7. Can i call u asa?

182 15 3
                                    


Arshaka menggeliat dan mengusap matanya saat sinar matahari mengintip dari sela gorden, Arshaka menguap panjang. Rengganis dan Bayu yang masih tidur sedikit terganggu akan hal itu.

"Ganis, Bayu, bangun.." gumam Arshaka dengan suara serak khas bangun tidur.

"Lima menitt" balas Bayu seraya mengubah posisi tidurnya.

Arshaka acuh, ia turun dari kasur besarnya dan membuka lemari untuk membawa seragam sekolahnya agar bisa ia pakai di dalam kamar mandi.

Sepuluh menit kemudian, Arshaka keluar dengan seragam rapih. Ia berjalan kearah meja riasnya yang penuh dengan skincare mahal.

"Ah, males pake." Arshaka mengambil moistruizing cream dan mengaplikasikannya ke wajah, tak lupa menggunakan lip balm.

Lalu ia turun kebawah dan menuju dapur untuk menghampiri bunda-nya.

"Ndaaa, masak apa?" tanya Arshaka seraya mengintip penggorengan yang berada di kompor listrik.

"Ayam kecap vyy, kesukaan kamu kan?" jawab bunda yang masih fokus kepada ayam kecap.

"Waahh mauuuu!" seru Arshaka yang membuat bunda tersenyum.

"Siapin piringnya, tadi tante udah masak nasi sama sayur sop." Arshaka mengangguk, ia mengambil tujuh piring serta sendoknya dan menaruhnya di meja. Lalu ia kembali untuk mengambil sop dan nasi.

(Skip aja ya, kalau di jelasin sampe ke sekolahnya bakalan panjang)

◒◒◒

Arshaka sudah berada di kelas, bersama Havza dan Harsa yang sudah datang, yang lain belum datang. Havza menelungkupkan kepalanya ke meja.

"Eza takut deh.." gumam Havza.

"Takut kenapa?" balas Harsa.

Havza menghela nafas gundah, "ituuu Winners kan jago banget tuh futsalnya, takut kalah, kalau kalah kan jadi babu!" rengeknya.

"Ga papa lah za, jangan nethink dulu, kamu kan jago main futsal." ujar Arshaka berusaha menenangkan dengan tangannya yang mengelus rambut halus Havza.

Havza melengkungkan bibirnya kebawah, membuat Arshaka serta Harsa panik, gawat jika Havza menangis.

"Jangan nangiss!" ujar Harsa panik.

"Huhu, kalian baik banget, Eza terharu:("

Arshaka dan Harsa terdiam, sepuluh detik setelahnya mereka tersenyum senang. Sahabatnya adalah pemuda yang sangat lugu.

"ASSALAMU'ALAIKUM!" teriak Afrel dengan Dama dan Deon di belakangnya.

"Waalaikumsalam, eh- kita nonis cio!" ujar Harsa.

Arshaka dan yang lain sontak tertawa mendengar ujaran panik Harsa, mereka tidak habis pikir sahabat mereka sangat polos.

Polos apaan anying:)

"Harsa, Harsa." heran Dama seraya menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

Kelas pun mulai ramai, Arshaka, Havza, Harsa, Afrel, Deon dan Dama mengalihkan pandangannya ke depan karena derap langkah kaki guru pun juga sudah terdengar.

Tak lama, guru dengan rambut sebahu serta kacamata hitam berlensa bening datang, itu guru bahasa Inggris.

"Selamat pagi semuanya." sapa bu sarah ramah.

"Pagi, bu!"  jawab para murid dengan semangat.

Bu sarah tersenyum, lalu ia meletakkan buku yang sedari tadi berada didekapannya  ke meja. Bu Sarah menatap para muridnya dengan binar semangat yang sangat ketara di matanya.

FUTSAL | Jaesahi [treasure ft. mashidam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang