Part 17

68 18 170
                                    

17). LIMA TAHUN GENAP KIA-KIO



====================
HAPPY READING
====================





"Aksaaa!"

Sosok yang dipanggil pun langsung menoleh dan menghampiri sang pemanggil. Siapa lagi kalau bukan si kembar sahabatnya yang tumben-tumbennya sudah duduk manis di dalam kelas? Ini berbanding terbalik dengan Aksa sendiri yang malahan baru berangkat. Apa mungkin hari ini Kia-Kio tengah bersemangat? Sepertinya iya, karena wajah keduanya pun begitu ceria.

Sekarang saja, kedua bocahnya Darra itu melempar senyum termanis. Tak sungkan Aksa membalasnya. Sehingga kini tercipta kehangatan di tengah pagi yang lumayan dingin ini.

"Aksa! Aksa tau nggak..."

Aksa menggeleng atas pertanyaan Kia yang begitu sumringah.

"Om nya Kia-Kio bulan depan mau menikah tau! Kia jadi domas kecil yang cantik deh!" sombong Kia seraya mengibaskan poninya.

Sedang Aksa langsung meresponnya dengan tersenyum. Menghargai. "Oyaa? Kia-Kio seneng deh punya om, bentar lagi punya tante juga. Aksa punya tante, tapi gila."

Yura yang Aksa maksud. Alias kakak kandung Diva mamanya. Kia-Kio yang sama seperti Aksa--tak tau masa lalu orang tua mereka masing-masing pun hanya bisa mengernyit.

"Kasian," lirih Kio.

Namun tampaknya Aksa malah tersinggung, ia menunduk lesu. Sebelum akhirnya Kia memekik keras kembali memecahkan suasana.

"OIYAAA AKSA! BESOK KIA SAMA KIO ULANG TAHUN TAU!"

Tentu saja Aksa kaget. Dadakan begini. Seketika ia sibuk memikirkan kado apa yang cocok untuk si kembar. Sementara ia belum tau lebih tentang kesukaan keduanya.

"Iya Aksa, besok Kia-Kio ulang tahun di sekolah! Kayak mami kan, Kia? Kata papi waktu TK mami juga ulang tahun di sekolah kan, Kia?"

"Iya Kio mami cadel! Supermarket aja jadi supelmacet! Payah!" sahut Kia secara tidak langsung sedang mengejek maminya.

Lah kok nggak ngaca ya?

"Aksa kok diem! Aksa denger apa enggak sih Kia tadi ngomong apa? Kia sama Kio besok ulang tahun di sekolah tau. Besok Aksa dapet kue sama jajan yang banyak deh pokoknya! Katanya Aksa sahabatnya Kia-Kio!" gerutu Kia sengaja menyenggol bahu Aksa.

Aksa pun tersenyum. "Potong kue di sekolah? Semuanya dapet jajan?"

Kia-Kio mengangguk kompak. "Kuenya buatan omah Riska! Gedeeee bangettttt! Gambar opet tau!"

Mendengarnya, Aksa sontak tertawa kecil. Tidak heran lagi sih dengan upin-ipin lovers itu. Tapi masalahnya, Aksa masih bingung kado apa yang akan ia berikan besok.

"Kok Kia-Kio baru ulang tahun sih. Aksa udah ulang tahun bulan kemarinnya lagi."

"Berarti Aksa duluan yang lahir!" seloroh Kia tiba-tiba merangkul Aksa yang lebih tinggi darinya itu.

Membuat Aksa sedikit tertegun. Apalagi gadis kecil itu menatapnya dengan senyuman aneh.

"Aksaa, Aksa nggak usah kasih Kia-Kio kado ya," pinta Kia seolah tau apa yang Aksa pikirkan sejak tadi.

Tidak ada respons lagi. Aksa hanya diam mengatur napasnya yang sedikit tertahan. Berdekatan dengan Kia itu sangat tidak baik baginya. Gadis kecil yang menjabat sebagai sahabatnya itu terlampau imut, jujur membuatnya selalu ingin mencubit pipinya. Kalau ada tawaran menjadikan Kia sebagai adiknya, Aksa mau. Mau sekali.

THE REAL KELUARGA RECEH [On Going]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora