actions speak louder

348 37 6
                                    

Besok ulangan harian, jadi Taufan belajar. Mana tepuk tangannya? Seorang Taufan belajar adalah hal yang patut diapresiasi.

Walaupun pas mau ulangan doang.

Suasananya sepi, tempatnya di ruang tamu. Taufan belajar di meja lipat sambil mojok dan Halilintar awasin dia sambil makan keripik. Krenyes krenyes bunyinya, buat yang lagi belajar agak tergoda buat ikutan ngunyah.

Di ujung meja ada tisu buat ngelap ingus Taufan yang lagi flu. Sebenarnya badan dia agak panas tadi pagi tapi nggak ngasih tau Hali. Kalian semua harusnya dah tau kan kakak merah kita satu ini kayak gimana?

Taufan takut. Nanti kalau kakaknya sampai tau pasti dia langsung disuruh istirahat, padahal masih mau belajar karena belum ngerti apa-apa tentang materi fikih kepemilikan.

Tiba-tiba Halilintar berdiri, buat Taufan kaget.

Halilintar buang bungkus keripik ke tempat sampah terus ambil dompet lalu keluarin sepeda, "Assalamualaikum." katanya pamit, entah kemana.

Taufan ngangkat bahu, menjawab salam dalam hati.

-
-

"Assalamualaikum."

Halilintar pulang dari apotek terus taruh obat atasi panas dan flu di atas meja makan. Nggak ada yang jawab. Gempa lagi di luar sama temannya. Taufan yang tadinya belajar di ruang tamu entah kemana. Mejanya masih penuh sama buku. Feelingnya bener, Taufan demam.

Dia ambil segelas air hangat dan obatnya ke kamar Taufan, nampak di pemilik lagi merem dengan mukanya memerah.

"Istirahat sampai sembuh, besok nggak usah sekolah." ucap Halilintar mutlak. Dia taruh obat dan minumnya di meja sebelah kasur. Taufan duduk dan ambil pelan-pelan.

"Makasih kak."

Halilintar ngangguk, "Iya."

Sebesar itu rasa sayang Halilintar sama kedua adiknya. Sampai nggak bisa diucapkan.

Cerita Biasa (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang