part 28

6.8K 672 25
                                    

🌈Happy Reading🌈

Di sebuah ruangan bernuasa elegan namun  berbau obat-obatan. Terlelap seorang gadis cantik berwajah pucat seakan darah sudah tak lagi mengalir di tubuhnya.

'Mati dong:-P

Mata yang terpejam erat itu kini mulai terbuka secara perlahan-lahan.
Bulumata-nya yang tebal dan lentik itu bergerak perlahan bagai kipas tuan putri.

'Lebay ah;-)

Kini netra sebiru samudra bak berlian itu telah dapat melihat sekitarnya, namun dengan kerutan di dahinya ia menebak-nebak dimana gerangan ia berada.

Ceklek..

"Akhirnya Lo bangun juga! Lumpuh kagak itu badan rebahan mulu kerjaan Lo selama ini." ujaran sarkas itu membuat si gadis mengalihkan pandangan pada ambang pintu dan ia melihat seorang pemuda bersurai hitam pekat sedang melipat kedua tangannya didepan dada.

Mata biru gelap itu menatap remeh padanya.
Jantungnya seakan berdegup kencang hingga terdengar jelas di kedua telinganya.

Ia tak menyangka akan segera bertemu dengan pemeran antagonis pria secepat ini. Ia menatap pemuda itu dengan syok hingga akhirnya jatuh pingsan.

"Malah tidur lagi." ujarnya menggelengkan kepala.

Pemuda itu berjalan mendekati ranjang yang ditempati gadis cantik tersebut lantas duduk di kursi dengan tangan yang menggenggam tangan lentik dengan infusan disana.

Wajahnya menunjukkan kesenduan dan juga kerinduan yang sangat mendalam pada gadis yang tak sadarkan diri itu hingga.....

Plaaakkk

"Aaaaarrggghhh sakiiittt setaaann!!!" Lauren kembali sadar dengan segera saat pemuda yang duduk didekat tempat tidurnya itu dengan sengaja memukul keras lengannya hingga memerah dan jangan lupakan cap jari tangannya yang tercetak indah di kulit pucat itu.

"Zergan!!! Lo sinting atau gimana, hah? Kenapa Lo mukul gue!" lupakan sejenak tata krama bahasa dan sejenisnya, makhluk didepannya ini harus lebih diutamakan terlebih dahulu.

Pemuda itu memasang wajah polos yang menyebalkan, hingga Lauren benar-benar tak tahu harus berbuat apa.
Padahal tenggorokannya sakit dan sangat kering seperti sudah lama tak terbasahi oleh air.

"Gue mau minum." Zergan memberikan segelas air yang berada diatas nakas padanya. Ia langsung meneguk air tersebut dan merasakan kesegaran didalam tenggorokannya itu.

"Untuk orang yang baru sadar setelah hampir 2 minggu apa 3 minggu ya? Bodoamat lah gue lupa. Ya intinya pemulihan tubuh Lo cepet juga." pemuda itu duduk bersandar dengan masih menyilangkan kedua tangan didepan dadanya.

"Gue lebih ngga nyangka bisa selamat sih." ujaran itu justru membuat Zergan menatap dingin gadis yang kini memainkan ujung rambut panjangnya.

Srekk buugghhh..

Kedua insan itu serentak mengalihkan pandangan pada sebuah kresek belanjaan yang terjatuh dengan seorang pemuda tanggung berparas rupawan memandang mereka dengan ekspresi terkejut.

Lauren merentangkan kedua tangannya walau sedikit terasa kaku dan lemas, ia juga menampilkan sebuah senyum manis diwajah pucatnya membuat pemuda itu bergegas mendekat dan memeluknya erat.

Pundak kecil itu terasa basah akibat air mata yang terus saja berlomba-lomba menuruni mata yang terpejam itu. Suara isakan lirih bahkan terdengar jelas diruangan yang sunyi itu.

"Heh, bocah kamu ingin gadis itu tak sadarkan diri lagi?" tanya Zergan dengan jengah melihat pelukan itu tidak terurai sedikit pun.

Louis mengerucutkan bibirnya, sementara Lauren hanya terkekeh kecil.
"Sudahlah kak jangan seperti itu." Lauren membela adik sepupunya itu.

Laurencia.Where stories live. Discover now