Part 15

70 25 275
                                    

15). ASIKNYA BARENG KIA-KIO



====================
HAPPY READING
====================





Aksa dengan tas bergambar ultraman nya, berada di tengah Kia-Kio. Ketiganya kini bergandengan tangan, berlarian kecil dengan wajah sumringahnya menuju berdirinya Diva yang berada di ambang pintu gerbang Taman Kanak-kanak mereka. Dimana di belakang wanita yang menyandang sebagai ibunda Aksa tersebut, bertenggerlah sebuah mobil mewah yang pasti adalah miliknya.

"Mamaa!" panggil Aksa senang. "Ayok anterin Kia-Kio pulang."

Diva mengangguk, sembari menerbitkan senyum terbaiknya. Habis, ia merasa gemas melihat wajah bangga Aksa karena telah berhasil membawa Kia-Kio. Yaa, dua unyil nya Darra memang sangat menggemaskan. Patut saja Aksa suka.

"Kia-Kio duduknya di tengah sama Aksa yaa, tante di depan."

"Siap tanteee. Yeyyy let's goo!" pekik si kembar bergelagat tak sabar.

Aksa pun sempat tersenyum gemas. Lalu pertama-tama ia mempersilahkan Kio masuk ke dalam mobilnya, kemudian Kia. Namun ternyata Kia kesusahan naik meskipun sudah berjinjit-jinjit, karena kakinya itu terlalu pendek dan mungil. Sehingga Aksa spontan membopongnya. Ini lucu.

Alhasil ketiga bocah TK itu telah duduk di bangku tengah, dengan Kia berada di tengah Kio--adiknya dan juga Aksa. Sementara Diva duduk di depan, samping sang supir.

"Itu papinya Aksa ya?" bisik Kia, tepat di telinga kiri Aksa.

"Iishh! Itu sopirnya mama sama papanya Aksa."

"Oo pak sopir," gumam Kia mengerti. "Kio! Kok mami sama papi nggak punya sopir yah Kiooo."

Kio mengangguk. Benar juga ya, kenapa Darra sama Raka nggak punya sopir pribadi kayak keluarga Aksa.

"Kan papanya Kia-Kio di rumah... bisa nyetir kemanapun Kia-Kio pergi."

"Emang papinya Aksa nggak dirumah?" timpal Kio menanggapi penuturan Aksa itu.

Aksa mengangguk. "Papanya Aksa kan orang Inggris. Jadi kerjanya di sana terus pulangnya jarang. Iya kan, ma?"

Diva menoleh dan hanya mengangguk. Ya, Jessen adalah nama suaminya. Cowok yang ia temui di Inggris waktu kuliah dulu, kini juga bekerja di negara asalnya.

"Kia nggak tau Inggris ah taunya Malaysia. Rumahnya upin-ipin!" pekik Kia langsung disetujui Kio.

Aksa terkekeh kecil.
"Kia-Kio suka banget upin-ipin deh..."

"Upin-ipin lucu, Aksaa. Botak!"

"Cikgu besarnya juga lucu tau kayak doraemon! Gembrot!"

"Oiyaa! Opet juga lucu tauu!"

"Huhh Kio jadi pengen ketemu jarjit," desah Kio menangkup pipinya.

Aksa hanya bergeleng gemas.
"Kalo Aksa sukanya sama Boboiboy! Boboiboy apiiiii~~"

"Ya! Kio juga sukaa!" timpal Kio senang. "Tapiii biasanya kalo Kio mau nonton Boboiboy malah remotnya diambil Kiaa. Kan sebel."

"Abisnya Kia nggak suka adudu. Jelek kayak alien. Wlekk!"

"Rumahnya Kia-Kio masih jauh?" tanya Aksa menengahi.

Sedangkan yang ditanya malah saling bertatapan. Mana hafal mereka dengan jalan pulang.

"Kia nggak tau Aksaaa. Tapi rumahnya Kia-Kio yang gede banget ya Aksaa. Pak supir! Nanti berhenti di rumah yang paling gede yah..." ujar Kia dengan logat lucunya.

THE REAL KELUARGA RECEH [On Going]Where stories live. Discover now