Kisah cinta kita-JaeSahi(bonchap)

153 12 2
                                    

+bonus, jangan heran kalau banyak banget

Arshaka membuka pintu rumahnya, mempersilahkan Jeano masuk. Lalu Jeano masuk seraya mengulas senyum khas dirinya, dibalas senyuman oleh Arshaka.

"Aduh, si cantik dateng." ujar Bayu dengan mengedipkan sebelah mata genit.

"Apa sih bay, geli tau ga?" Arshaka bergidik ngeri.

"Siapa itu, sa?" tanya Jeano, ada sedikit rasa cemburu di hatinya.

Arshaka menoleh, ia tersenyum karena tau Jeano cemburu. "Itu sepupu aku, dia emang gitu anaknya."

"Ahh oke, kirain siapa.." Jeano menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa malu.

"Pacar lo, shak? Jelek gitu, gantengan gw"  ujar Bayu.

Arshaka berjalan mendekati Bayu, tangannya masih menggenggam tangan besar Jeano. Jeano mau tak mau harus ikut mendekati Bayu.

Tiba-tiba, secara tak terduga Arshaka menekan pundak Jeano, menyuruhnya jongkok di depan Bayu. Jeano mengernyit bingung, namun ia masih jongkok di depan sepupu Arshaka itu.

"Kamu liatin deh di mana letak kejelekan pacarku" ujar Arshaka sinis.

"Alah tai, kalau mama tau pasti kena marah lo!"

"Terserah."

Arshaka memasuki berlalu ke arah kamarnya, meninggalkan Jeano dan Bayu di ruang tamu.

"Bro, lo ga seharusnya bentak pacar gw, apalagi dia sepupu lo." nasehat Jeano.

"Ga usah sok bijak, bilang aja lo mau tubuh sepupu gw kan?!" bentak Bayu.

Jeano merapatkan giginya, wajahnya merah menahan marah. Tidak, ia tidak boleh manampar atau menonjok laki-laki di depannya. Ia terlihat seperti pihak bawah, lagi pula jika ia menonjok Bayu, kemungkinan besar ia tak dapat restu untuk memacari Arshaka. Ia tidak mau hal buruk itu terjadi.

"Lo ga usah sembarangan ngomong, kalau ga tau apa-apa mending lo diem." ujar Jeano penuh penekanan.

Bayu menyeringai, "kenapa, gw bener kan?" ujarnya.

"Sialan.." desis Jeano penuh amarah.

Bayu semakin menyeringai, ia mengangkat dagunya seolah menantang Jeano. Jeano yang melihat itu menatap tajam Bayu, lalu ia memejamkan mata guna menjernihkan pikirannya. Tak lama, Jeano membuka mata dengan emosi yang lebih stabil. Ia tersenyum mengejek ke arah Bayu, lalu menggelengkan kepala pelan.

"Lo pikir gw bakal kepancing emosi gitu?" Jeano tertawa sarkas. "Ga bakal."

"Sialan!"

Bayu menonjok pipi Jeano dengan keras, membuat suara nyaring yang memancing Arshaka keluar kamar. Arshaka keluar dengan rasa khawatir, takut Jeano serta sepupunya kenapa-napa.

Jeano meringis saat rasa sakit menjalar di pipinya, ia tak sengaja menangkap suatu objek yang menarik perhatian. Calon kekasihnya, Arshaka, berdiri mematung tepat di depan pintu kamarnya. Arshaka menatap dengan tatapan terkejut, seolah tak percaya sepupu laki-lakinya menonjok Jeano.

Jeano menghela nafas, ia menatap Bayu datar. Lalu Jeano pergi menghampiri Arshaka dan memeluknya erat. Berkata bahwa semua baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Aku ga papa, jangan khawatir. Pasti kamu kaget ya, hm?" Jeano tetap memeluk Arshaka walau sang empu tidak membalas pelukannya.

"Je.. Jangan berantem.." Arshaka membuka suara, ia meletakkan kepalanya di pundak Jeano. Tangannya melingkar indah di pinggang Jeano, membalas pelukan hangat itu.

FUTSAL | Jaesahi [treasure ft. mashidam]Where stories live. Discover now