10. Eza malu..

154 15 2
                                    


Mata indah itu perlahan terbuka, sang pemilik mata cantik itu meregangkan ototnya sejenak, lalu duduk dengan mata sayu dan berair. Tiba-tiba, tangan besar berurat melingkar di pinggangnya, Havza sontak membelalak kaget.

"Kamu siapa?!" refleknya membuat sang pemilik tangan besar berurat itu ikut terduduk kaget.

"Apa, kenapa?!"

"Loh, Jinan?!" Havza kembali berteriak histeris setelah melihat Jinan.

"Kenapa sih, lo ngagetin tau ga?" Jinan memegang dadanya yang berdetak dua kali lebih cepat.

"Kok kamu ada di sini, aku di mana?!" ujar Havza seraya menoleh ke kanan dan kiri dengan bingung.

"Amnesia dia" cibir Jinan.

"Eh aku denger ya!" ujar Havza.

Jinan mendengus seraya memutar bola matanya malas, "lo ada di apart gw, lagi di kamar gw, emang lo ga inget?" tanya Jinan.

"Inget apa?"

Jinan yang mendengar pertanyaan polos itu hanya memasang wajah julidnya.

"Beneran amnesia lo?" tanya Jinan seraya memicingkan matanya.

Havza memanyunkan bibirnya, berfikir keras tentang apa yang ia lakukan tadi sehingga bisa berada di apart Jinan, ia ga inget beneran.

"Ga inget ji!" gerutunya dengan masih memanyunkan bibirnya.

"Lo tadi gw bawa kesini karena kepala lo pusing, gw ketemu lo di Rumah sakit jiwa waktu lo di ruang Psikolog, inget?"

"Ooohhh, oke, inget." Havza menganggukkan kepalanya faham.

Tiba-tiba, Junan muncul dari ruangan sebelah, ia mengintip ke arah Jinan dan Havza dengan mata berbinar.

"Jun?" panggil Jinan heran.

"Hehe, kalian lucu tau, liat di grup coba, grup Winners." ujar Junan seraya berdiri normal di depan pintu.

Jinan yang bingung mengecek grup, matanya membola sempurna saat melihat foto dirinya yang tengah memeluk Havza erat.

"Anjing, lo dapet dari mana?" tanya Jinan dengan nada tidak bersahabat.

"Tadi.. Gw liat lo sama Havza lagi tiduran sambil pelukan lucu gitu, ya gw poto lah." ujar Junan cengengesan.

"Aishh, Junan goblok, ini si Yohan ampe kirim voice note anjir, apaan nih isinya." Jinan menekan tombol play.

"Anjing Jinan babi, awas lo apa-apain sepupu kiciw lucu gemes gw bangsat, gw tandain lo jancok!" kira-kira begitu lah isi voice note Yohan.

"Ck, Junan bajingan, awas ya lo!" ancam Jinan kepada Junan yang berlari seraya tertawa Terbahak-bahak.

Havza dari tadi diam, pipinya merah sampai telinga, ia malu bukan kepalang. Mana di foto dia keliatan menikmati gitu.

"Kenapa lo? Merah gitu pipinya?" tanya Jinan.

"Ga, ga papa kok." jawab Havza cepat, kepalanya menggeleng kuat.

"Anterin pulang!" Havza membentak dengan kedua alisnya yang mengkerut, lalu bibir mungilnya manyun, gemas.

Jinan menggigit bibir bawahnya, Jari-jari kakinya menekuk, nafasnya tercekat saat melihat kegemasan seorang Havreza albirru.

"Oke, Oke. Habis gw mandi, gw anterin pulang." final Jinan.

◒◒◒

Jinan berhenti di depan gerbang besar berwarna coklat keemasan, itu gerbang rumah Havza. Sedangkan sang empunya rumah berdiri di belakang Jinan seraya mengintip lucu. Di depan rumah terlihat sebuah mobil Alphard hitam terparkir rapih.

FUTSAL | Jaesahi [treasure ft. mashidam]Where stories live. Discover now