cinta emang tak sederhana

36 4 4
                                    

"Lo ngapain masih deket-deket sama cowo gue?" tanya Naya ketika melihat kedua remaja itu. Galen dan Tamara menoleh secara bersamaan.

"Kamu kesini sama siapa?" tanya Galen diakhiri tersenyum sambil berjalan kearahnya. Pemuda itu takut jika akan ada masalah yang akan dibuat oleh kekasihnya itu, mereka dekat tapi dulu.

Naya menatap Galen malas ketika melihatnya ingin menghampirinya, sampainya pemuda itu disampingnya, Naya menoleh kearahnya tetapi tak lama gadis memakai bando yang bermotif pita berwarna biru laut tersebut berjalan sedikit cepat menghampiri Tamara.

Mendengar suara heels yang dipakai oleh sahabatnya itu membuat ia menundukkan kepalanya pasrah, bahkan ia tak tau harus melakukan apa. Otaknya tidak bisa kosisten sekarang.

Sampainya Naya dihadapan Tamara melihat gadis yang dulunya ceria, tak pernah takut apapun menjadi lembek ketika bertemu dengannya. Aneh, tapi dulunya tidak seperti itu.

Naya tersenyum sinis melihat itu, "Takut lo? Tamara-Tamara, pertanyaan gue belum dijawab sama lo. Ngapain lo deket-deket Galen?"

Galen melihat tingkah Naya pun langsung menghampiri kedua remaja itu, ia takut jika Areksa terganggu dari tidurnya

Galen menghelakan nafasnya perlahan."Nay, stop. Nanti Areksa bangun sayang, jangan berantem. Areksa baru bisa tidur dari semalem karena takut, apa lagi pas pulang dari rumah sakit." bujuknya pelan.

"Dia sakit kah?" Mendengar menjelaskan dari Galen, Naya langsung menoleh dan bertanya. Lalu diangguki oleh Galen.

"Lo kemana aja ketika Areksa sakit, hm? Lo itu memang mantan pacarnya! Tapi dimana otak lo, Tamara. Dia amnesia. Dia lupa ingatan!" sungut Naya.

"Nay... Gue inget kok, lagian hari ini gue kesini kan? Gue tau dia lupa ingatan, gue tau kok. Tapi gue gabisa terlalu deket sama Areksa lagi, Nay." adu Tamara lirih kepalanya menundukkan lemah.

Kedua alis kedua remaja yang di depannya itu pun terangkat, kemudian bertanya secara bersamaan,"Kenapa?"

"Karna gue—"

Ketika Tamara ingin menjelaskan yang sejujur-jujurnya kepada kedua makhluk hidup yang berada dihadapannya itu, namun sialnya handpone bergetar. Gadis itu mengambil handpone dan berdapat nama 'Sagara'.

Naya dan Galen menatap tingkah pun sedikit curiga, apa lagi otaknya masih bertanya-tanya."Siapa, Mar?"

"Gue angkat dulu, ya." pamit Tamara ketika ingin mengangkat telfon dari Sagara dan mencari tempat yang aman. Kedua remaja itu menganggukkan kepalanya.

Ketika Tamara ingin menjauh, Naya menatap curiga padanya."Dia kenapa? Nelfon siapa lagi? Bokapnya? Tapi kalo bokapnya ya disini aja juga bisa."

"Tapi gue juga curiga. Dia tadinya mau jelasin mungkin, ya? Kenapa ga langsung aja. Kenapa make ada acara nelfon segala!" Galen berdecak kesal mengacak-acak ramputnya.

Naya melihatnya menghampiri dan langsung merapikan ramputnya Galen secara perlahan, selesainya ia tersenyum padanya."Jangan diacakin udah ganteng kok,"

Bangsat. Mati muda gue anying! Make acara begini lagi, kalo gini gue ga bisa cool di depan Naya adanya gue detik-detik pingsan, adoyyy! Please.. Gue butuh nafas!!! Help mee! Batin Galen.

Galen tersenyum, "Namanya juga cowo sayang, ya ganteng. Yang cantik ya bencong dan cowo ga tau diri."

Naya menggaruk-garuk hidungnya gatal sambil menatap kearah Galen."Tapi kok, kamu beda ya?"

"Beda apa nih, hm?" tanya Galen diakhiri tersenyum tahan salting.

"Auranya tuh beda bangett gituh, kaya... Kamu selmaan pangeran jangan-jangan, ya? Kamu ganteng bangett..." jawab Naya sambil tersenyum-senyum.

ANTARA DUA SURGA { SELESAI }Where stories live. Discover now