18| How about me?

52.4K 5.4K 363
                                    

Deru motor saling beradu di jalanan menambah ramainya area balap malam ini. Tak jarang kedua motor tersebut saling menyalip satu sama lain, hingga akhirnya kemenangan mutlak berjarak sekitar sepuluh detik dari motor lainnya membuat pertandingan itu dimenangkan oleh Nathan.

Seruan ramai tercipta dari anggota Xavierous yang menontonnya sedangkan helaan napas panjang dan penuh kecewa terlukis di wajah-wajah anggota Haczon yang juga menjadi penonton pada balapan malam ini. Wajar saja, malam ini adalah pertandingan antara Haczon dan Xavierous.

"Jadi? Masih nggak mau ngaku kalau Xavierous menang? Mau tanding ulang?" Hendry membuka suara.

Marsel merangkul Hendry dengan akrab, tingkahnya ini berhasil mendapat tatapan tajam dari Hendry. "Mau bukti apa lagi? Udah kalah terima aja"

"Jangan sok akrab deh, cil" gumam Hendry sambil melepaskan rangkulan Marsel

"Arsel, sini" Gabriel memanggil Marsel layaknya kakak yang langsung dipatuhi oleh Marsel.

Haczon hanya diam menatap Xavierous tajam, manik mereka seolah menunjukkan bahwa mereka siap untuk menerkam Xavierous hidup-hidup. Namun yang mereka lakukan hanya diam menanti perintah dari ketua mereka, Bara.

"Bilangin ketua lo, gue tunggu untuk tanding ulang. Gue mau dia yang lawan gue, bukan babunya" ujar Bara yang kemudian meninggalkan area balap.

"Heh, kurang ajar! Masa iya gue dikatain babu, songong tuh orang" Nathan meledak karena sejak datang ke area balap emosinya kurang stabil.

Gabriel menatap Nathan aneh, biasanya Nathan terkenal dengan ketenangannya namun malam ini terlihat jelas bahwa pengendalian emosi Nathan sangat berantakan. Gabriel pun menepuk pundak Nathan, membuat fokus Nathan beralih padanya sepenuhnya.

"Apa?!"

Javier dan Hendry yang mendengarnya tertawa seketika, sementara Gabriel hanya menatap malas pada Nathan.

"Lo yang apa, kenapa marah-marah nggak jelas dari tadi? Kek cewek banget" ujar Gabriel tenang.

Pertanyaan Gabriel berhasil memancing ingatan Nathan kembali saat bertemu perempuan berhijab beberapa jam lalu di pinggir jalan, wajah itu membayangi Nathan. Entah apa yang terjadi padanya saat ini, tapi perasaan aneh itu menyelimuti Nathan.

"Heh! Malah bengong nih manusia, ditanyain Riel tuh" sahut Hendry memecahkan lamunan Nathan.

"Gue ketemu cewek gila, dia ngatain gue bodoh. Padahal gue aja nggak kenal dia anjir" Nathan bercerita dengan menggebu-gebu.

Gabriel bertatapan dengan Javier, Hendry bahkan Marsel pun tersenyum penuh misteri. Keempat orang tersebut menatap Nathan dengan mata yang berkedip beberapa kali.

"Kenapa kalian? Kelilipan?!"

"Cantik nggak, bang?" Tanya Marsel sambil menyenggol kecil bahu Nathan.

"Apa sih, anjing? Senggol-senggol, lo kira gue apaan?" Sewotnya.

"Nathan kalo jatuh cinta sensinya aja begini, gimana kalo putus. Bumi gonjang ganjing kali" gumam Javier

"Ya lo bayangin aja gue yang pinter ini aja dibilang bodoh. Kalo gue bodoh lo apa?" Nathan cemberut seketika, namun tak lama mengaduh kesakitan ketika Javier memukul kepalanya cukup keras.

"Jangan bawa-bawa kapasitas otak, anjir"

"Jadi, cantik nggak?" Tanya Gabriel mengulangi pertanyaan Marsel.

IridescentOnde as histórias ganham vida. Descobre agora