36| Karma

28.8K 2.2K 292
                                    

❗️harap membaca part sebelumnya dulu karena Ara sadar udah lama ngga up, hehe^^❗️

■■■■

Gerimis jatuh berbunyi merdu layaknya lullaby yang siap membawa Aurora terlelap dalam mimpinya, namun maniknya masih enggan menyembunyikan diri. Aurora masih terjaga dalam heningnya kamar yang beradu dengan rintik air. Diliriknya jam yang ada di ponsel miliknya, pukul 00.15 dini hari.

"Vanilla juga ngulang semuanya, abang juga. Apa ada orang lain lagi yang juga ngulang semuanya?" Monolog Aurora pelan.

"Vanilla.."

Aurora menatap jendela kamarnya yang kini menampakkan sedikit pemandangan langit malam, "Apa yang bakal lo lakuin untuk kehidupan kali ini?"

Ponsel miliknya menyala, raut wajah Aurora nampak bingung namun kemudian tersenyum singkat menyadari bahwa seseorang itu adalah Allaric.

Allaric🐊
Tidur

Aurora mendengus kesal, Allaric selalu saja mengetahui segala tentangnya.

Aurora
Kok tau?


Tak lama terdengar ponselnya berbunyi menandakan adanya panggilan masuk, tentunya sudah diketahui sang penelpon. Siapa lagi jika bukan Allaric, tunangannya. Tanpa basa-basi lagi, Aurora segera mengangkat panggilan tersebut hingga suara serak Allaric menyambut indra pendengarannya.

"Tidur, Aurora"

Aurora meraih gulingnya, memposisikan dirinya senyaman mungkin. "Belum ngantuk"

"Ada sesuatu yang ganggu pikiran kamu?"

Aurora tersenyum, "Enggak" sejenak ia merasa senang dengan perubahan Allaric yang kini semakin peka dan mengerti hal kecil tentangnya.

"Ar, aku cantik nggak?" Tanya Aurora ragu, sejenak bersiap dengan apapun jawaban yang Allaric berikan.

Bukannya menjawab pertanyaan Aurora, panggilan suara justru diubah menjadi panggilan video oleh Allaric. Saat layar telah menunjukkan sosok Allaric yang bersadar di headbad, kata pertama yang Allaric ucapkan berhasil membuat Aurora terpaku.

"Cantik"

Pipi Aurora merona dalam kegelapan, senyumnya tak mampu ditahan kembali ia akhirnya memilih menenggelamkan wajahnya pada lipatan selimut. Tak mampu lagi menahan rasa salah tingkah akibat perkataan Allaric.

Tawa terdengar dari panggilan video, saat Aurora mendongak, Allaric masih saja menatapnya lekat dengan senyuman tipis. "Kamu salting?"

'Kenapa pake nanya sih?!'

"Enggak! Mana ada" elak Aurora.

Kekehan lagi-lagi terdengar lolos dari bibir Allaric, "Udah malem, Ra. Tidur, besok aku jemput"

"Boleh, tapi pulangnya aku bareng temen" balas Aurora pelan.

Allaric mengerutkan keningnya bingung, "Mau kemana?"

"Hangout, temen aku ngajakin ke street foods pulang sekolah"

"Okay, pulangnya aku jemput" tegas Allaric tak mampu terbantahkan.

Aurora mengangguk pasrah, lantas menguap pelan dengan manik yang mulai berkaca-kaca karena mengantuk. Allaric diam-diam merasa gemas dengan Aurora, maniknya layaknya anak kucing yang begitu lucu dan menggemaskan.

'Shit!'

"Ar, aku sayang kamu" kerjapan pelan dengan manik yang mulai menjemput mimpinya menandakan kesadaran Aurora yang semakin tipis hingga Aurora tak sempat mendengar balasan Allaric untuk kalimatnya. Ia jatuh dalam dunia mimpinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 27, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

IridescentWhere stories live. Discover now