tapi jangan larang Mas untuk bertanggung jawab dan memberikan yang terbaik untuk perkembangannya."

Ataya menggigit bibir bawahnya keras-keras, menahan kesal sekaligus sedih. Ia tidak mengerti pola pikir Agam saat ini. Ini bukan sekedar pilihan mudah untuknya, namun memutuskan untuk tetap bersama Agam disaat hati laki-laki itu tidak untuknya hanya akan membuat dirinya sakit jauh lebih dalam. Ataya sudah lelah, Ia sudah tidak perduli dengan statusnya nanti yang Ia hanya ingin lakukan adalah tetap menjaga anak dalam kandungannya dan hidup bahagia bersama anaknya saja, meski tanpa Agam.

"Mau kamu apa sih, Mas?"

"Tolong beri Mas kesempatan untuk menebus semua kesalahan Mas, hanya sampai anak itu lahir. Setelah itu sesuai keinganmu, Mas akan menceraikan kamu dan tetap membiayai anak kita sebagaimana mestinya."

ᴅʀᴀᴡ ᴀ ʟᴏᴠᴇ | JaeroséWhere stories live. Discover now