17| Stay with me

57.7K 5.7K 286
                                    

Waktu bergulir begitu cepat, matahari yang semula berada di tengah kini mulai tenggelam menyembunyikan dirinya membiarkan bulan mengambil alih tugasnya sejenak. Pantai yang semula ramai perlahan mulai sepi, hanya menyisakan sosok Aurora yang tersenyum menatap deburan ombak yang berlomba menyapanya.

Aurora terkejut ketika Allaric mengatakan bahwa Allaric menyayanginya. Bolehkah sekarang Aurora egois? Bukankah Allaric menyuruhnya untuk memiliki lelaki itu dengan egois? Bolehkah Aurora melewati garis takdirnya untuk mengikat Allaric dengannya?

Jemari lentik Aurora mulai meraih ponsel dalam ranselnya, mengetikkan beberapa pesan untuk Allaric.

Aurora
📍Share location
Gue tunggu


Biarkan Allaric yang memutuskan akankah ia pantas Aurora pertahankan atau tidak. Seharusnya di waktu ini Allaric bertemu Vanilla di area balap, kembali terpesona dengan keunikan sosok Vanilla. Aurora masih ingat dulu ia harus mengalah karena Allaric lebih mengutamakan pergi ke area balap. Menyadari itu Aurora berdecih, Vanilla dengan segala kelebihannya selalu mengingatkan Aurora akan kegagalannya.

Jahat memang, menyalahkan Vanilla untuk segala kegagalannya di kehidupan sebelumnya. Tapi Aurora sudah lelah, ia benci selalu menjadi yang paling tersakiti tanpa bisa melakukan apapun.

"5 menit lagi, kalau kamu nggak dateng. Aku akan lepas kamu untuk selamanya, Ar" Aurora bergumam sambil menatap jam tangan mewahnya.

Tiba-tiba saja sebuah jaket tersampir indah dibahu Aurora, saat ia mendongak nampak sosok Allaric yang juga berbalik menatapnya. Aurora tersenyum, mengeratkan jaket Allaric agar mampu menahan angin yang berhembus semakin kencang.

"Kenapa?" Allaric mendudukkan dirinya di samping Aurora.

Allaric merasa kelu ketika Aurora tanpa kata memeluknya erat, mencari titik ternyaman dalam dekapannya. Perlahan Allaric membalas pelukan Aurora erat, menumpukan dagunya pada pucuk kepala Aurora. Kedua insan tersebut saling diam menikmati hening yang melanda keduanya.

"Gue mau egois, tolong jaga kepercayaan gue, Ar"

Allaric tersenyum, maniknya bersinar cerah menyambut perkataan Aurora. "Pasti, gue akan selalu jaga kepercayaan lo" bisiknya sambil mengecup pucuk kepala Aurora.

Aurora tersenyum, "Gue cuma ngasih kepercayaan sekali, Ar"

Allaric mengurai dekapan Aurora padanya, ia menatap paras ayu tunangannya dengan lekat. Kemudian tersenyum kecil sembari menangkup kedua pipi Aurora. "Aku pastiin kepercayaan kamu nggak akan sia-sia" bisik Allaric setelahnya mengecup kening Aurora.

"Aku?" Beo Aurora terkejut

Allaric menarik Aurora bersandar padanya, "Hm, kalau lagi berdua kita pakai aku-kamu"

"Lo sehat?"

Aurora terkejut ketika Allaric memeluknya terlalu erat secara tiba-tiba, tangan Aurora terangkat untuk memukul pelan punggung Allaric. "Gue nggak bisa napas, Ar"

"Aku, Ra"

Aurora pasrah, "Ar, aku nggak bisa napas" gumamnya karena pelukan Allaric terlalu kencang.

Allaric melepaskan dekapannya pada Aurora, ia kembali menarik Aurora untuk bersandar padanya. "Akhir-akhir ini kenapa menghindar?"

Aurora menggeleng, "Aku takut"

"Kenapa takut?" Allaric menunduk menatap Aurora yang kini pandangannya fokus pada luasnya lautan.

"Aku takut, ketika aku egois untuk milikin kamu bahkan kasih kepercayaan ke kamu. Itu semua akan berujung kecewa, aku nggak mau kecewa untuk kesekian kalinya"

IridescentWhere stories live. Discover now