Part 8

70 29 237
                                    

08). MAMI DARRA MODE CEMBURUAN



====================
HAPPY READING
====================






Betapa kesalnya Darra, anak tetangga paling julidnya malah datang ke rumahnya dengan membawa rantang yang pastinya berisi makanan. Kalau lupa, Ningsih namanya. Gadis itu tersenyum santun.

"Sore Mba Darra... Mas Raka."

Jika biasanya Darra balik senyum ketika disapanya, sekarang takan lagi. "Sore, Ningsih. Ngapain lo kesini? Mau caper iya kan?"

"Hah? Aku cuma nganterin ini kok Mba, soalnya Ibu masak banyak buat arisan tadi. Kebetulan sisa lebih daripada mubazir kan," ujar Ningsih seraya memberikan rantang makanan bawaannya itu kepada Darra.

Namun Darra sengaja tidak menggubrisnya, membuat Ningsih menantinya agak lama. Tak enak hati, Raka pun segera menerimanya.

"Makasih ya."

"Sama-sama, Mas. Kalo gitu aku permisi," ujar Ningsih masih dengan logat sopannya.

"Caper!" timpal Darra.

Ningsih pun sempat menoleh karena lagi-lagi ia bingung terhadap perubahan sikap Darra. Seperti saat di kantor Raka, Darra cuek kepadanya. Sungguh, Ningsih tidak mengerti dimana letak kesalahannya.

"Kalo nggak laku jangan jadi pelakor--" Raka segera membekap mulut Darra yang ngaco.

Sebenarnya tuh gini, umur Ningsih 23 tahun. Dia cantik, iya. Selama menjadi warga desa pun ia dikenal sangat santun, berbanding terbalik dengan ibunya yang tukang gosip. Dan mungkin saja yang membuat Ningsih belum menikah, karena ia introvert dan mengedepankan karir.

"Kamu kenapa sih??" tanya Raka yang kali ini sangat heran.

"Kok kenapa, dia itu mau rebut kamu makanya caper!"

Melihat Darra yang menggertaknya dengan kondisi kesusahan menggendong kedua anaknya yang semakin pulas tertidur, Raka seketika peka dan mengambil Kia.

"Jangan ulangi omongan kamu barusan sayang. Dia itu cuma berbagi makanan sama kita. Biasanya juga kamu ngarep dikasih makanan sama Bu Pur karena enak-enak..."

Sialan. Kenapa Raka malah meledek Darra dengan membuka sisi randomnya akan Bu Pur.

"Ya waktu itu kan aku belum sadar kalo selama ini itu cewek cuma caper! Atau jangan-jangan kamu udah kepincut Ningsih ya?"

Seketika Raka mengernyit. Sebenarnya kenapa istrinya itu sejak kemarin-kemarin jadi cemburuan. Apa penyebabnya sih.

"Kita bicara baik-baik yah di dalem? Nggak enak diliat tetangga," ujar Raka sambil tersenyum tipis.

Dan Darra malah dengan durhakanya berdecih acuh seraya membawa Kio ke kamar. Senyum Raka pun memudar. Namun ia tetap mengekori Darra untuk menidurkan Kia juga.

Setelah twins yang tertidur pulas itu dijejerkan di atas kasur, Raka menyempatkan mengecup kening keduanya. Abisnya gemes.

"Padahal mereka belum mandi sore yah sayang, malah tidur..."

Darra lagi-lagi acuh, bahkan kini melenggang ke dapur. Dan Raka siap mengekorinya, sebelum ia tahu alasan istrinya itu jadi over-jealous.

"Ngapain sih ngikutin aku terus! Duduk bisa kan?"

Raka meraih lembut kedua bahu Darra seraya menatap matanya lekat. "Jelasin dulu baik-baik, apa yang bikin kamu tiba-tiba nggak suka sama Ningsih. Dan apa yang bikin kamu tiba-tiba gini ke aku."

THE REAL KELUARGA RECEH [On Going]Where stories live. Discover now