part 15

10.4K 903 6
                                    

🌈Happy Reading🌈

Plaaakkkk

Tamparan keras begitu memekakkan telinga, hingga yang melihat itu secara refleks memegang pipi mereka masing-masing.

"Apa-apaan tamparan Lo itu, hah!" Rara membentak seseorang yang dengan mudahnya melayangkan tamparan tanpa ia sendiri tahu apa kesalahannya.

"Lo emang pantes buat dapet itu! Jalang kayak Lo ngga berhak ngarepin temen gue!" pemuda itu menunjuknya dengan pandangan yang tersirat kebencian.

Atmosfer disekitar mereka mendadak mencekam hingga...

Puk

Sebuah tepukan pada pundak si pemuda membuatnya berbalik dan langsung menatap netra tajam sebiru samudera bak berlian itu dengan tepat.

"Lagi? Sepertinya tangan Lo itu harus dipatahin ya biar ngga sembarang mukul cewek." ujarnya tersenyum manis namun sarat akan bahaya.

"Lo ngga usah ikut campur!" pemuda itu menunjuk tepat didepan wajahnya.

Kraakkk

"Aahhhhhh brengsek!!" suara telunjuk patah cukup terdengar jelas di telinga gadis itu, bahkan suara teriakan dan makian itu juga terdengar menyenangkan baginya.

"Ups patah deh." ujarnya terkikik geli.

"Ya gimana dong? Telunjuknya patah-"

"Kalau sama tangannya aja gimana?" setelah menjeda ucapannya sejenak kata-kata yang ia lontarkan justru membuat para pengunjung restoran bergidik ngeri.

"Ada apa ini?" tanyanya entah pada siapa.

"Aku lagi nunggu mami disini, dia tiba-tiba datang terus nampar aku, dia juga bilang aku ngga pantes ngarepin Lorenzo! Emangnya sejak mami disini apa pernah aku ngejar-ngejar Lorenzo lagi? Ngga ya! Tolong camkan itu." Raquella menjelaskan seraya memegang pipinya yang terasa kebas saking kuatnya tamparan itu.

"Gue ngga ngerti lagi sama otak dangkal Lo itu, apa sih masalah Lo sama adek Lo sendiri?" ujar Lauren mengemukakan isi pikirannya.

"Oh gadis sialan itu ngadu apalagi sama Lo? Sampe dari markas tiba-tiba dateng kesini cuma buat nyakitin adek Lo sendiri, dan yang janggal adalah, perasaan ngga ada satu pun orang yang tahu kita janjian disini." bungkam! Alvin bungkam tak bersuara. Karna ia sendiri memang mengetahui keberadaan Rara dari Aya yang mengadu dipukuli saat di restoran ini.

*Flashback.

Anggota inti Lion king saat ini berada di ruangan khusus yang berada di sebuah bangunan berlantai dua di ujung kompleks mawar yang terkenal angker menurut orang sekitar.

Bangunan itu sudah direnovasi dan ditata sedemikian rupa hingga memiliki ciri khas kepala singa di setiap ornamennya.

Dilantai bawah terdapat anggota Lion king lainnya yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang bermain game playstation, ada yang bermain biliard, bermain musik dan lain sebagaimana permainan untuk bersenang-senang dan melepas penat.

Di dalam ruangan khusus sendiri seperti biasanya Jhon dan Banu selalu meributkan hal apapun itu seperti sekarang mereka ribut karena game online yang mereka mainkan di ponsel masing-masing.

"Lo kenapa ngikutin gue? Kesana njirrr!" ujar Banu.

"Gue mau kesana Lo aja yang kesana! Tuhkan musuh lawan ogeb! Lawan!!" seru Jhon.

"Iya bentar njir Lo ngagetin gue."

"Iya itu lawan terus! Jangan pake itu ntar gue mati! Tuhkan mati emang dasar ogeb Lo ahh cape gue!" sewot pemuda itu.

Laurencia.Where stories live. Discover now