3. Bolos

188 22 11
                                    


Arshaka berjalan santai menuju kantin dengan ketua dan anggota best players di sampingnya, oh, ketuanya Havza. Havza di tunjuk sebagai ketua bukan tanpa sebab, jika dia serius, percaya sama aku deh, pihak atas pun akan tunduk.

"Ini serius kita mau ke kantin aja?" tanya Arshaka. karena ini masih jam pelajaran, dan mereka baru pertama kali membolos, literally benar-benar pertama kali selama mereka hidup, ya so far lah.

"Iya, gapapa udah, lagian kita punya kuasa juga." ujar Harsa sedikit menekan pada kata kuasa.

Kuasa, orang tua mereka sahabat sejak SD, kesana kemari barengan. Sampai membangun sekolah bareng, nikah bareng, punya anak juga bareng. Untung saja hari, tanggal serta bulannya berbeda. Sekolah ini hasil kerja keras papa mereka, bahkan sebelum mereka terlahir di dunia.

Dama mengangguk, "iya, bener kata aca, sekali-kali lah memanfaatkan kekuasaan." ujarnya.

Contoh yang buruk, jangan di tiru ya man teman. - author

Mereka sudah sampai di kantin, semua meja masih kosong, kecuali meja di pojokan. Dan meja itu meja favorit mereka.

"Siapa itu yang bolos?" tanya Afrel.

"Ga tau, tapi kalau di liat-liat itu kayak yohan ga sih?" balas Havza seraya memincingkan matanya berharap bisa melihat dengan jelas.

"Woi jinjun twins!" teriak Harsa yang langsung mendekati mereka. Ah, ternyata mereka adalah Winners, dan yang Harsa panggil tadi adalah Jinan dan Junan.

"Aca tungguin!" teriak -- ya kalian bisa nebak lah ya siapa yang hobi teriak, awal chapter aja udah teriak.

Afrel berlari, di susul yang lain yang hanya berjalan santai. Ketika sampai di sana, sudah ada mata yang saling memandang sinis. Siapa lagi kalau bukan Deon dan Juwan, mereka ada dendam kesumat soalnya.

"Tch, pindah meja lah kita, ga sudi aku semeja sama orang sombong." ujar Deon sinis dengan memandang Juwan.

"Gw juga ga sudi semeja sama lo, kertas!" Deon yang di panggil kertas mendelik tak Terima.

"Apa kamu bilang, kertas?!" teriaknya.

"Deon, udah, jangan di ladenin." ujar Arshaka menenangkan.

"Juwan, lo juga sebagai pihak atas yang baik harusnya ga kepancing emosi." ujar Jinan kepada Juwan.

"Dia duluan, nan." balasnya ketus.

"Kalian kok malah udahan, berantem lagi dong, seru nih!" ujar Havza sambil makan kripik singkong bermerek qtl.

"Havza, minta dong!" teriak Afrel sebelum merebut keripik dari tangan Havza.

Junan yang melihat itu menatap julid Afrel, "udah kecil, suka teriak lagi." ujarnya dengan suara yang cukup keras.

"Apa kamu, gend-hmmphhh!" sebelum Afrel melanjutkan perkataannya, Harsa sudah membungkamnya terlebih dahulu.

"Udah di bilang jangan Body shaming." ujarnya.

"Bleehh, tangan aca asin!" rengek Afrel setelah berhasil melepaskan tangan Harsa dari mulutnya.

'Punya dosa apa aku sampe punya temen-temen random kayak gini Tuhan..' batin Arshaka sambil memasang wajah melas.

Jeano melihat semuanya, termasuk Arshaka yang memasang wajah melas itu, "Njir, gemes benget.." gumam Jeano tanpa sadar.

"Eh, apaan sih lo je, ga ah, gw normal." monolognya lagi.

Yohan yang melihat kawannya berbicara sendiri itu bergidik ngeri, ia pikir Jeano sudah gila. Atau tidak dia berbicara dengan makhluk tak kasat mata, kan serem ya.

FUTSAL | Jaesahi [treasure ft. mashidam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang