Because I Love You

2.4K 301 68
                                    

Those hands that softly touched me
That warm smile toward me
The love that made even tears so beautiful
My heart is still the same

***

Ataya pikir kepergiannya selama tiga tahun akan membuat perasaannya pada Agam hilang begitu saja, karna bagaimanapun tujuannya selain karna menuntut ilmu adalah untuk melupakan perasaannya pada Agam yang saat itu sudah menjadi kekasih kakaknya, Dara. Namun, ternyata salah, rasanya kepergian Ataya hanya menjadi sia-sia saja, pasalnya Ketika Ia dipertemukan kembali dengan Agam, Ia justru semakin merasa perasaannya pada Agam semakin dalam.

Kadang Ataya masih tidak mempercayai bahwa perubahan Agam ini sangat berdampak besar bagi dirinya, terutama bagi hubungan keduanya. Agam yang dulu bahkan berhadapan dengannya saja seperti muak, kini justru menjadi lebih lembut dan slalu memastikan Ataya ada dalam pandangannya, tidak pernah membiarkan Ataya pergi kemanapun tanpa seijinnya. Pada tahap ini, Ataya menjadi lebih banyak bertanya-tanya, benarkah Agam mau mulai semuanya dari awal dengannya? Namun, dibandingkan dari itu semua, Ataya mensyukuri perubahan yang terjadi dalam hubungan keduanya yang kini menjadi lebih baik lagi. Keduanya sudah maju satu langkah untuk menjadi utuh.

"Ta, sayang..."

Ataya tersadar dari lamunannya saat Agam memanggilnya, dilihat suaminya itu berjalan kearahnya dengan penampilan setengah rapih, kemeja putih yang dikeluarkan dengan lengan digulung serta rambut yang masih berantakan.

"Kenapa, Mas?"

Ataya menghampiri, merapihkan rambut tebal milik Agam yang basah sehabis keramas sambil menatapnya.

"Dasi yang biasa Mas pake dimana, ya? Kok Mas kayanya ga pernah liat lagi,"

"Dasi yang mana? Di tempat biasa aku taro gaada?"

"Yang warna abu-abu list merah, sayang. Mas udah cari gaada. Coba sama kamu dicariin mungkin ketemu,"

Ataya mencibir, sudah bukan rahasia umum lagi kalau dalam masalah cari-mencari barang yang hilang di rumah, pasti Ataya yang slalu kebagian seperti mencari harta karun.

"Itu aku udah siapin sarapannya, Mas sarapan dulu aja. Sementara aku cari dulu dasinya,"

Agam mengangguk, lalu berjalan kearah meja makan sementara Ataya menuju ke kamar Mereka untuk mencari dasi milik suaminya. Seingatnya memang biasa Ia taruh di lemari tempat biasa menyimpan dasi dan perlengkapan suaminya itu, namun saat dibuka kembali tidak ada dasi yang dimaksud Agam. Ataya membuka laci-laci yang ada di kamar juga tidak ditemukannya dasi yang dimaksud Agam. Lalu, Ataya teringat kamar Agam dulu, kamar sekaligus ruang kerja Agam akhir-akhir ini. Mungkinkah ada didalam? Ataya masuk ke dalam, membuka lemari-lemari kecil disana namun tidak ditemukan juga. Tersisa lemari kecil di nakas dekat kasur, Ataya membukanya dan benar saja ada dasi yang dimaksud tergeletak disana, saat hendak berdiri sambil membawa dasi di tangannya, Ataya melihat sesuatu didalam laci tersebut, persis di tempat yang sama dasi itu ditemukan.

"Ta, ketemu, sayang?"

Agam memanggil dari luar, membuat Ataya yang hendak mengambil benda itu mengurungkan niatnya. Ia pun beranjak dari sana sebelum menutup laci tersebut.

"Yang ini, kan?"

Agam menoleh, refleks mengambil dasi itu dengan cepat membuat Ataya kaget.

"Kamu nemu dimana?"

"Di laci nakas kamar Mas dulu. Bukan itu, ya?" Ataya melirik dengan takut-takut, pasalnya Agam seperti orang panik saat dirinya menemui dasi itu.

"Kayanya bukan yang ini,"

ᴅʀᴀᴡ ᴀ ʟᴏᴠᴇ | JaeroséOnde histórias criam vida. Descubra agora