Between Love

2.1K 308 43
                                    

My heart just watching my love who is far away
My love coloured by you who were dreamlike
I placed it deep in my heart and remember you

*****


Ataya terbangun saat merasakan gejolak di perutnya naik, Ia melirik kasur sebelahnya yang sudah kosong, sepertinya Agam sudah berangkat pagi-pagi sekali karna Ia bilang semalam bahwa hari ini ada meeting pagi. Lalu Ia pun buru-buru ke kamar mandi saat rasa mual itu semakin menjadi dan mengeluarkan seluruh isinya di wastafel, berkali-kali mencoba untuk mengeluarkan yang mengganjal namun tidak ada apa-apa. Terakhir Ia merasakan mual seperti ini adalah seminggu yang lalu, pikirnya mungkin penyakit magh-nya kambuh lagi, jadi Ia berniat habis ini akan periksa ke dokter. Setelah beberapa menit, akhirnya mual di perutnya menghilang, Ataya segera membasuh mulut dan wajahnya sekaligus. Lalu teringat dengan jadwal datang bulannya yang sudah lewat lebih dari dua minggu.

"Ga mungkin," Gumamnya sambil meraih ponsel dan mengecek kalender bulanannya. Benar saja, seharusnya Ia sudah datang bulan tiga minggu yang lalu.

"Mungkin efek stress deh kayanya, kerjaan juga lagi banyak banget." Gumamnya mencoba meyakinkan diri setelah beberapa skenario dikepalanya muncul.

Ataya duduk dipinggir ranjang sambil memegangi perutnya, kembali memikirkan jadwal datang bulannya yang telat dan efek mualnya yang semakin terasa. Mungkinkah Ia hamil?

Ataya menggeleng cepat, Ia tidak pernah berhubungan badan lagi dengan Agam sejak terakhir kali Mereka melakukannya dengan Agam yang tidak sadar. Juga, meskipun keduanya kini memutuskan untuk membina kehidupan rumah tangga yang lebih baik kedepannya dan mencoba untuk menerima satu sama lain, tapi mengenai soal anak belum pernah dibicarakan lebih lanjut. Tidak mungkin hanya dengan sekali berhubungan sudah membuatnya hamil. Mencoba menyangkal atas pikirannya saat ini, Ataya kembali mengecek kalender bulanannya, melihat tanggal pada saat itu apakah sedang dalam masa suburnya atau tidak.

"Ya Tuhan..."

....

Agam baru saja selesai meeting beberapa menit yang lalu. Ia lupa untuk memberi kabar pada Ataya sejak kepergiannya yang pagi-pagi sekali, lalu langsung menelpon Ataya yang diangkat istrinya itu didering ketiga.

"Halo, Mas."

"Ta, kamu kenapa ko lemes gitu suaranya, sayang? Kamu sakit? Mas ada siapin sarapan tadi sebelum berangkat, dimakan dulu ya."

"Iya. Mas aku ijin ga masuk hari ini, aku gaenak badan dari abis bangun tidur."

"Hah? Mau ke rumah sakit? Mas ijin pulang cepat nanti buat anter kamu."

"Gausah, Mas. Kayanya aku kecapekan aja, butuh istirahat, bukan yang gimana-gimana, kok."

"Serius?"

"Serius, Mas."

"Habis ini kalau sempat Mas ijin pulang ya, kita ke rumah sakit. Sarapannya dimakan dulu aja jangan sampai kosong perutnya."

"Iya, Mas. Tapi gapapa Mas beneran, bukan yang gimana-gimana sakitnya, jadi Mas gausah ijin pulang cepat."

"Iya, please kabarin Mas kalau ada apa-apa ya, sayang. Biar Mas bisa langsung pulang."

"Iya, Mas. Udah aku gapapa, kok."

"Agam, can we discuss about the project in my room, right now?"

Agam menoleh kearah atasannya saat dirinya dipanggil.

"Sure, sir. I'll come."

"Tuh, Mas dipanggil, kan. Udah Mas lanjut kerja aja, nanti aku kabarin kalau ada apa-apa."

ᴅʀᴀᴡ ᴀ ʟᴏᴠᴇ | JaeroséWhere stories live. Discover now